*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Dayak Murut adalah rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Utara, Brunei
Darussalam dan Sabah-Sarawak, Malaysia. Kelompok populasi Murut berasal dari kelompok
populasi yang sama. Meski kini berbeda-beda tetapi memiliki bahasa dan adat
istiadat yang mirip.
Link YOUTUBE https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Bahasa-bahasa
Murut ialah sejenis keluarga bahasa Austronesia yang berkait rapat, dituturkan
di kawasan pedalaman utara Borneo oleh warga Murut dan Tidung. Bahasa-bahasa
Murut ialah (Lobel 2013): Murut Jati (Murut Timugon dan Murut Tagol); Dialek
Murut (Murut Keningau, Murut Beaufort (Binta’), Murut Tabalunan/Serudung, Murut
Selungai, Murut Sembakung, Okolod, Bookan, Murut Tanggala, Paluan, Murut
Agabag/Tinggalan); Tidung (Burusu, Kalabakan, Nunukan, Sesayap). Bahasa Tagol
lazimnya digunakan dan difahami oleh majoriti besar masyarakat Murut. Lobel
(2013:360) juga menyenaraikan bahasa Abai Sembuak, Abai Tubu dan Bulusu
(semuanya dituturkan berhampiran bandar Malinau, Kalimantan Utara) sebagai
Murutik. Sebaliknya, Sungai Abai, yang dituturkan di timur Sabah, ialah bahasa
Paitan. Lobel (2016) merangkumi bahasa-bahasa Murut berikut, termasuk Tidong: Tatana.
Papar, Murut Nabaay, Gana, Murut Timugon, Murut Paluan, Murut Tagol, Kolod, Tingalan
Barat, Tingalan Timur, Murut Kalabakan, Abai Sembuak, Abai Tubu, Bulusu, Tidung
Bengawong, Tidung Sumbol, Tidung Kalabakan, Tidung Mensalong, Tidung Malinau (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Murut di
Kalimantan Utara dan nama Malinau? Seperti disebut di atas terdapat dialek-dialek
bahasa Murut dari kelompok populasi yang sama. Salah satu dialek bahasa
terdapat di Malinau Kalimantan Utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Murut di
Kalimantan Utara dan nama Malinau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Murut di Kalimantan Utara dan Nama Malinau;
Dialek-Dialek Bahasa Kelompok Populasi Murut
Nama Murut dikenal di
berbagai tempat. Ada nama gunung Murut di pulau Bangka (lihat Tijdschrift voor
Neerland’s Indie, 1850Bagaimana dengan nama Murut di pulau Borneo? Paling tidak
sudah diinformasikan pada tahun 1881 (lihat Geographie van Nederlandsch-Indie
door Prof. Pijnappel’s, 1868). Juga ada nama kampong Moeroet di Kerintji, Sumatra
(lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-01-1884).
De avondpost, 30-11-1885: ‘Di Sarawah Gazette tanggal 1 Oktober. Berikut
ini adalah penjelasan tentang cara penguburan aneh yang dilakukan oleh suku
Murut, sebuah suku di wilayah Troesan, dan berbeda dengan adat istiadat suku
Dayak di (Barat Laut Kalimantan). Apabila seorang Murut telah meninggal,
jenazahnya terlebih dahulu diikat sedemikian rupa sehingga lutut dan siku
menempel di dada, kemudian dimasukkan ke dalam bejana tanah liat besar’.
Nama Murut dikenal di Sumatra, bagaimana nama Murut
di Kalimantan? Yang jelas nama Murut sebagai kelompok populasi Dayak dikenal di
pantai utara Borneo di daerah aliran sungai Treoesan. Lantas mengapa nama Murut
belum dikenal di bagian wilayah Hindia Belanda, tetapi hanya terinformasikan di
Sarawak, bagian wilayah Inggris? Dalam ekspedisi Dr AW Nieuwenhuisyang berangkat
dari Pontianak pada awal tahun 1896 hingga menyeberang ke hulu Mahakam tidak
terinformasikan nama Moeroet.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Dialek-Dialek Bahasa Kelompok Populasi Murut: Nama
Malinau Masa ke Masa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.