Sejarah

Sejarah Bahasa (124): Bahasa Kola Orang Kola di Pulau Kola Kepulauan Aru;Kerajaan Aru Pantai Timur Sumatra P Aru di Laut Aru


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kola
adalah bahasa yang dituturkan oleh etnis Kola yang merupakan etnis pribumi
pulau Kola di Kepulauan Aru, Indonesia Timur. Bahasa Kola lebih banyak
dituturkan di Pulau Kola di ujung utara Kepulauan Aru. Namun demikian, bahasa
ini juga dituturkan oleh suku Kola yang tinggal di Dobo dan daerah lain di
Maluku.

Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa
Kola dituturkan oleh masyarakat Desa Kolaha, Manombai, dan Ujir, Kabupaten Kepulauan
Aru, Provinsi Maluku. Bahasa itu mempunyai tiga dialek, yaitu dialek Kola
Kolaha yang dituturkan di Desa Kolaha, Kecamatan Sir-Sir, dialek Manombai yang
dituturkan di Desa Manombai, Kecamatan Aru Tengah, dan dialek Ujir yang
dituturkan di Desa Ujir, Kecamatan Pulau-Pulau Aru. Persentase perbedaan ketiga
dialek tersebut berkisar 71%–74%. Berdasarkan hasil penghitungan
dialektometri, isolek Kola merupakan sebuah bahasa karena persentase
perbedaannya dengan bahasa lain di Maluku berkisar 81%–100%, misalnya Bahasa
Dobel dan Bahasa Karey
(https://petabahasa.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kola orang
Kola di pulau Kola di kepulauan Aru? Seperti disebut di atas bahasa Kola
dituturkan di kepulauan Aru oleh orang Kola. Kerajaan Aru di pantai timur
Sumatra, pulau Aru di laut Aru. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kola orang Kola
di pulau Kola di kepulauan Aru? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Kola Orang Kola di Pulau Kola Kepulauan Aru;
Kerajaan Aru Pantai Timur Sumatra Pulau Aru di Laut Aru

Orang Kola adalah kelompok populasi di kepulauan Aroe
di pulau Kola. Sudah terinfiormasikan secara sepintas tentang pulau dan
penduduk Kola di kepulauan Aroe (lihat Tijdschrift voor staathuishoudkunde en
statistiek, 1848). Disebutkan pulau-pulau ini terbagi menjadi gugus pulau dinding
depan dan belakang yang dipisahkan satu sama lain oleh saluran yang lebar. pulau-pulau
di dinding belakang: Kola, Kohroor dan Morkay.


Pulau-pulau terpencil dihuni, terutama oleh Alfurs, yaitu tipe masyarakat
baik hati yang umumnya melakukan pertanian seperti di Boeroe dan Minahasa, dan
sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat dari mereka, maka keseluruhan informasi
populasi pulau-pulau tersebut belum lengkap.
Penghuni tembok belakang
mengakui mayoritas tetangga mereka yang lebih beradab, dan rela tunduk pada
Orangkaya tembok depan. Alfur di dinding belakang kurang diketahui; Mereka
tinggal di kampungnya yang terpisah dari komunitas lain dan, meskipun pemalu
dan penakut, mereka selalu cenderung melakukan penghasutan dan pembunuhan. Pengayauan
sedang populer di kalangan mereka. Tetangga mereka di tembok depan, lebih
bercampur dengan orang yang lain. Kekayaan hasil bumi Kepulauan Aroe terdiri
dari tripang karet, mutiara, sarang burung walet, dan burung cendrawasih. Untuk
hasil-hasil tersebut para pedagang memberikan beras, gigi gajah, gong, emas
hasil gilingan kasar, linen, senjata api dan garam, yang sangat dicari di sini,
yang dipasarkan oleh orang Goram.

Orang kepulauan Aroe, dalam hal ini orang Kola umumnya
kelompok populasi Alfurs (bukan kelompok populasi Papoea). Perkembangan perdagangan
lebih maju di wilayah depan (selatan) dari pada di wilayah belakang (utara), dimana
hasil-hasil perdagangan memusat ke wilayah depan. Idem dito dengan perkembangan
social yang lebih lambat di wilayah belakang, sementara di wilayah depan
perdagangan yang lebih maju dimana populasi sudah tercampur dengan para
pedantang. Dalam hal ini orang Kola masih terkesan sebagai kelompok populi asli
di kepulauan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Aru Pantai Timur Sumatra Pulau Aru di Laut
Aru: Apakah Ada Relasinya?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top