Sejarah

Sejarah Bahasa (156): Bahasa Melayu Sulu Filipina dan Bahasa Tagalog; Bahasa Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku
Melayu di Filipina merupakan sekelompok etnis asli yang berada di Filipina
bagian Selatan khususnya di sekitar kepulauan Sulu dan Mindanao.
Orang Filipina di Malaysia terdiri dari orang-orang keturunan Filipina
penuh atau sebagian yang lahir atau berimigrasi ke Malaysia. Karena jarak yang
dekat antara kedua negara, banyak warga Filipina terutama dari Mindanao
bermigrasi ke negara bagian Sabah di Malaysia Sekitar 325.089 orang Filipina
tinggal di Malaysia.


Bahasa
Melayu ditutur oleh minoriti orang Filipina, khususnya di Kepulauan Sulu dan
sebahagian dari Mindanao, kebanyakannya dalam bentuk bahasa-bahasa kreol dan
perdagangan. Mengikut sejarah, bahasa Melayu ditutur sebagai lingua franca
sebelum jajahan Sepanyol di Filipina dan bahasa Melayu ditutur oleh golongan
bangsawan. Ferdinand Magellan menggunakan seorang suruhan Melayu Melaka Enrique
untuk bercakap dengan orang Visaya. Varian ini digelar Bahasa Melayu Lama. Walaupun
dalam komuniti bukan Melayu, kebanyakannya dalam komuniti Islam, pangkat
bangsawan seperti datu atau raja (yang tersendirinya berasal dari bahasa
Sanskrit) dikekalkan. Sebahagian besarnya yang lain, dan dialek Melayu yang
betul yang dituturkan di Filipina adalah bahasa Indonesia, yang dituturkan oleh
orang Indonesia yang menetap atau menjalankan perniagaan di Filipina. Ia juga
dipelajari sebagai bahasa asing, oleh pelajar dan ahli-ahli angkatan tentera.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu di wilayah
Sulu Filipina dan bahasa Tagalog? Seperti disebut di atas ada bahasa Melayu di
Filipina dan ada juga bahasa Filipino di Sabah Malaysia; Bahasa Batak dan wlayah
bahasa Melayu di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu di wilayah
Sulu Filipina dan bahasa Tagalog? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Melayu di Wilayah Sulu Filipina dan Bahasa
Tagalog; Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia Bahasa

Wilayah Filipina dan wilayah Indonesia memiliki
banyak pulau, banyak bangsa dan banyak bahasa. Di wilayah Indonesia salah satu
bahasa yakni (rumpun) bahasa Melayu. Bahasa Melayu termasuk bahasa yang
memiliki ragam dialek yang banyak. Di semenanjung Malaya saja ragam dialeknya,
tidak kurang dari 20 dialek (Wikipedia)


Bahasa Batak memiliki delapan dialek. Bahasa Tagalog juga memiliki delapan
dialek. Lantas mengapa bahasa Melayu memilik banyak ragam dialek? Ragam dialek bahasa
Melayu diantara wilayah bahasa Batak dan bahasa Tagalog begitu banyak yang
berada di wilayah Indonesia, Malaysia dan Brunai.  Itu satu hal. Bagaimana itu terbentuk itu hal
lain lagi. Salah satu bahasa di Filipian yang memiliki kedekatan dengan bahasa
Melayu adalah bahasa Suluk.

Meski ragam bahasa Melayu banyak, tetapi secara absolut
jumlah penutur bahasa Melayu di Asia Tenggara tidak banyak. Jumlahnya
diperkirakan sekitar 30 juta. Dari angka itu jumlah penutur bahasa Melayu di
Indonesia relative sedikit dan hanya sekitar 17 juta jiwa (bandingkan dengan
bahasa Jawa dan bahasa Sunda). Lalu sebanyak 10 juta di wilayah Malaysia.


Bahasa Batak meski jumlah ragam dialeknya sedikit, tetapi jumlah penuturnya
cukup banyak sekitar Sembilan juta. Jumlah penutur bahasa Tagalog di Filipina
lebih dari 20 juta. Uniknya diantara dua bahasa yang secara geografis berjauhan
terdapat kemiripan dalam kosa-kata elementer (kosa kata yangc justru berbeda dengan
bahasa Melayu).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Batak dan Wilayah Bahasa Melayu di Indonesia Bahasa:
Orang Jawa di Tapanuli, Orang Batak di Jawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top