*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Masyarakat
Melayu (Melayu: Melayu Malaysia) salah satu dari bangsa Malaysia, penduduk
setempat yang menghuni wilayah Semenanjung dan Borneo Utara. Masyarakat Melayu
di Malaysia sama dengan masyarakat Melayu di beberapa wilayah Indonesia, tetapi
beberapa wilayah merupakan kelompok tersendiri (di Sarawak, Sabah, Kedah,
Terengganu atau Kelantan). Definisi Melayu adalah penduduk peribumi bertutur bahasa
Melayu, beragama Islam, menjalani tradisi dan adat-istiadat Melayu.

Bahasa
Melayu Malaysia atau bahasa Malaysia, biasa disebut bahasa Melayu saja adalah
bentuk bahasa Melayu yang dibakukan dan digunakan sebagai bahasa kebangsaan
resmi di Malaysia menurut baku yang ditetapkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka
Malaysia. Bahasa Melayu Malaysia Baku lebih dari 80% kognitif dengan Bahasa
Indonesia Baku yang seakar dan dituturkan oleh lebih dari 15 juta orang di
Malaysia. Bahasa Melayu ini menjadi bahasa kebangsaan negara Malaysia menurut
Pasal 152 Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia, menyebut bahwa:
“Bahasa kebangsaan ialah bahasa Melayu”. Bahasa ini dituturkan oleh
sebagian besar penduduk Malaysia meskipun sebagian besarnya mempelajari bentuk
bahasa Melayu tempatan atau bahasa asli lain terlebih dahulu. Bahasa Melayu
adalah mata pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu di semenanjung
Malaya dan pulau Singapura? Seperti disebut di atas bahasa Melayu ditututkan
penduduk Malayasia dan Singapura di Semenanjung Malaya dan pulau Sungapura.
Dialek-dialek bahasa Melayu di Malaya. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu di semenanjung
Malaya dan pulau Singapura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis)
dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Melayu di Semenanjung Malaya dan Pulau
Singapura; Dialek-Dialek Bahasa Melayu di Malaya
Tunggu deskripsi lengkapnya
Dialek-Dialek Bahasa Melayu di Malaya: Bahasa Melayu
Baku vs Bahasa Indonesia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.