Sejarah

Sejarah Bahasa (186): Bahasa di Kerajaan Pamangkajoe Tempo Doeloe; Kini Nama Desa Pamakayo di Solor Barat, Flores Timur


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa
dan kelompok populasi berkaitan di suatu wilayah. Besarnya ada yang setara
kampong dan ada yang setara pulau. Ada yang pemimpinya raja kecil dan ada yang
raja besar. Tempo dulu begitu banyak kerajaan. Di pulau Solor ada yang dikenal
sebagai kerajaan Pamangkajoe. Tentu saja semua kerajaan itu telah hilang. Hal
yang diwariskan misalnya disebutkan sebagai nama wilayah, nama pulua, nama desa
atau nama bahasa. Nama kerajaan Pamangkajoe tempo doeloe diduga kini menjadi
nama desa Pamakayo.


Pamakayo
merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Solor Barat, kabupaten Flores
Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 18
desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Solor Barat. Desa ini memiliki
jumlah penduduknya sebagian besar bersuku daerah Flores. Sebagian besar
penduduknya bermatapencaharian petani. Hasil pertanian utama di desa ini ialah
kemiri, kakao dan lain-lain.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa di Kerajaan
Pamangkajoe tempo doeloe? Seperti disebut diatas temo doeloe ada kerajaan bernama
Pamakayo. Bahasa apa yang dituturkan di kerajaan tersebut? Kini nama desa
Pamakayo di Solor Barat, Flores Timur. Lalu bagaimana sejarah bahasa di
Kerajaan Pamangkajoe tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa di Kerajaan Pamangkajoe Tempo Doeloe; Kini Nama
Desa Pamakayo di Solor Barat, Flores Timur

Pada masa kini, nama Pamakayo diduga kuat merujuk
pada nama Pamangkajoe. Kita sedang membicarakan Pamangkajoe suatu kerajaan tempo
doeloe. Kapan nama Pamangkajoe ini eksis tidak diketahui secara pasti, yang
jelas sudah lama, mungkin sejak era Portugis. Pada era VOC/Belanda, kerajaan
Larantoeka memiliki hubungan baik dengan kerajaan Pamangkajoe yang berada di pulau
Solor. Disebutkan Radja Larantoeka sangat mengandalkan pasukan dari Pamangkajoe
karena sangat berani (karakter pasukan Pamangkajoe ini kurang lebih sama dengan
pasukan Rokkas di pulau Flores).


Nama Pamangkajoe sejak masa lampau, tidak hanya di pulau Solor. Sebagaimana
diketahui nama Solot (Solor) sudah docatat dalam Negarakertagama (1365). Nama
yang mirip Pamangkajoe ditemukan di pantai barat Sulawesi, Pasangkajoe. Di wilayah
Filipina ada kelompok populasi yang berbahasa Hatang-Kayi di Luzon Tengah di
sekitar teluk Manila. Nama yang mirip dengan Pamangkajoe juga terdapat di
pantai timur Sumatra di wilayah Padang Lawas/Angkola/Tapanoeli yakni Sibatangkajoe.
Lantas apakah nama-nama yang mirip tersebut terhubung satu sama lain di masa lampau?
 

Dimana letak Pamangkajoe di pulau Solor? Untuk soal
geografi dalam sejarahnya terdapat sumber-sumber antara lain berita-berita dari
para petualang/pelancong, para pelaut, ahli geografi yang tengah melakukan
studi geografi dan etnografi dan angkatan laut (Pemerintah Hindia Belanda) yang
melakukan pemetaan laut (pantai. tanjung, selat, teluk dan pulau-pulau kecil). Pemetaan
laut di Hindia Belanda sejak dimulainya Pemerintah Hindia Belanda (khususnya
setelah pemulihan, pasca pendudukan Inggris di Jawa, 1816).


Begitu luasnya wilayah Hindia Belanda dari Sabang hingga Merauke,
pemetaan laut dilakukan lebih dari limapuluh tahun). Dalam pemetaan laut di
wilayah Timor dan sekitar, disebutkan di kawasan antara pulau Adonaro di utara
dan pulau Solor di selatan, pada garis pantai utara pulau Solor disebut nama
kampong Pamangkajoe dan kampong Lewonama. Dua nama ini masih eksis pada masa
ini sebagai Pamakayo dan Lewonama. Dalam sejarah lama pada era Portugis,
kerajaan Serviti beribukota di Lewonama dipantai timur Tanjung Bunga. Serviti
saat itu nama pulau di pintu masuk ke selat Solor. Dalam hal ini nama Lewonama
adalah nama yang sudah kuno di kawasan. Bagaimana dengan nama Pamangkajoe? Pada
awal era Portugis lima kerajaan pertama yang diidentifikasi (sebelum muncul
kerajaan Larantuka) adalah kerajaan-kerajaan Lahajong, Lamakera, Lamahala, Trong
dan Lewonama. Di arah selatan Lewonama di pantai timur Tanjungt Bunga kemudian
terbentuk kerajaan Larantoeka. Kerajaan Larantoeka ini mulai berkembanga sejak
kahadiran misionaris Portugis yang terusir dari Malaka pasca VOC/Belanda
menduduki Malaka pada tahun 1641. Dengan semaki kuatnya kerajaabn Larantoeka
yang didukung Portugis, lima kerajaan-kerajaan lama tersebut menjadi tergantung
kepada kerajaan Larantoeka.

Lewonama ini eksis antara 1571-1646. Mengapa
kerajaan Lewonama meredup atau menghilang tidak diketahui secara pasti. Yang
jelas seperti disebut di atas, nama Lewonama muncul di pantai utara pulau Solor
yang berdekatan dengan kampong Pamangkajoe. Pada masa ini letak Pamangkajoe dan
Lewonama ini di sebelah barat yang sejajar dengan nama Lahajong dan Lamakara.


Dalam sejarah (kerajaan) Larantoeka, saat menjadi kerajaan besar, mungkin
yang terbesar di wilayah Timor dan sekitar, disebutkan kerajaan Larantoeka
sangat tergantung dan sangat mengandalkan pasukan dari Pamangkajoe, pasukan
yang dianggap sangat pemberani seperti halnya pasukan dari kerajaan Rokkas di
pantai selatan pulau Flores (Ngada). Dalam konteks inilah nama Pamangkajoe
penting di kawasan. Namun yang menjadi masalah sejak kapan (kerajaan)
Pamangkajoe ini eksis? Apakah kerajaan Pamangkajoe dibentuk oleh para migran
dari (kerajaan) Lewonama? Fakta bahwa pada masa kini nama Lewonama dan
Pamangkajoe bertetangga.

Seperti disebut di atas di sebelah timur Lewonama Pamangkajoe
terdapat nama Lewahajong (tempo doeloe hanya disebut Lahajong). Dalam laporan
pemetaan laut oleh Pemerintah Hindia Belanda disebut kerajaan Lewahajong ini
masih eksis sebagai salah satu federasi lima kerajaan. Yang mana radja (Lewahajong)
tinggal di dalam tembok benteng Pangeran Frederik Hendrik, yang dibangun oleh
Portugis pada tahun 1561 yang kemudian ditaklukkan oleh Belanda pada tahun 1613
yang lalu kota ini segera ditinggalkan. Dalam laporan pemetaan laut ini juga
disebut bahwa di belakang kampung Menanga yang letaknya lebih ke arah timur
yang juga merupakan tempat pasar, akan dijumpai semacam dataran tinggi, yang
pada sisi timurnya menurun cukup curam hingga ke sebuah teluk sempit yang cukup
dalam, di dalamnya mengalir sungai kecil yang mengalir.


Pada masa ini nama Menanga ini masih eksis, suatu kawasan yang berada diantara
Lewahajong dan Lamakera. Dalam penamaan nama-nama tempat geografis tersebut
tampaknya penting diperhatikan. Pertama, nama Lewanama pertama kali
diidentifikasi pada era Portugis di pantai timur Tanjung Bunga (dan pulau
Serviti). Lewanama ini kira-kira di kampong Lewobunga yang sekarang di
kecamatan Tanjung Bunga. Namun anehnya pulau Serviti ini tidak ada lagi (apakah
telah teklah lenyap tergerus abrasi oleh arus laut/ombak? Nama Lewanama ini
kini muncul di tikungan pantai utara Solor sebelah barat bertetangga dengan
Pamangkajoe. Lantas mengapa nama Lahajong kini didientifikasi dengan nama
Lewahajong? Lalu dalam hubungannya dengan nama Pamangkajoe di barat di sebelah timur
Lahajong/Lewahajong diidentifikasi nama Menanga. Apakah relasi nama Menanga dan
nama Pamangkajoe kebetulan? Di pantai barat Sulawesi di wilayah Mamuju terdapat
nama Pasangkajoe dan nama Minanga; di Filipina di teluk Manila juga ada nama
Hatang Kayi dan nama Minanga; dan di pantai timur Sumatra di Padang Lawas/Tapanoeli
ada nama Sibatangkajoe dan nama Binanga.

Nama Pamangkajoe dan nama Menanga seakan hadir di pesisir
utara pulau Solor yang mengapit nama Lahajong. Sebagaimana disebut bahwa
Lahajong adalah kota pertama yang teridentifikasi pada era Portugis dimana para
misionaris Portugis membangun stasion misi pada tahun 1557. Lalu di belakang
kampong ini di pedalaman dibangun benteng Portugis pada tahun 1561 atau 1575
(yang kemudian tahun 1613 ditaklukkan oleh pelaut-pelaut Belanda).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kini Nama Desa Pamakayo di Solor Barat, Flores Timur:  Bahasa Rokkas di Flores

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top