*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Teluk Piru adalah sekelompok dua puluh bahasa Melayu-Polinesia yang digunakan
di Pulau Ambon dan sekitar Teluk Piru di pulau Seram. Tak satu pun dari bahasa-bahasa
tersebut memiliki lebih dari dua puluh ribu penutur, dan beberapa di antaranya
terancam punah. Bahasa-bahasa tersebut adalah sebagai berikut: Teluk Piru Barat
(pulau Seram dan pulau Ambon) Asilulu, Hoamoal: Luhu (Piru), Manipa;
Larike-Wakasihu, Boano. Teluk Piru Timur: Sepa, Teluti, Solehua.
Seram
Barat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku,
Indonesia. Pusat pemerintahannya berada di Desa Piru yang juga merupakan ibu
kota Kabupaten Seram Bagian Barat. Pada tahun 2020, penduduk Seram Barat
berjumlah 35.045 jiwa dengan kepadatan 70 jiwa/km². Hal tersebut menempatkan
Seram Barat sebagai kecamatan berpenduduk terbanyak kedua di Kabupaten Seram
Bagian Barat setelah Kecamatan Huamual. Kecamatan Seram Barat terdiri atas 7 desa desa
terjauh dari ibu kota kecamatan adalah Desa Kaibobo yang berjarak 25 km dari
Piru. Berikut adalah daftar desa di Kecamaran Seram Barat: Kaibobo, Eti, Lumoli,
Morekau, Neniari, Piru dan Kawa (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Piru bahasa teluk
Piru di bagian barat pulau Seram? Seperti disebut di atas bahsa Piru dituturkan
di teluk Piru pulau Seram. Dialek-dialen bahasa Asilulu, Luhu (Piru), Manipa,
Larike, Boano. Sepa, Teluti dan lainnya. Lalu bagaimana sejarah bahasa Piru bahasa
teluk Piru di bagian barat pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Piru Bahasa Teluk Piru di Bagian Barat Pulau
Seram; Asilulu, Luhu (Piru), Manipa, Larike, Boano. Sepa, Teluti
Tunggu deskripsi lengkapnya
Asilulu, Luhu (Piru), Manipa, Larike, Boano. Sepa,
Teluti: Dialek-Dialek Bahasa Teluk Piru
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.