*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Bahasa Sumuri dituturkan di kampong Padang
Agoda distrik Sumuri kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat. Distrik Sumuri
terdiri dari 5 kampung yakni: Forada, Materabu Jaya, Sumuri, Tanah Merah dan Tofoi.
Sebelah timur kampong Padang Agoda dituturkan bahasa Irarutu, bahasa Kuri di
kampong Babo. Nama Babo adalah sebuah distrik di kabupaten Teluk Bintuni terdiri
dari nama-nama kampong Amutu, Babo, Irarutu, Kasira dan Nusei.
Sumuri atau Sumeri (salah
satu dari dua bahasa Papua yang juga dikenal sebagai Tanah Merah) adalah bahasa
yang digunakan di distrik Sumuri, kabupaten Teluk Bintuni di Semenanjung
Bomberai oleh sekitar seribu orang. Di Kecamatan Sumuri Kabupaten Teluk Bintuni,
masyarakat Sumuri bertempat tinggal di kampung Tofoi (ibu kota kabupaten),
Materabu Jaya, Forada, Agoda, Saengga, Tanah Merah Baru, Onar Lama, dan Onar
Baru. Dalam klasifikasi Malcolm Ross (2005) dan Timothy Usher (2020), Sumeri
merupakan cabang independen dari rumpun Trans–New Guinea; Palmer (2018)
mengklasifikasi sebagai bahasa terisolasi. Wilayah ini tidak cocok dengan
cabang-cabang TNG yang sudah ada, namun berdasarkan sedikit data yang ada,
wilayah ini tampaknya paling dekat dengan cabang-cabang di Teluk Berau (yaitu
South Bird’s Head, West Bomberai, dll.) atau bahasa Asmat – Mombum dan
kerabatnya di timur. Bahasa Sumeri sebelumnya telah dikaitkan dengan bahasa
Mairasi, tetapi bahasa tersebut tidak memiliki kata ganti TNG yang sama dengan
bahasa Sumeri. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Sumuri di
Padang Agoda Teluk Bintuni? Seperti disebut di atas bahasa Sumuri dituturkan di
Padang Agoda, Sumuri. Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni. Lalu
bagaimana sejarah bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni;
Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni
Agoda dan Sumuri di Teluk Bintuni. Di kawasan bagian
selatan teluk ini terdapat tanah yang menjorok ke teluk yang dalam hal ini
sebut saja Semenanjung Sumuri. Di sisi timur tanjung ini diduga kuat dahulnya
adalah sebuah teluk dimana terdapat/terbentuk pulau yang dalam hal ini sebut
saja kepulauan Boba. Dalam ruang spasial geografis ini nama Agoda dan Sumuri terdapat
dalam laporan perjalanan JW van Hille berjudul Reizen in West-Nieuw-Guinea, 1905-1907.
Wilayah Agoda tepat berada di jantung Semenanjung Sumuri.
‘Dari Kasuri saya berlayar antara pulau Asap dan
daratan utama. Di sebelah kiri adalah
sisa-sisa kampung yang ditinggalkan di muara Fimora. Sebagian di seberang pulau Getah mengalir
dari Senindara. Jika Anda berada di
depan muara yang lebar, Anda dapat melihat sungai yang mengalir dari selatan
jauh dan Anda mendapat kesan bahwa Anda sedang berhadapan dengan sungai yang
sangat besar. Namun begitu melewati tikungan pertama, lebarnya segera mengecil
dan arah utama menjadi SW-NE. Jumlah anak sungainya yang lebar banyak dan di beberapa
tempat terdapat perbukitan di tepiannya. Di sana-sini terlihat sungai-sungai
kecil yang dulunya merupakan kampung. Kini yang terlihat hanyalah gudang
pembeli damar dari Seram, yang lokasi aliran sungainya
terhalang pohon di atasnya. Orang-orang yang bertransaksi dengannya lebih
banyak tinggal di pedalaman, termasuk di Agoda, yang dilalui oleh jalan setapak
di atas pohon tersebut, dan pastinya berada di daerah aliran sungai Seringga. Di dekat Agoda pasti
ada padang rumput luas di pedalaman. Senindara
sering dikunjungi para pedagang karena banyaknya damar yang ditemukan disana.
Di tepi kanan sungai terlihat tegakan pohon damar yang luas di dataran datar. Majoor Bintouni mengeluh bahwa
pedagang tersebut telah menunjuk seorang penduduk Agoda sebagai Mayor. Istri Cerammer merupakan cucu dari
mantan Raja Rumbati. Para
eks
penduduk Sénindara sebagian besar menetap di titik barat Asap. Saya juga
menemukan beberapa rumah di Toroe, sungai kecil Seritoe, Seritoe sendiri di
pinggir pantai sudah lama sepi dan hanya bisa dikenali dari pepohonan
kelapanya. Pada bulan Juli 1905 saya menemukannya kembali ditempati oleh
orang-orang dari Kasuri, yang baru-baru ini menembak proa sang Mayor, namun
sejak itu bertobat dan membayar kompensasi. Wilayah antara Kasuri dan Arikwanas
disebut bawahan Djedjau Bombarai. (Reizen
in West-Nieuw-Guinea, 1905-1907).
Sungai Kasoeri adalah sungai yang memisahkan wilayah
semenanjung Sumuri/Agoda dan wilayah kepilauan Boba. Seperti disebut di atas, bahasa
Sumuri di Padang Agoda Teluk Bintuni, dalam hal ini hanya membicarakan wilayah
Sumuri/Agoda, Tentang Kasuri disebut banyak pirogue (perahu) ditemukan di
Kasuri (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 29-01-1906).
Disebutkan lebih lanjut kapal perang ms ‘Mataram’, atas permintaannya, menjelajahi Kaitero dan
Kasoeri di Teluk Maccluer dan menemukan bahwa sungai-sungai ini cukup dapat
dilayari oleh kapal. Wilayah mempunyai
tempat yang cocok untuk menetap di kedua aliran sungai tersebut harus
diselidiki lebih lanjut. Asisten residen menilai perlu segera melakukan
penyelidikan di Teluk Argoeni. Namun ternyata aksesnya pintu
masuk ke teluk itu terlalu dangkal bagi kapal perang sehingga cukup untuk mengunjungi berbagai
pemukiman di sepanjang pantai hingga Teluk Triton (di sisi selatan).
Hulu sungai Kasuri adalah sungai Aroeba (lihat Berigten
van de Utrechtsche Zendingsvereeniging, 1911). Nama Agoda dan nama Aroeba
adalah wilayah terdalam/terjauh di kawasan. Kedua wilayah ini penghasil damar,
siatu produk yang dikenal sebagai produk perdagangan sejak zaman kuno. Lantas
mengapa disebut Agoda dan Aroeba?
Tentu saja nama Aroeba ditemukan di Amerika Selatan dan di
Spanyol/Portugis. Nama Atoeba di Papua yang lebih dekat ditemukan di pantai
timur Sumatra. Jangan lupa bahwa di pantai barat daya Papua ada nama pulau Aroe
dan nama pulau Saparoea di Maluku. Nama navigasi juga disebut Aroebaai (teluk
Aroe) di pantai timur Sumatra. Apakah dulunya Aroeba adalah nama teluk di sisi
selatan teluk Berau/Bintinu disebut teluk Aroe (Aroebaai)? Bagaimana dengan
nama Agoda?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Semenanjung Sumuri dan Kepulauan Boba di Teluk Bintuni: Pantai Utara Semenanjung Onin
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.