Sejarah

Sejarah Bahasa (255): Bahasa Kamberau di Kampong Bahumia, Distrik Kambrau; Pintu Gerbang Teluk Arguni di Kaimana di Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa
Kamberau (Bauana) dituturkan di kampung Bahumia, distrik
Kambrau, kabupaten Kaimana, provinsi Papua Barat. Wilayah tutur bahasa
Kamberau berbatasan dengan wilayah tutur bahasa Kamberau di timur, wilayah
tutur bahasa Irarutu di barat, wilayah tutur bahasa Gesira atau Ubia di utara. Bahasa
Kamberau (Bauana) berbeda dengan bahasa Irarutu, bahasa Irarutu Botuer, bahasa
Kaimana, dan bahasa Sabakor (Buruwai).

 

Kambrauw
adalah sebuah distrik yang berada di kabupaten Kaimana, provinsi Papua Barat,
Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2020,
penduduk di daerah ini berjumlah 2.249 jiwa. Distrik Kambrauw terdiri desa-desa:
Bahumia, Kooy, Rauna, Ubia, Sermuku, Waho, Wamesa dan Werafuta. Suku asli yang
tinggal di kabupaten Kaimana adalah suku Kuripasai, Miereh, Maerasi, Irarutu,
Koiway, Oburau, Madewana dan Kuri, serta ada juga suku pendatang dari luar
wilayah, seperti Buton, Jawa, Bugis dan lainnya. Penduduk Kaimana memiliki
keberagaman agama yang dianut. Persentasi penduduk menurut agama di daerah ini
yakni Kristen 99,11%, dimana Protestan 81,77% dan Katolik 17,34% serta sebagian
kecil lagi beragama Islam yakni 0,89%.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kamberau di kampong
Bahumia, distrik Kambrau? Seperti disebut di atas bahasa
Kamberau di kampong Bahumia,
distrik Kambrau. Pintu Gerbang Teluk Arguni di Kaimana. Lalu bagaimana sejarah bahasa
Kamberau di kampong Bahumia, distrik Kambrau? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Kamberau di Kampong Bahumia, Distrik Kambrau;
Pintu Gerbang Teluk Arguni di Kaimana

Di dalam teluk ada lagi teluk. Itulah Teluk Kamrau
yang menjadi pintu masuk ke teluk yang lebih ke dalam Teluk Argoeni. Ke dalam
teluk Kamrau bermuara sungai Ambwallar, sungai yang dapat dnavigasi ke wilayah
barat Teluk Kamrau. Di wilayah inilah diduga kini menjadi wilayah bahasa
Kamberau.


Dalam peta naviugasi tahun 1911 wilayah teluk dapat dinavigasi oleh kapal
bertonasi berar. Salah satu kampong yang diidentifikasi di teluk adalah Namasan
yang letaknya strategis tepat berada di depan teluk Kamrau. Sungai Ambwallar
adalah sungai terbesar di wilayah teluk. Nama-nama lain di dalam teluk adalah
Memawa (Maiwawa), Ombahnoes (Obio?) dan Irimawa. Di tengah teluk Kamrau
terdapat pulau Sjirnoesoe yang mana pada masa ini di pulau dikenal kampong
Wamesa.

Pada masa ini di wilayah Ombahnoes (Obio?) dan
Irimawa terdapat kampong Bahomia, Nama Bahomia paling tidak sudah
diinformasikan pada tahun 1928 (lihat Onze missiën in Oost- en West-Indië;
tijdschrift der Indische Missie-Vereeniging, 1928). Disebutkan kapal perang
Koetei mendekat ke kampong Bahomia.yang sebelumnya kapal telah ke sungai
Irmawa. Dalam hal ini di Kawasan teluk terdapat dua sungai besar yakni Ambwallar
dan Irmawa. Sungai ini tentu saja menjadi penting karena penghubung ke wilayah
pedalaman di wilayah Kamrau.


Seperti kita lihat nanti di dua teluk bertetangga ini (teluk Kamrau dan
teluk Argoeni) terdapat sejumlah kampong. Kampong Bahomia di wilayah teluk
Kamrau memiliki populasi sebanyak 52 jiwa (lihat Mededelingen van de Dienst van
Gezondheidszorg in Nederlands-Nieuw-Guinea, 1958). Sementara di kampong-kampong
lainnya seperti di Sermoekoe sebanyak 77 jiwa dan Oebia sebanyak 88 jiwa.
Perakmpongan yang penduduknya beragama Islam ada di kampong-kamping Kembala,
Noesa Oelang dan Kilimala,

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pintu Gerbang Teluk Arguni di Kaimana: Pantai Utara
dan Pantai Selatan Semenanjung Onin

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top