*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Manggarai adalah kelompok etnis yang berasal bagian barat pulau Flores di
provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku Manggarai utamanya tersebar di
tiga kabupaten di provinsi NTT, yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten
Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Timur. Menurut catatan sejarah, mereka
secara historis dikuasai secara bergantian oleh suku Bima dengan Kesultanan
Bima dari pulau Sumbawa dan suku Makassar dengan Kesultanan Gowa dari pulau
Sulawesi. Dibawahnya terdapat beberapa kerajaan lokal. Kerajaan Reo yang
didirikan putri Sultan Gowa bernama Daeng Tamima yang mempersunting pangeran
Bima.
Bahasa
Manggarai adalah sebuah bahasa Austronesia yang digunakan suku Manggarai.
Bahasa Manggarai (Tombo Manggarai) adalah salah satu bahasa daerah di
Indonesia. Penuturnya terdapat di kabupaten Manggarai Barat, kabupaten
Manggarai dan Manggarai Timur. Bahasa Manggarai masih aktif dituturkan sebagai
bahasa ibu oleh kebanyakan orang Manggarai. Akan tetapi, di abad ke-21 telah
ada sejumlah “keluarga lebih senang jika anak tidak (bisa) berbahasa
Manggarai.” Bahasa Manggarai memiliki beberapa subbahasa atau dialek lagi,
antara lain; Mukun. Kisol, Lambaleda, Ruteng, Cancar, Kolang, Lembor, Kempo, Lengko,
Boleng (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Manggarai di
Manggarai, barat pulau Flores? Seperti disebut di atas bahasa Manggarai di
wilayah Manggarai di bagian barat pulau Flores. Pulau Komodo antara pulau
Sumbawa dan pulau Sabu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Manggarai di Manggarai, barat
pulau Flores? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Manggarai di Manggarai, Barat Pulau Flores;
Pulau Komodo Antara Pulau Sumbawa dan Pulau Sabu
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pulau Komodo Antara Pulau Sumbawa dan Pulau Sabu:
Bahasa Manggarao Sejak Era Mangarai
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.