Sejarah

Sejarah Bahasa (56): Bahasa Enggano Pulau Enggano di Barat Bengkulu; Tentang Bahasa Punah – Upaya Penyusunan Kamus Enggano


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku
Enggano adalah sebuah kelompok etnis terasing di Indonesia yang mendiami Pulau
Enggano, provinsi Bengkulu dekat barat daya lepas pantai pulau Sumatra.
Populasi suku ini berjumlah sekitar 1.000 orang pada tahun 1999 dan terus
menurun. Belum lama ini di Bengkulu sudah ada upaya ke arah penyusunan kamus bahasa
Enggano (lihat https://www.kemdikbud.go.id/ 15 Oktober 20211.600 Lema dan
Sublema Bahasa Enggano Ditranskripsikan dalam Penyusunan Kamus Bahasa Enggano).


Bahasa
Enggano adalah bahasa yang digunakan suku Enggano yang persebarannya hanya di
pulau Enggano dan empat pulau kecil di sekitarnya. Bahasa ini termasuk dalam
rumpun bahasa Austronesia, meskipun ada yang menganggapnya sebagai bahasa
isolat yang meminjam rumpun bahasa Austronesia. Jumlah penutur bahasa ini kini
semakin menurun.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Enggano di pulau
Enggano di barat Bengkulu? Seperti disebut di atas, bahasa Enggano dituturkan
di orang Enggano di pulau Enggano, namun jumlah penuturnya semakin menurun. Soal
bahasa punah dan upaya penyusunan kamus bahasa Enggano. Lalu bagaimana sejarah bahasa
Enggano di pulau Enggano di barat Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Enggano di Pulau Enggano di Barat Bengkulu;
Soal Bahasa Punah dan Upaya Penyusunan Kamus Enggano

Nama Enggano sudah lama dicatat. Namun belum ada
yang mencatat tentang bahasa di Enggano. Hal itulah mengapa pulau Enggano belum
dipahami sepenuhnya (lihat
Bijdragen tot de taal- land- en volkenkunde van
Nederlandsch-Indi
e, 1855). Disebutkan yang hilang sekarang hanyalah gambaran tentang pulau Enggano untuk menambah
pengetahuan kita tentang pulau-pulau di sebelah barat Sumatera untuk mengisi
kesenjangan terbesar tersebut.
Pulau-pulau lainnya sudah sejak lama dilaporkan.


Nama Enggano kali pertama dilaporkan oleh pelaut Belanda pertama yang
dipimpin Cornelis de Houtman (1595-1597). Pada masa Pemerintah Hindia Belanda
laporan tentang pulau Enggano dimulau oleh v
an der Straaten dan Severijn yang laporan penyelidikan yang
dilakukan
mereka di pulau Engano pada tahun 1854 dimuat dalam Tijdschrift voor Indische
taal-, land- en volkenkunde vol. III
; Walland dengan judul Pulau Engano dimuat dalam Tijdschr. v Ind. T.L. en Vk., vol. XIV; Laporan Perjalanan Asisten Residen dari
Bengkoelen ke Engano
yang
dimuat dalam
Tijdschr.
v Ind. T.L. en Vk., vol. XIX. Helfrich tentang Pulau Enggano yang dimuat dalam Tijdschr. v.h. Nederlands
Aardr. Genoot
sch., seri ke-2, jilid V).

Pada tahun 1880 bahasa Enggano mulai terinformasikan
(lihat
Sumatra-courant:
nieuws- en advertentieblad
, 17-02-1880). Disebutkan daftar kata
(kamus) bahasa Enggano, Mentawei dan Nias oleh JAC Oudtmans. Kamus Woordenlijst
der talen van Ènggano, Mentawei en Nias ini dimuat dalam Tijdschrift, deel 25, 1879.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Soal Bahasa Punah dan Upaya Penyusunan Kamus Enggano:
Bahasa Adalah Kekayaan Nasional

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top