Sejarah

Sejarah Catur (25): Mari Belajar Catur dan Sejarah Catur Masa ke Masa; Sekolah Catur Utut Adianto dan Museum Catur Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Sudah
sejak lama di sejumlah kota di Eropa didirikan museum catur. Seperti museum
umumnya, museum catur menyimpan berbagai hal terkait permainan dan pertandingan
catur. Salah satu museum catur terkenal di Asia adalah Eugene Torre Chess
Museum.  Museum juga menjadi prasarana
tempat belajar catur dan menjadi penting untuk para siswa di sekolah catur. Museum
catur dan sekolah catur adalah lembaga catur yang penting pada masa ini; suatu
lembaga yang mempertemukan masa lampau dan masa depan.


School
of chess. A school of chess denotes a chess player or group of players that
share common ideas about the strategy of the game. There have been several
schools in the history of modern chess. Today there is less dependence on
schools – players draw on many sources and play according to their personal
style. The Philidor era. In 1749, François-André Danican Philidor published
Analyse du jeu des Échecs. This was the first book to discuss the strategy of
chess in detail. It was also the first to discuss the interplay of pieces and
pawns in the game. Philidor believed that maintaining the mobility of pawns was
the most important strategic factor of chess, and he discussed pawn structure,
particularly isolated pawns, doubled pawns, and backward pawns. Philidor’s
writings were widely praised and misunderstood for 90 years. His ideas were
taken up by the English school in the 1840s. In 1925, Aron Nimzowitsch
recognized the importance of pawn mobility. Philidor has increasingly been
recognized as the founder of modern chess strategy.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah belajar catur dan sejarah
catur masa ke masa? Seperti disebut di atas, sekolah catur dan museum catur
penting pada masa ini, suatu hub perjalanan sejarah catur dari masa lampau ke
masa depan. Bagaimana dengan di Indonesia Sekolah Catur Utut Adianto dan Museum
Catur Indonesia? Lalu bagaimana sejarah belajar catur dan sejarah catur masa ke
masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Belajar Catur dan Sejarah Catur Masa ke Masa; Sekolah
Catur Utut Adianto dan Museum Catur Indonesia

Sesungguhnya permainan catur adalah bentuk permainan
yang sudah tua. Namun bagaimana bentuk permainan catur yang sekarang belum
lama.
Pada tahun 1749, musisi Perancis Philidor menerbitkan karya tentang
permainan catur “L’analyse des Echec”. Setelah buku Philidor
diterbitkan, catur menjadi lebih populer. Dan pada tahun 1836, sebuah surat
kabar bahkan diterbitkan untuk pertama kalinya di Paris, yang seluruhnya
membahas masalah catur. “La Palamède” adalah nama surat kabar yang
bertahan selama sepuluh tahun. Tahun 1851 sangat penting dalam sejarah catur.
turnamen tingkat negara internasional yang pertama diadakan di London, dan
Anderssen dari Jerman muncul sebagai pemenangnya.


Tentang permainan catur sendiri hanya ada legenda tentang asal usul
catur, namun data pertama tentangnya berasal dari India sekitar tahun 500
Masehi. Nama catur berasal dari bahasa Arab dan Persia “Shah” yang
berarti raja. Catur mencapai negara-negara Mediterania melalui Peivens dan
Arab. Pada abad kesepuluh dan kesebelas Spanyol dan Italia diperkenalkan ke
permainan ini dan dari negara-negara selatan ini diperkenalkan ke Prancis, Jerman,
Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya. Di Belanda orang mungkin pertama kali
mempelajari catur pada abad ke-13. Hanya kaum bangsawan yang peduli dengan
“permainan raja”. Selama berabad-abad, aturan permainan terkadang
berubah secara alami. Dan orang Cina, misalnya, bahkan memiliki papan yang
sangat berbeda, yang dibagi menjadi dua oleh “sungai”. Sekitar tahun
1480 aturan main mengalami perubahan penting. Pada saat itu, seni dan ilmu
pengetahuan sedang mengalami kebangkitan, orang-orang keluar untuk menjelajahi
negara lain. Pandangannya diperluas dan kebebasan bergerak beberapa bidak di
papan catur juga “diperluas”.

Pada tahun 1953 ada seorang kolektor catur Niemeyer
di Wassemaar (lihat Algemeen Handelsblad, 26-09-1953). Niemeyer yang menceritakan
sejarah catur di atas. Niemeyer memiliki beberapa permainan catur tua yang
indah. Selain itu, Niemeyer juga telah mengumpulkan 7.000 buku yang hanya
membahas tentang catur, Buku-buku tersebut disimpan di perpustakaan Federasi
Catur Kerajaan Belanda (KNSB). Buku-buku terdiri dari karya-karya dalam 45
bahasa.


Diantara buku-buku itu terdapat banyak perangkat catur, juga ada sebuah
catur hias Jepang yang terbuat dari kuarsa merah muda dan hijau dan juga perangkat
catur hias gading Jepang. Permainan catur tertua yang dimiliki Niemeyer adalah
permainan gading Rusia berwarna merah dan putih. Ada juga permainan Siam dan Bengal
kuno. Ada juga fantasi yang lebih menyenangkan adalah set catur, yang semua bidaknya
adalah ikan; ratunya adalah putri duyung yang cantik dan kudanya, tentu saja,
adalah kuda laut. Lalu ada permainan Turki. Niemeyer juga memiliki koleksi permainan
yang digunakan oleh orang Batak. Ini adalah permainan sederhana yang diukir
dari bambu, yang biasanya tidak disimpan setelah pertandingan berakhir. Tentang
soal catur Batak ini tentu saja memiliki koleksi buku yang ditulis oleh seorang
planter di Langkat Armin von Oefele yang diterbitkan di Leipzig tahun 1904 dalam
bahasa Jerman setebal 60 halaman dengan judul ‘Das Schachspiel der Bataker: ein
Ethnographischer Beitrag zur Geschichte des Schach’.

Niemeyer menjelaskan begitu banyaknya ragam aturan permainan
catur, Staunton dari Inggris menyederhanakannya pada tahun 1850. Bentuk dan
permainanan yang disederhanakan ini sekarang digunakan dimana-mana di dunia.
Memang kadang-kadang ada perbedaan kecil, tapi pada dasa
rnya semua perbedaan itu sama dengan Staunton.


Algemeen Handelsblad, 25-09-1848: ‘Beberapa penggemar catur (mungkin
seseorang) di sini telah mengungkapkan kekesalan mereka melalui surat dengan
kata-kata tertentu tentang ketidaksetujuan kami terhadap solusi (problem catur)
soal No. 90, dengan memajukan pion putih c2 pada c4, dan mengungkapkan
kekagumannya bahwa pion tersebut kemudian dapat diambil oleh pion musuh b4 pada
c3, menanyakan dimana seharusnya aturan baru ini menurut mereka. Kami menjawab
bahwa aturan ini bukanlah hal baru, tetapi dapat ditemukan di semua manual atau
peraturan catur. Bandingkan antara lain Philidor (reg. 10), Staunton (Chess
Player Handbook 1847, reg. 15), Robiano (les échecs simplifiés et approfondies,
reg. 10), dll. Prinsip ini, bahwa pion, itu maju dua langkah, apabila melewati
bidak musuh dalam keadaan skak dapat diambil seolah-olah baru mengambil satu
langkah, hal ini umumnya diyakini oleh para pecatur Perancis, Inggris dan
Jerman; hanya orang Italia yang tidak mengakui aturan ini, yang mereka sebut Passar
Battaglia. Namun di negara kita aturan ini tidak diragukan lagi, yang
dimasukkan oleh Gustavus dalam Nieuw Reglement op he Schaakspel, yang diadaptasi
dari sumber terbaru (mengapa tidak diurutkan lebih baik!), Wijk bij Duurstede
1848, pasal. 11. Seperti yang kita dengar, hal itu juga telah diadopsi sebagai
undang-undang oleh perkumpulan catur di kota ini. – Para guru yang
berpengetahuan luas memaafkan kami atas penyimpangan ini, yang tentunya tidak
berguna bagi mereka, namun kami tidak ingin terhambat dalam memberikan
informasi yang diinginkan oleh amarah yang tidak pantas dalam surat tersebut’.

Howard
Staunton adalah juara catur di Inggris. Belum ada pecatur luar Inggris yang mampu
mengalahkannya tahun-tahun terakhir. Pengikut Staunton di Belanda mulai
terbentuk. Sehubungan dengan kejuaraan catur yang akan diadakan di London, Presiden
Philidor Society London dan Howaed Staunton mengundang pecatur Belanda untuk berpartisipasi.
Sudang barang tentu pecatur Belanda akan berminat.


Algemeen
Handelsblad, 17-01-1851: ‘Perkumpulan catur Philidor di Amsterdam, merayakan
hari ini. Sebuah keputusan telah diambil, yang tentunya akan disambut dengan
penuh minat oleh banyak peminat permainan mulia tersebut di Amsterdam. Dewan
dari perkumpulan ini bermaksud untuk membuka kompetisi catur di kota Amsterdam dengan
asosiasi dan peminat paling penting, baik di Amsterdam maupun di
provinsi-provinsi. Kami yakin rencana ini akan mendapat kerjasama luas dari
seluruh pecinta catur. Sementara kompetisi domestik sedang dipersiapkan,
turnamen catur dalam skala yang lebih besar akan diadakan pada kesempatan
pameran di London dan seluruh Eropa akan diundang untuk berpartisipasi.
Presiden Philidor Society, yang, seperti diketahui, masih di London, telah
diberitahu tentang niat ini oleh raja para pemain catur Inggris, Howard Staunton,
dengan keyakinan penuh bahwa Nederland juga akan terlibat. dalam pertempuran
dunia itu, jangan sampai kamu tidak terwakili’
.

Kejuaraan catur di London tersebut sangat diminati oleh pecatur-pecatur
berbagai negara di Eropa termasuk dari Jerman dan Belanda. Salah satu penantang
Staunton adalah Adolf Anderssen dari Jerman. Dalam kejuaraan tersebut, Howard
Staunton tumbang yang mana Anderssen memenangkan empat dari lima game. Lalu
Adolf Anderssen menjadi jagonya catur di Eriopa.


Rotterdamsche courant, 03-07-1851: ‘Pertandingan catur hebat, yang
baru-baru ini diadakan di London antara para pecatur terkemuka Eropa, berakhir
dengan kemenangan Andersen dari Jerman, yang memenangkan empat dari lima
pertandingan yang dimainkan dengan Staunton yang terkenal’.

Apa yang dipahami oleh Niemeyer dari buku-buku koleksinya,
pada dasarnya merujuk pada perjalanan sejarah catur yang telah berlangsung dari
waktu ke waktu. Namun sejauh itu yang dipahami bahwa bermain catur biasanya di
atas papan catur. Boleh jadi Niemeyer tidak mengetahui lagi apa yang terjadi
selanjutnya. Pada tahun 1960 ada yang tidak lazim dalam pembukaan olimpiade catur
ke-14 di Leipzig (tanggal 16 Oktober 1960).


Indonesia berpartisipasi dalam olimpiade ini yang diperkuat A Baswedan, A
Bachtiar, MA Watulo dan D Panggabean yang diadakan di Gedung opera yang baru.
Yang tidak lazim itu adalah ada pameran tentang sejarah catur (lihat Eindhovensch
dagblad, 08-10-1960). Disebutkan selain pameran itu ada juga pertandingan catur
huruf (briefschaaktoernooi), suatu pertandingan tanpa papan catur dan hanya
menggunakan notasi (huruf) catur.

Apa yang menarik dari dua hal unik di atas adalah yang
pertama bahwa pameran catur mulai terinformasikan. Selama ini tidak pernah
terinformasikan adanya pemeran catur. Kedua koleksi buku-buku catur milik Niemeyer.
Tentu saja banyak pecatur memiliki koleksi buku catur. Koleksi Niemeyer
bukanlah sedikit. Seperti dikatakan Niemeyer semua koleksi itu telah
difasilitasi perserikatan catur Belanda (KNSB) untuk disimpan di dalam perpustakaan
KNSB. Sudah barang tentu di dalam kolekasi buku itu buku yang membahas sejarah
catur. Oleh karena koleksi Niemeyer ditempatkan di perpustakaan KNSB, maka
dengan sendirinya pecatur Belanda dapat mengakses dan mempelajari.


Koleksi buku-buku catur dan pameran catur sejatinya dapat digabung menjadi
satu sebagai museum catur. Museum catur akan menjadi sumber pembelajaran dalam hal
permainan dan pertandingan catur. Setiap pecatur bahkan semua public dapat
mengakses museum catur untuk sumber pengetahuan khususnya tentang teori-teori
catur dan catatan-catatan pertandingan (file) antara dua pecatur kuat yang
melakukan pertandingan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sekolah Catur Utut Adianto dan Museum Catur Indonesia:
Sama Sama Mencerdaskan Kecerdasan Bangsa

Setiap buah catur ada namanya dan masing-masing
memiliki langkah sendiri. Dalam permainan catur pergerakan catur dapat dicatat
yang disebut notasi catur. Notasi ini oleh Staunton dari Inggris telah disederhanakan
pada tahun 1850. Notasi inilah yang digunakan sekarang. Setiap Gerakan/langkah
di dalam permainan catur dicatat dengan menggunakan notasi catur. Dalam perkembangannya
muncul notasi aljabar catur.


Selain notasi catur juga ada notasi aljabar catur. Notasi aljabar adalah
metode untuk merekam dan menjelaskan langkah dalam permainan catur. Notasi ini
dibentuk berdasarkan sistem koordinat untuk mengidentifikasi secara unik tiap
kotak di papan catur. Sekarang notasi ini menjadi standard di semua organisasi
catur dan hampir semua buku, majalah, dan surat kabar. Di negara berbahasa
Inggris, metode paralel notasi deskriptif secara umum digunakan juga dalam
publikasi catur sampai sekitar 1980. Beberapa pemain lama masih menggunakan
notasi deskriptif. Notasi deskriptif sudah tidak diakui oleh FIDE. Notasi
aljabar hadir dalam berbagai bentuk dan bahasa dan berdasarkan sistem yang
dikembangkan oleh Philipp Stamma.
Simbol anotasi: Meski secara teknis tidak
termasuk dalam notasi aljabar, simbol di bawah ini biasa digunakan oleh
anotator untuk memberi ulasan evaluatif terhadap langkah catur:  langkah kuat; !!  langkah sangat kuat—dan
biasanya mengejutkan; ?  langkah
salah; ??  blunder; !?  langkah penting, mungkin
bukan yang terbaik; ?!  langkah
diragukan, mungkin menjadi kesalahan;
  langkah lebih baik daripada
yang dimainkan; □  satu-satunya
langkah yang masuk akal atau yang tersedia; =  posisi
seimbang; +/= (or
 Putih
sedikit unggul; ; /+ (or
 Hitam sedikit unggul; +/− (or
±)  Putih lebih unggul; −/+ (or
 Hitam lebih unggul; +−  Putih akan menang; −+  Hitam akan menang; ∞  kedudukan tidak jelas; =/∞  siapapun yang buahnya lebih
sedikit memiliki imbalan dalam posisi. Simbol yang dipilih ditempatkan di akhir
notasi langkah, misalnya: 1.d4 e5?! 2.dxe5 f6 3.e4! Nc6
4.Bc4+/−
(Wikipedia)

Notasi catur menjadi semacam huruf dalam teks. Oleh
karena itu pertandingan catur dapat dicatat, disimpan sebagai dokumen yang
dapat disalin. Dalam hal ini notasi catur membentuk deskripsi bahasa catur. Dokumen
dengan menggunakan notasi/bahasa catur pada masa ini menjadi bukti/data tentang
catatan permainan/pertandingan catur di masa lampau. Yang dapat dibaca kembali.
Oleh karena itu catur telah memiliki peradaban sendiri. Dengan demikian setiap pecatur
telah dibekali dengan kemampuan membaca (mengartikulasi gerakan di papan catur)
kemampuan menulis dengan menggunakan aksara/notasi catur dan kemampuan mengevaluasi
dengan cara menghitung probabilitas permainan dengan menggunakan angka/bilangan
catur. Oleh karena setiap pecatur berbahasa sama maka setiap pecatur pada masa
ini adalah populasi dari dunia catur itu sendiri.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top