*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini
Permainan
dan pertandingan cartur di Indonesia. Apakah sejarah catur di Indonesia sudah
ada yang menulis? FKN Harahap menulis sejarah catur di Indonesia dengan judul:
Sejarah Catur Indonesia. Buku ini diterbitkan pertama kali 1986 oleh Penerbit
Angkasa Bandung. Apakah ada yang pernah membacanya? Jika belum, mari kita
pelajari sejarah catur di Indonesia. Artikel pertama adalah Asal Mula Permainan
Catur di Indonesia.
Catur
(Sanskerta: caturaṅga) adalah permainan papan strategi dua orang pada sebuah
papan kotak-kotak terdiri dari 64 kotak, yang disusun dalam petak 8×8, yang
terbagi sama rata (masing-masing 32 kotak) dalam kelompok warna putih dan
hitam. Permainan ini dimainkan oleh jutaan orang di seluruh dunia. Catur
diyakini berasal dari permainan India, chaturanga (yang menjadi asal nama
catur), sekitar abad ke-7. Chaturanga juga diperkirakan merupakan nenek moyang
dari permainan strategi serupa yang berasal dari Dunia Timur, seperti xiangqi
(catur Cina), janggi (catur Korea), dan shogi (catur Jepang). Catur mencapai
Eropa pada abad ke-9, saat terjadi penaklukan Hispania oleh Umayyah. Buah-buah
catur tersebut diperkirakan mendapat bentuknya yang dikenal saat ini pada akhir
abad ke-15 di Spanyol, sedangkan aturan catur modern distandardisasi pada abad
ke-19. Pada mulanya, setiap pemain memiliki 16 buah catur: satu raja (king),
satu menteri (dalam bahasa Inggris disebut queen atau ratu), dua benteng
(rook), dua kuda (dalam bahasa Inggris disebut knight atau kesatria), dua gajah
(dalam bahasa Inggris disebut bishop atau uskup), dan delapan bidak atau pion. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah asal mula permainan catur
di Indonesia? Seperti disebut di atas nama catur bermula di India. Bagaimana
bisa? Itu satu hal. Hal lainnya adalah pemain catur di Indonesia sejak era
Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah asal mula permainan catur di Indonesia? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Asal Mula Permainan Catur di Indonesia; Pemain Catur
di Indonesia Sejak Era Hindia Belanda
Bagaimana asal mula catur dan permainan catur
dikenal di Indonesia? Tidak diketahui secara pasti kapan itu bermula, Tentang
permainan catur sendrii paling tidak sudah terinformasikan pada tahun 1860
(lihat Bataviaasch handelsblad, 29-08-1860). Disebutkan para serdadu
Eropa/Belanda di Batavia memiliki beberapa permainan di sore hari seperti untuk
bermain catur, domino dan sejenisnya untuk mengiisi waktu untuk menghilangkan kebosanan.
Inti catur dan permainan catur ada pada papan catur. Seperangkat
permainan catur ini mudah dibawa tanpa memerlukan bagasi yang besar. Oleh
karenanya bisa dibawa kemana saja, bahkan dari Eropa hingga sejauh Hindia
Belanda. Permainan catur tidak memerlukan ruang besar, dapat dilakukan di kapal
selama pelayaran atau di barak-barak militer. Tentu saja juga mudah dijadikan
sebagai bagian dari permainan di rumah, di club social. Yang lebih penting dari
penyebaran permainan catur yang terletak pada papan catur dan buah catur dapat
dibuat sendiri atau dikerjakan oleh tukang kayu.
Pada tahun 1862 di Soerabaja sudah ada toko yang
menjual perangkat permainan catur (lihat Bataviaasch handelsblad, 23-07-1862).
Nama tako tersebut adalah Gebr. Giber gen Co. Dari nama pengusaha toko tersebut
berasal dari Jerman. Sejak itu semakin kerap toko di beberapa kota mengiklankan
yang di dalam daftar dagangan termasuk catur (schaak dan damborden) dan halma.
Schaak (buah catur) dan damborden (papan catur) tampaknya dijual secara
terpisah. Boleh jadi papan catur yang sama dapat memilih jenis produk buah
catur; atau sebaliknya (tentu saja berbeda dengan masa kini, satu paket). Dalam
suatu pameran industri yang dilakukan badan industry Hindia Belanda di Batavia
dipertunjukkan berbagai produk industry dari Eropa/Belanda dan buatan sendiri
di Hindia Belanda termasuk catur (schaak) dan papan catur (dambord) (lihat Bataviaasch
handelsblad, 21-10-1865).
Hingga sejauh ini belum ada permainan sepak bola di
Hindia Belanda. Permainan di luar ruangan yang sudah berkembangan adalah balapan/pasuan
kuda dan berburu. Permainan di dalam ruangan yang sudah ada dan umum terjadi
adalah catur, domino dan halma serta biliar. Hal serupa ini, permainan di dalam
ruangan di Eropa adalah catur, dimino, biliar dan bowling (lihat Bataviaasch
handelsblad, 18-09-1867). Tampaknya permainan bowling di Hindia Belanda dalam
hal ini di ibu kota Batavia beleum terdeksi adanya permainan bowling. Seperti biasanya,
permainan yang dimainkan oleh orang-orang Eropa/Belanda di Hindia merujuk pada
gaya hidup sejaman dengan bentuk-bentuk permainan di Eropa. Yang jelas, seperti
disebut di atas, permaian catur dengan cepat merambah di Hindia Belanda.
Tampaknya catur yang telah diperjualbelikan, baru sekdar permainan catur
untuk mengisi waktu, apakah di rumah, di barak, atau di klub (societeit). Permainan
catur belum menjadi bagian dari hiburan atau permainan yang dipertandingkan.
Permianan catur baru sekadar cara atau gaya hidup, gaya hidup yang mudah
diterapkan semua orang yang menginginkannya.
Lantas sejak kapan permainan catur dipertandingkan?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pemain Catur di Indonesia Sejak Era Hindia Belanda:
Orang Eropa/Belanda dan Orang Indonesia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.