*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Siapa Sin Ki Ay? Tidak terinformasikan dengan
lengkap. Namun paling tidak masih ada yang dapat dibaca secara singkat di laman
Wikipedia. Dalam narasi disebutkan Sim Ki Aya seorang dokter yang pro Indonesia
(Republiken). Okelah. Sejarah tetaplah sejarah. Setiap tokoh memiliki sejarah
perjalanan masing-masing.
Siem
Ki Ay adalah seorang dokter Indonesia yang melayani rakyat jelata sampai
Panglima Besar Sudirman dan Sultan Hamengku Buwono IX. Sim Kie Ay menempuh
pendidikan di ELS-Temanggung dan HBS-Surabaya-Semarang sebelum berangkat ke
Belanda untuk kuliah kedokteran di Universiteit van Amsterdam. Dia juga aktif
dalam Chung Hua Hui di Belanda. Tahun 1917 Sim Kie Ay menyelesaikan studinya di
Belanda dan kembali ke Indonesia. Bersama alumnus-alumnus Belanda, Sim Kie Ay
mendirikan Chung Hua Hui di Hindia Belanda (Indonesia). Chung Hua Hui adalah
kelompok elite Tionghoa pro-Belanda di masa kolonial. Akan tetapi pada zaman
revolusi, ia bersimpati pada perjuangan Republik. Dr Sim Kie Ay diikut-sertakan
oleh bung Hatta untuk menjadi anggota delegasi Republik Indonesia yang ikut ke
Konferensi Meja Bundar di Den Haag-Belanda sebagai penasehat. untuk menjadi
salah seorang penasehat delegasi Republik Indonesia dalam Konperensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah Sim Ki Ay? Seperti
disebut di tas, Sim Ki Ay adalah seorang tokoh sejarah yang perlu narasi
sejarahnya lebih dilengkapi. Lalu bagaimana sejarah Sim Ki Ay? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Sim Ki Ay Ketua Chung Hwa Hui di Belanda; Goenawan
Mangoenkoesoemo Ketua Indische Vereeniging
Tunggu deskripsi lengkapnya
Goenawan Mangoenkoesoemo Ketua Indische Vereeniging: Sim
Ki Ay Seorang Republiken
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan
pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.