*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Apakah sejarah Indonesia terhubung dengan
sejarah Amerika Serikat? Pada masa ini terkesan tidak berhubungan, Namun
sesungguhnya antara Amerika (Serikat) dengan Indonesia khususnya Manado (Hindia
Timur) sejarahnya sudah terhubung sejak masa lampau. Bagaimana bisa? Bahkan
sejak era VOC (Belanda). Kapal-kapal VOC tidak hanya sampai di Hindia Timur
(baca: Indonesia) tetapi memiliki hubungan langsung antara Batavia dengan
Jepang. Satu abad kemudian (sejak 1790) kapal-kapal dagang Amerika sangat
banyak dan intens berlayar jauh ke Hindia Timur (masih) melalui Afrika Selatan
dari Boston. Baltimore dan pelabuhan-pelabuhan lainnya di pantai timur Amerika.
Setelah
revolusi dan Amerika Serikat menyatakan kemerdekaannya 4 Juli 1776 maka secara
dejure koneksi pelayaran Amerika Serikat dengan Hindia Timur (Indonesia). Rute
yang ditempuh masih melalui Cape Town dan lautan Atlantik). Setelah Amerika
Serikat mengakuisisi pantai barat Amerika dari Spanyol sekitar tahun 1840an
maka pelabuhan-pelabuhan di pantai barat Amerika Serikut mulai tumbuh dan
berkembang pesat seperti San Franscisco, San Diego dan Los Angeles. Kota-kota
ini dengan cepat terhubung dengan kota-kota di pantai timur Amerika Serikat. Pada
tahun 1850 Amerika memprovokasi kerajaan Djambi untuk melawan otoritas Pemerintah
Hindia Belanda. Pada fase inilah di Amerika mulai terbentuk sejarah Wild West (Cowboy)
dan mulai dibangunnya jalur kereta api dari pantai timur ke pantai barat (coast
to coast). Dengan perkembangan yang spektakuler di Amerika Serikat khususnya di
negara bagian California (pantai barat), kapal-kapal dagang dan kapal-kapal
militer Amerika Serikat menjadi penguasa lautan Pasifik hingga menganeksasi
Filipina (dari Spanyol) pada tahun 1898. Setahun kemudian muncul persoalan
batas Filipina (Amerika Serikat) dan Manado (Hindia Belanda) di pulau Palmas
(kini Miangas). Singkatnya pada Perang Pasifik (1942) pertempuran antara
Amerika Serikat dan Jepang terjadi di Manado. Bahkan pada awal pengakuan
kedaulatan Indonesia (1950an) orang-orang Amerika Serikat masuk ke Indonesia
melalui pelabuhan Manado.
Lantas bagaimana sejarah mahasiswa Indonesia studi
ke Amerika Serikat dan Widjojo Nitisastro? Seperti disebut di atas hubungan
Indonesia dan Amerika sudah beralngsung lama bahkan sejak eroa VOC. Bagaimana
soal perguruan tinggi Eropa vs Amerika? Lalu bagaimana sejarah mahasiswa
Indonesia studi ke Amerika Serikat dan Widjojo Nitisastro? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Okelah, untuk memastikan dan menambah
pengetahuan serta meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Mahasiswa Indonesia Studi ke Amerika Serikat dan
Widjojo Nitisastro; Perguruan Tinggi Eropa vs Amerika
Lulusan pertama Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia adalah Drs. Sie Bing Tat. yang berhasil lulus
pada akhir Mei 1953, sementara lulusan kedua adalah Drs. Oei Kwie Tik pada
bulan Agustus 1953 (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,
26-08-1953).
Selanjutnya Het nieuwsblad voor Sumatra, 04-03-1954 memberitakan Drs baru
dalam perekonomian di Fakultas Ekonomi di Djakarta, pada hari Selasa tanggal 2
Maret bernama Saleh Siregar lulus ujian doktoral (Drs) di bidang ekonomi. Lebih
lanjut disebutkan dia (Saleh Siregar) adalah kandidat ketiga yang memperoleh
gelar doktoral (Drs) di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Djakarta.
Selanjutnya De nieuwsgier, 09-03-1955 memberitakan lulus tingkat doctoraal di
Fakultas Ekonomi: Widjojo [Nitisastro]. Kemudian disusul oleh tiga lulusan
berikutnya yakni R Dahmono, HMT Oppusunggu dan Tjiong Joe Lian (lihat De
nieuwsgier, 29-04-1955).
Mengapa lulusan di fakultas ekonomi di Universitas
Indonesia? Yang jelas sejak pengakuan kedaulatan Indonesia jumlah mahasiswa
semakin meningkat, jumlah lulusan (sarjana) semakin banyak dan juga jumlah
fakultas dan universitas semakin bertambah. Dalam konteks inilah mulai ada
mahasiswa yang akan studi ke Amerika Serikat.
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,
30-08-1957: ‘Ekonom ke AS (Amerika Serikat). Enam pakar ekonomi Indonesia, yang
berafiliasi dengan Fakultas Ekonomi di Djakarta, telah dikirim ke AS.
meninggalkan tanah air selama dua tahun untuk mengembangkan diri secara
ekonomi. Para ahli adalah: Widjojo Nitisastro, T. Umar Ali, Barli Halim, Suhadi
Mangkusuwondo, JE Ismael dan Wahju Sukotjo. Studi mereka di berbagai
universitas di AS dilakukan dalam konteks Indonesianisasi dosen-dosen Fakultas
Ekonomi di Universitas Indonesia di Djakarta’.
Mahasiswa-mahasiswa Indonesia mulai lagi babak baru
studi ke luar negeri untuk meraih gelar doktor (PhD). Setelah pendudukan Jepang
dan perang kemerdekaan baru dua orang yang diberitakan berhasil meraih gelar
doktor (Ph.D) di luar negeri yakni Arifin M. Siregar dan Widjojo Nitisastro.
Arifin M. Siregar memulai tingkat sarjana di Economische Hoogeschool Rotterdam
tahun 1953 (lihat Het Parool, 18-06-1954) dan kemudian melanjutkan studi
tingkat doktoral (Ph.D) di Universität Münster, West Germany dan lulus tahun
1960. Drs. Widjojo Nitisastro berhasil meraih Ph.D di University of California
at Berkeley tahun 1961.
Arifin M. Siregar adalah salah satu diantara siswa-siswa Indonesia yang melanjutkan studi
ke Belanda setelah era perang berakhir. Arifin M. Siregar dll studi di Economische Hoogeschool di Rotterdam.
Mengapa fakultas ekonomi di Belanda? Yang jelas di Indonesia sudah ada
perguruan tinggi di bidang kedokteran, hukum, teknik dan kedokteran hewan dan
pertanian. Sekolah tinggi ekonomi di Indonesia terbilang baru. Kebutuhan
sarjana ekonomi sangat tinggi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi di Indonesia.
Sebelum Widjojo Nitisastro
berangkat studi doktoral (Ph.D) ke Amerika Serikat, di Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia untuk kali pertama dilakukan promosi doktor. Pada tahun
1954, Drs. Njoo Hong Hwie dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
diberitakan menerima gelar Ph.D di bidang ekonomi (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad
voor Nederlandsch-Indie, 24-09-1954). Drs. Njoo Hong Hwie adalah mahasiswa PhD
pertama di Fakultas Ekonomi.
Para penguji dalam sidang desertasi Njoo Hong Hwie tersebut adalah Drs.
Koo Liong Bing, PhD dan Drs. Tan Goan Po, PhD. Drs. Njoo Hong Hwie berhasil
mempertahankan desertasinya berjudul Solvabiliteit Perusahaan dengan promotor
Prof. Drs. vd Velde, Ph.D (lihat De
nieuwsgier, 16-09-1954). Catatan: Drs. Njoo Hong Hwie sendiri memperoleh sarjana ekonomi
(economische weten schappen) di Economische Hoogeschool Rotterdam pada tahun
1938 (Bataviaasch nieuwsblad, 18-03-1938). Sementara itu Drs. Tan Goan Po,
meraih doktor (PhD) di Universiteit Rotterdam tahun 1942 (lihat Het Vaderland:
staat- en letterkundig nieuwsblad, 25-11-1942). Sedangkan Drs. Soemitro
Djojohadikoesoemo di universitas yang sama di Rotterdam tahun 1943 (lihat
Algemeen Handelsblad, 13-03-1943). Sementara itu di tahun yang sama di
Universiteit Utrecht Mr. Masdoelhak Nasution juga meraih gelar PhD (lihat
Friesche courant, 27-03-1943). Satu lagi yang meraih gelar PhD tahun-tahun ini
adalah Drs, Ong Eng Die lulus ujian doktoral tahun 1940 di Vrij Universiteit
Amsterdam tahun 1940 (Nieuwsblad van het Noorden, 01-06-1940). Economische
Hoogeschool te Rotterdam kini lebih dikenal sebagai Erasmus Universiteit.
Setelah Drs. Njoo Hong Hwie
promosi tahun 1954 dan berhasil memperoleh gelar Ph.D, baru kemudian menyusul
Mohamad Sadli dan Soebroto tahun 1957 (Algemeen Indisch dagblad : de
Preangerbode, 04-11-1957). Disebutkan mahasiswa Ph.D [Mohamad] Sadli dan
Soebroto untuk doktor di bidang ekonomi, hari ini, di aula pertemuan
Universitas Indonesia di Djakarta, Mohamad Sadli dan Soebroto mempertahankan
disertasi mereka untuk mendapatkan gelar doktor di bidang ekonomi. Mohamad
Sadli mempertahankan desertasinya berjudul ‘Aspek Inter-regional Industrial
Development’ dan Soebroto dengan desertasi berjudul ‘Ketentuan Perdagangan’.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Perguruan Tinggi Eropa vs Amerika: Mahasiswa Indonesia
dari Masa ke Masa Eropa/Belanda, Amerika, Australia, Jepang dan Tiongkok
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.