*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini
Pada
masa ini terminology industry sepak bola mulai populer. Dalam hal ini
terminology industry awalnya diterapkan dalam kegiatan manufaktur (kegiatan
produksi untuk menghasilkan output berupa barang). Seiring dengan perkembangan
fungsi sepak bola sebagai olahraga/Kesehatan menjadi permainan (game) yang menjadi
hiburan (massal), maka industry sepak bola merujuk pada kegitan hiburan, yang
dalam hal ini outputnya tidak berupa barang tetapi jasa (hiburan). Oleh karena
itu industry sepak bola adalah industry jasa, dimana unit usa (bisnis) adalah
klub (usaha/bisnis yang menjalankan kegiatan jasa/hiburan).
Industri
sepak bola adalah berbagai bisnis sepak bola. Dalam hal ini industri sepak bola
adalah kumpulan unit bisnis (klub) sepak bola. Dalam hal ini klub sepak bola terkait
dengan stakeholder lain seperti unit sepak bola lainnya, seperti
penonton/supporter, pemerintah, media, transportasi dan sponsor. Unit bisnis
dalam hal ini bertujuan untuk mendapatkan profit yang dapat digunakan untuk
membesarkan usaha bisnis sepak bola. Bagaimana mengelola bisnis untuk tujuan
itu, adalah mengelola kegiatan untuk memaksimumkan revenue seperti penjualan
tiket, berbagai pendapatan lainnya seperti sponsor, nilai transfer pemain dan
merchandise. Sebaliknya mengelola kegiatan unruk meminumkan pengeluaran atas
penggunaan sumberdaya seefisien mungkin seperti upah/gaji pemain dan supporting,
mendapatkan pemain, pembinaan pemain muda, pembangunan stadion sendiri dan
sebagainya. Dalam hubungan ini, industry sepak bola, setiap klub bersaing untuk
mencapai dua tujuan: profit bisnis dan tim juara. Industri sepak bola menjadi
setiap klub berlomba untuk mencapai dua tujuan tersebut.
Lantas bagaimana sejarah industri sepak bola
di Indonesia? Seperti disebut di atas, industry sepak bola pada masa ini sudah
sangat berkembang di Eropa. Bagaimana dengan di Indonesia? Ekonomi dan bisnis sepak
bola sejak era Hindia Belanda. Lantas bagaimana sejarah industri sepak bola di
Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Industri Sepak Bola di Indonesia; Ekonomi dan Bisnis
Sepak Bola Sejak Era Hindia Belanda
Tidak dapat dikatakan tidak ada, namun sulit
menemukan terminology industri sepak bola di masa awal pekermbangan sepak bola
di Eropa. Boleh jadi industri sepak bola adalah terminologi masa kini. Namun mengikuti
definisi seperti disebut di atas, tanda-tanda atau gejala industri sepak bola
itu sudah lama adanya pada era Hindia Belanda. Tidak hanya di Eropa, juga di
Hindia Belanda. Bagaimana tanda-tanda industri sepak bola tergambar dari
kutipan tentang protes seorang pendeta terhadap dunia sepak bola.
De revue der sporten jrg 12, 1919, no 50, 13-08-1919: ‘Latihan Jasmani dan
Ketuhanan,” Saya sendiri berulang kali memperingatkan terhadap pemujaan
yang tidak wajar terhadap pemain sepak bola? Bukankah saya berulang kali
berdebat bahwa semua chauvinisme terhadap klub sepak bola tertentu dengan serbaguna
tidak ada hubungannya dengan olahraga itu, dan lebih cenderung pada cedera
daripada pada yang baik? Apa kelebihan para pesepakbola? Apa yang mereka
lakukan untuk kepentingan sesama mereka? Segera mereka akan membayangkan bahwa
mereka sangat berarti, dibuat sangat tersanjung oleh penghormatan. Aduh, betapa
jauhnya “latihan fisik” kita tertinggal dari orang-orang Yunani!
Raungan yang terdengar di pertandingan kita adalah apa berbeda dari suasana
suci yang tenang dan khusyuk dari permainan Yunani. Tidak, saya tidak menentang
olahraga, tetapi saya meremehkan perkembangannya yang paling gila ini. Dan
untuk alasan ini, karena menurut saya latihan fisik yang baik adalah hal yang
sangat baik, sekarang saya tidak menyetujui penghormatan yang dibesar-besarkan
seperti itu. Saya percaya bahwa ini lebih merugikan olahraga daripada
menguntungkannya. Setiap orang yang tenang dan berakal pasti berkata: itu semua
terlalu bodoh. Camille van Horden sudah mati. Dia berhak disebut Belgian De
Korver. Camille bermain 28 kali untuk tim nasional Belgia. Dalam beberapa tahun
terakhir, tidak aktif, memenuhi tugas master pelatihan. Dia meninggal 30 Juli
2009 dari lingkungan terdekatnya, banyak teman olahraganya telah direnggut. Van
Horden menemui kematian yang tragis. Yakni, dia dibunuh dalam sebuah pertengkaran’
Lepas dari apa yang disuarakan oleh seorang pendeta
di Belanda di atas, tergambar betapa hebatnya perkembangan sepak bola di Eropa.
Menurut pendeta itu apa yang menjadi trend dalam sepak bola, itu adalah
kebodohan. Bagi para gibol, tentu lain lagi yang mereka pikirkan. Dalam pikiran
para gibol inilah terkesan sepak bola sudah bertransformasi jauh, dan telah menggambarkan
sepak bola itu sudah menjadi industri.
Opini pendeta ini ada baiknya, seperti yang dikeluhhkan sang pendeta” ‘Aduh,
betapa jauhnya latihan fisik kita tertinggal dari orang-orang Yunani!’ Maksudnya
sepak bola yang berlaku sudah jauh dari esensi sepak bola itu untuk kebutuhan
olah raga dan kesehatan. Semua chauvinisme terhadap klub sepak bola
tertentu dengan serbaguna tidak ada hubungannya dengan olahraga, bahwa ini lebih merugikan olahraga
daripada menguntungkannya, dan lebih cenderung pada cedera (kerusakan) daripada pada yang baik (kebaikan). Pendeta itu
menyindiri apa
kelebihan para pesepakbola? Apa yang mereka lakukan untuk kepentingan sesama
mereka? Namun sebaliknya juga
tergambar para sepak bola sekan telah membayangkan bahwa mereka sangat berarti, dibuat
sangat tersanjung oleh penghormatan yang mereka terima. Nilai komersil dan nilai ekonomi mereka sudah sangat
tinggi. Para pemain sepak bola sudah kaya, pendapatan tinggi dan gaya hidup
baru. Jelas ini yang ditentang pendeta, tetapi para gibol suasana itu yang
ingin dicapainya. Pendeta itu mengakhiri kritiknya: ‘Tidak, saya tidak
menentang olahraga, tetapi saya meremehkan perkembangannya yang paling gila ini’.
Komersialisasi sepak bola dalam konteks ekonomi
sepak bola, yang bersaing ketat, diantara para pemain dan diantara klub jelas
telah menggambarkan situasi dan kondisi yang dapat disebut industri sepak bola
sedang ‘ngebul kuat’ boleh jadi sudah menyangi industri manufaktur yang
berbasis mesin uap. Sepak bola telah mendapat tempat yang sejajar dengan industri-industri
lainnya. Kemajuan sepak bola, sangat dikhawatirkan oleh para pendeta, para
pemuda sudah lebih mengutamkan ke stadion sepak bola dari pada ke kegiatan
Minggu di gereja.
Gereformeerd jongelingsblad; orgaan van den Nederlandschen Bond van
Jongelingsvereenigingen op Gereformeerde Grondslag, jrg 34, 1922-1923, no. 39,
25-05-1923: ‘Pemuda dan Olahraga kita. Hari-hari ini kita membaca kata-kata
berikut yang patut dipertimbangkan di Westlander: Betapa olahraga dan olah raga
tidak menjadi latar depan akhir-akhir ini. Berapa banyak di sekitar siapa sepak
bola menggambar dunia ajaibnya! Ratusan, yang berlari gila-gilaan mengejar bola
(di hari) Minggu demi Minggu (ke gereja). Bangsa Romawi juga memiliki klub
sepak bola dan lapangan sepak bola mereka sendiri, dan mereka juga tampaknya
memiliki gagasan aneh tentang pemeliharaan hari Minggu. Bahkan balita berusia
enam dan tujuh tahun menendang dengan sepatu kayu mereka di belakang satu batu
besar atau sepak bola tiruan dan istilah sepak bola bermula. Koran-koran
menulis kolom-kolom yang penuh dengannya dan bagi ribuan orang tujuan hidup
tertinggi tampaknya berada di lapangan olahraga dan sepak bola. Angin ini juga
bertiup di atas kaum muda kita. Jumlahnya terus bertambah yang menggantikan
gereja dengan mereka jalan kaki ke lapangan sepak bola. Seseorang berbicara
tentang kekasaran yang dipertanyakan dari masa muda Kristen kita, yang juga
menemukan penyebabnya dalam hal ini. Dan memang, ada hal-hal yang menimbulkan
ketakutan dan kekhawatiran. Mereka membangkitkan perasaan takut kota bahwa
generasi muda perlahan tapi pasti bergerak maju di jalan di mana batas antara
gereja dan dunia telah dibongkar. Pada saat kebangkitan spiritual dan kehidupan
spiritual berkembang, minat pada hal-hal “duniawi”, seperti olahraga
dan seni, biasanya berkurang. Apakah kita tidak melihat ini dalam hidup kita
sendiri? Ketika rahmat Tuhan membuat hati kita bersinar hangat dan kita tidak
tahu yang lebih tinggi keinginan daripada berada dalam hal-hal Bapa kita, maka
dunia melewati kita, dan keindahannya tidak menyentuh kita: Tetapi ketika semua
pesona hal-hal yang terlihat dan sensual menangkap kita lagi, dan membawa kita
tertawan, lihatlah, kita ingat hal-hal yang dulu sangat sedikit Oh, surga
meminta kita sepenuhnya, dan bumi meminta kita sepenuhnya, dan hati kita
terlalu kecil untuk menanggung keduanya, Itulah perselisihan, kehancuran hidup
ini, Kami rasakan, dan kami merasakannya dalam detak jantung kehidupan Kristen
kita saat ini, yang memenangkan cinta yang satu dengan mengorbankan cinta yang
lain. Oleh karena itu kami tidak akan mengabaikan suara-suara ini dengan
isyarat yang luas. Di sini tinggal doa Ayub, yang memohon untuk anak-anaknya
ketika mereka jauh darinya dalam nyanyian dan permainan. Kita sangat kaya hari
ini dibandingkan dengan masa lalu. Dan kita tahu bahwa kekayaan itu sendiri
tidak keji atau berdosa, tetapi berbahaya. Ini sangat sulit. Untuk menggunakan
pemberian Tuhan agar tidak disalahgunakan’.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Ekonomi dan Bisnis Sepak Bola Sejak Era Hindia Belanda:
Apakah Sudah Terjadi Industri Sepak Bola?
Tampaknya selama era Hindia Belanda tidak ditemukan terminology
industry sepak bola. Namun dengan
mengacu pada definisi industri sepak bola, gejala sepak bola sudah terindustrialisasi
sangat nyata. Loyalitas terhadap pemain dan klub pujaan merupakan ukuran nyata bahwa
sepak bola tidak hanya fungsi olahraga, tetapi telah bertransformasi menjadi
kegiatan ekonomi yang dilakukan secara bisnis. Para penonton dengan sukarela
membayar tiket dan jadwal sepak bola terkesan telah menabrak jadwal kegiatan
rohani di gereja pada hari Minggu (terutama para pemuda).
Bisnis dan industri, dalam hal ini sepak bola, adalah dua terminology yang
secara ekonomi untuk menunjukkan satu hal. Perbedaannya hanya soal skala. Bisnis
dalam hal ini adalah klub yang menjalankan fungsi ekonomi secara sadar (dikelola
dengan manajemen yang baik). Kumpulan unit bisnis disebut industry. Oleh karena
itu bisnis adalah mikro ekonomi (dilihat dari satu unit semata untuk mencapai
tujuannya: profit); sedangkan industry adalah makroekonomi (market sepak bola).
Market sepak bola yang sudah terbentuk, seperti jadwal yang tetap dalam kompetisi,
mengindikasikan industry sepak bola sudah bekerja.
Pengorganisasian klub-klub sepak bola ke dalam federasi
local (bond), federasi nasional (NIVU) dan federasi internasional (FIFA), industri
sepak bola (gejalanya) tidak lagi tumbuh dan berkembang sebatas kota, tetapi
juga secara nasional dan secara internasional. FIFA sendiri dibentuk pada tahun
1904. Oleh karena itu terbentuknya rantai industri sepak bola secara
internasionakl juga ada kontribusi dari FIFA. Dalam hal ini FIFA menjadi badan
pengatur tunggal industri sepak bola sedunia.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.