Barack Obama (dan semoga Justin Trudeau menyusul) akan
melakukan lebaran di Istana Bogor. Pilihan Istana Bogor sudah barang tentu
sangat tepat. Hal ini karena Istana Bogor tidak saja akan menjadi lambang perdamaian,
tetapi juga Istana Bogor akan menjadi lambang pluralisme di Indonesia. Presiden
RI Joko Widodo dan mantan Presiden Amerika Serikat yang berbeda agama akan
berlebaran pada suasana Hari Raya Idul Fitri di Istana Bogor. Barack Obama (dan
Justin Trudeau) adalah orang-(orang) yang diharapkan dapat mempeloporinya, sebab di dalam darahnya mengandung
pluralisme.
pluralisme di Indonesia, saya teringat pada tahun 1984 saat saya ikut rombongan
wisata di Istana Bogor, pemandu menjelaskan bahwa yang ada di salah satu ruangan
terdapat pelaminan adat dari Batak Mandailing dan Angkola. Hanya itu deskripsi
pemandu istana. Terus terang baru kali itu saya melihat seperti apa pelaminan
adat Batak (Mandailing dan Angkola). Saat itu saya mengasosiasikan keberadaan
pelaminan itu ada di Istana Bogor, sebab Adam Malik Batubara pernah menjabat
sebagai Wakil Presiden pada periode 1978-1983. Bisa jadi pelaminan itu adalah
perangkat yang digunakan ketika pernikahan salah satu anak Wakil Presiden Adam
Malik Batubara yang sengaja ditinggal dan dipamerkan di salah satu ruang
istana. Setelah kunjungan wisata itu, saya tidak tahu apakah perangkat
pelaminan itu masih ada atau tidak. Kini, pelaminan adat Batak Mandailing dan
Angkola yang dulu pernah saya lihat di Istana Bogor teringat kembali ketika
muncul pemberitaan putri tunggal Presiden RI, Joko Widodo bernama Kahiyang Ayu
akan dipersunting oleh seorang pemuda bernama Bobby Nasution. Berita itu tentu
mengejutkan. Namun segera saya teringat bukankah sebelumnya putra (mantan)
Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono bernama Agus Harimurti telah mempersunting
seorang pemudi bernama Annisa Pohan?. Lantas apakah ini makna kehadiran
pelaminan adat Batak Mandailing dan Angkola yang pernah saya lihat di Istana
Bogor pada tahun 1984? Saya tidak mengasosiasikan itu. Pelaminan adat Batak
Mandailing dan Angkola adalah satu hal, sementara pernikahan Agus Harimurti dan
Annisa Pohan adalah hal lain, sedangkan Bobby Nasution yang akan mempersunting
Kahiyang Ayu adalah hal yang lain lagi. Yang jelas, Istana Bogor pantas menjadi
lambang pluralisme atau lambang bhinneka tunggal ika.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.