Bagian-2: Penyerangan terhadap Pemerintah Belanda di Bekasi, 1869 | ||
Tanggal |
Hari |
Deskripsi |
02-04-1869 |
Jumat |
Pergerakan pemberontak. Para pemberontak dari Bekasi datang ke Meester Cornelis untuk meminta dibebaskan Sie Nata dari penjara. |
Asisten Residen Kuijper diperingatkan bahwa penduduk Bekassie pada saat gerhana matahari perang akan pecah dan Nata (yang berada di tahanan Meester Cornelis) akan dibebaskan. | ||
Sherif Meester Cornelis menemui pemberontak sekitar 500 orang di Land Tjakoeng. | ||
Sherif lalu melaporkan ke Major Bloom, komandan Batalion ke-11 Meester Cornelis untuk mengambil tindakan. | ||
Pasukan bergerak yang lamanya 3 jam ke Bekasi. Di dalam perjalanan ditemukan satu pembakaran. Pemberontak tidak berhenti di Tjacoeng lalu membuat onar di Bekasi dan kemudian bergerak ke Telok Poetjoeng yang jumlahnya 200 orang. | ||
Pasukan kembali ke Batalion ke-11 dan akan menyusun pasukan dua kompagnie. Ekspedisi ini akan dipimpin Kapten Stoecker. | ||
03-04-1869 |
Sabtu |
Kongsiehuis di Tamboen dibakar. Kongsiehuis juga menjadi tempat tinggal anak Bapak Beirah. Sedangkan Bapa Beirah berhasil melarikan diri (kemudian diketahui melarikan diri ke Buitenzorg). |
Asisten Residen Kuijper dan Sherif datang ke TKP untuk menenangkan situasi. Namun menjadi sumber petaka. Dalam peninjauan ke TKP itu Asisten Residen yang tidak didampingi militer diserang. | ||
Dr. Amenoellah, dokter djawa yang bertugas di Bekasi membanttu yang luka. | ||
Di Meester Cornelis pada pukul setengah 12 datang berita Asisten Residen Kuijper dan Sheriff Meijer terbunuh, | ||
Pasukan Kapten Stoecker, Letnan vis Eijbergen, Letnan Altensteijn, Letnan von Ende dan Letnan de Jongh bersiap jam 12. Petugas kesehatan Hamilton diperbantukan ke pasukan. Di area antara pal 11 dan pal 15 kemudian bergabung Residen Batavia dan asisten residen polisi yang datang naik kereta (kuda). Di Oedjoeng Menteng (Pal 17) kira-kira 5 pal sebelum Bekasi, pasukan dipecah. Pasukan utama di bawah Komando Stoecker menuju Telok Poetjoeng. Satu detasemen di bawah komando Letnan von Ende bersama Residen menuju Bekasi untuk berjaga-jaga. | ||
Pada pal 16 datang gerobak yang mengangkut jasad Asisten Residen dan sherif. Tubuh Asisten Residen luka bekas tombak yang telah dijahit antara rusuk 5 dan 6 dada kiri. Jenasah Asisten Residen dan sheriff diteruskan ke Meester Cornelis. Di Oedjoeng Menteng pasukan dipecah. | ||
Di kali Mang, 2 pal dari Telok Poetjoeng, pasukan pemberontak sekitar selusin orang sudah terlihat di sisi jalan. Asisten Residen polisi meminta meletakkan senjata. Lalu senjata pisau, golok, klewang dan tombak dimuat ke dua gerobak. | ||
Pasukan merangsek ke Kali Abang (Telok Poetjoeng). Pasukan Stoecker bertemu pemberontak. Mereka beresenjata klewang, tombak dan beberapa senapang. Setelah dikepung diminta menyerah. | ||
Para pemberontak yang dalam posisi dikepung sempat terdengar satu teriakan untuk melawan. Namun para pemberontak mengikuti perintah musuh (pasukan militer) dengan membaringkan badan (tiarap) di tanah. Diantara pemberontak yang berbaring di tanah masih tampak seorang yang berdiri dengan senjata. Untuk menghindari para pemberontak bangkit mengikuti yang berdiri, para pasukan militer mengikat para pemberontak yang berbasing dengan tali agar menghambat gerakan mereka selanjutnya. | ||
Para pemberontak akhirnya menyerah tanpa perlawanan. Gerobak yang bersisi senjata juga dibawa ke Bekasi. Sebanyak 162 yang ditangkap (dalam posisi terikat) akan dibawa oleh satu detasemen kavelari ke Bekasi untuk ditahan. Diantara tahanan ini terdapat orang yang melakukan pembunuhan terhadap Asisten Residen. | ||
Pasukan infantri melakukan penyusuran hingga pal 20. Namun karena pasukan yang sudah tampak lelah diputuskan kembali ke Bekasi. Tahanan dibawa ke Bekasi dimana penjara sebagai markas. Ekspedisi akan dilanjutkan esok harinya. | ||
04-04-1869 |
Minggu |
Pasukan dan Residen mulai bergerak ke Tamboen tempat dimana Asisten Residen dan sherif dibunuh (Djaksa berhasil meloloskan diri). Pada saat perjalanan dilakukan 5 pal terlihat Kongsihuis dari penyewa lahan Bapak Beirah yang menjadi tempat tinggal anaknya yang dibakar masih berasap dan kayu-kayu yang membara. Yang terbakar dari kayu yang terbuat dari batu masih utuh. Tubuh Dr. Amenoellah ditemukan di depan halaman dalam kondisi dimutilasi. |
(Sementara itu) Detasemen Buitenzorg dengan kekuatan 60 orang Eropa yang dipimpin Letnan Opscholten yang didampingi Asisten Residen Buitenzorg Muschenbroek tiba pagi di Bekasi. | ||
Setelah bertemu Asisten Residen dengan Residen, pada hari yang sama Asisten Residen bersama Residen kembali ke Batavia. Asisten Residen selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Buitenzorg. | ||
Pada sore hari jenazah Asisten Residen dan Sherif Meester Cornelis dimakamkan di Tanah Abang di Batavia dengan upacara militer. | ||
Ekspedisi Kapten Stoecker dihentikan dan sore hari kembali ke Bekasi. Tujuan utama untuk meyakinkan penduduk dan menangkap pemimpin utamanya mandor dari Tjibaroesa. Namun sang mandor yang bernama Raden Koesoema tidak ditemukan dan diduga telah pergi ke Tjibaroesa. Dua kompagnie (pasukan) dari Batalion ke-11 akan kembali ke garnisun di Meester Cornelis besok hari. | ||
Raden Kosoema akan dikejar oleh asisten penduduk Buitenzorg dengan pasukannya yang terdiri dari enam puluh orang. Perbatasan Krawang dijaga ketat. | ||
05-04-1869 |
Senin |
Untuk tugas pengamanan di Bekasi ditransfer kepada satu detasemen infantri dari Tjilingsie. |
Sore jam 6 tiba detasemen kavelary di bawah komando Letnan Ritmeester Jhr dan Letnan Dussenten Bosch. Pasukan berkuda ini akan membantu infantri untuk patroli di Kaliabang, Tjikarang, Tjitaroem dll. | ||
06-04-1869 |
Selasa |
Ada lporang dari pendeta Biekhof di Depok. Residen Batavia dan didampingi sheriff berangkat ke Depok dengan membawa pasukan 70 orang. |
Di Depok , Residen tidak menemukan indikasi. Residen pada malam harinya memutuskan kembali ke Batavia dengan meninggal sebanyak 25 orang militer untuk keamanan dan melakukan penyelidikan di Ratoe Djaja. | ||
Bapa Toenda, salah satu pemimpin utama perlawanan di Bekasi, pada tanggal 6 ini di Residentie Krawang tertangkap dan ditawan ke Meester Cornelis. Juga Tugat dari Tjibaroesa ditangkap di Krawang. | ||
Dari introgasi yang dilakukan terhadap Toenda dan Tugat diperoleh keterangan bahwa Gerakan Buitenzorgsche dan kampung Ratoe-Djaya, telah dimulai. | ||
08-04-1869 |
Kamis |
Di Tjimanggis ditangkap sebanyak 10 orang. Jumlah yang ditangkap dan ditahan pada hari pertama (tanggal 4) sebanyak 162, kini jumlahnya keseluruhan menjadi 172 orang. |
Yang ditangkap di Tjimanggis termasuk Bapa Kollot alias Raden Malang, salah satu pemimpin pemberontakan bersama istrinya, ayah mertua dan saudara ipar. Selain itu, Nisa kepala Ratoe Djaja, Sipitang dan Boeang pembantu dari Rama alias Pangeran Alibasa, kepala penghasut pemberontak yang beberapa waktu lalu (12-17 Maret) mengadakan pesta dan mengadakan pertemuan serta di Tjilingsi Aijang Toebagoes Glentjer dan istrinya, dua diantara penggagas utama pertemuan tersebut. | ||
Mereka yang ditangkap ini dibawa dan ditahan di Depok di bawah pengawasan detasemen infantri Tjimanggis. | ||
Dalam penyelidikan ini termasuk pelukis terkenal Raden Saleh. Yang ditangkap di Buitenzorg. Penangkapan ini berdasarkan informasi yang muncul di Depok bahwa Raden Saleh datang ke Ratoe Djaja pada saat pesta/pertemuan dilakukan pada tanggal 14 Maret. | ||
Informasi ini berasal dari orang Depok mengeluh ketika Residen Batavia datang ke Depok. Disebutkan bahwa Raden Saleh, pelukis terkenal yang pernah belajar di Belanda tidak hanya telah menghadiri pesta tetapi telah berperan aktif di Ratoe Djaja. | ||
12-04-1869 |
Senin |
Residen Batavia berangkat ke Buitenzorg pagi ini dan akan melanjutkan ke Bekassie melalui Depok. untuk melanjutkan peninjauan dari kasus ini. |
Alasan Residen Batavia ke Buitenzorg yang turut didamping jaksa penuntut umum dalam rangka tuduhan terhadap Raden Saleh. Sebagaimana diketahui Raden Saleh tidak hanya memiliki rumah di Menteng tetapi juga di Buitenzorg (di Empang). | ||
Dalam kasus Raden Saleh, diketahui dari penyelidikan yang mengaku sebagai Raden Saleh adalah Bapak Kollot alias Raden Malang. Dalam pesta/pertemuan di Ratoe Djaja, Bapak Kollot di depan publik mengaku sebagai Raden Saleh. Pada situasi inilah ‘mata-mata’ dari Depok yang hadir menginformasikan kepada pendeta Biekhof. Informasi inilah yang kemudian disampaikan oleh pendeta Biekhof ketika Residen Batavia berada di Depok pada tanggal 6 April. | ||
Sementara di sisi penduduk, pengakuan Raden Saleh alias Bapak Kollot menjadi daya tarik sendiri untuk membangkitkan semangat undangan yang hadir, Kehadiran Raden Saleh di pesta/pertemuan Ratoe Djaja telah mengalami difusi secara cepat di seluruh Afdeeling Buitenzorg dan Afdeeling Bekasi. | ||
Dari Buitenzorg, atas kemauan sendiri, Raden Saleh bersama Residen dan dan jaksa penuntut berangkat ke Depok untuk mempertemukan Raden Saleh dengan Bapak Kollot. Dari hasil konfrontir ini bahwa Bapak Kollot telah menyalahgunakan nama Raden Saleh. | ||
Selanjutnya media menyindir Residen sebelum ke Buitenzorg seharusnya memastikan kebenaran tuduhan terhadap Raden Saleh. | ||
Bapak Kollot telah berhasil membentuk opini dan membangun semangat penduduk. Sementara Residen Batavia telah gagal mengklarifikasi informasi yang berasal dari pendeta Biekhof. Dalam hal ini Bapak Kollot kalah taktis dibandingkan Residen. | ||
19-04-1869 |
Minggu |
Di Afdeeling Buitenzorg, Residentie Batavia telah dilakukan oleh satu detasemen untuk memastikan situasi dan kondisi keamanan. Datasemen ini juga untuk mendukung polisi dalam penyelidikan terhadap pemberontak, Detasemen kavelery ini telah menyisir wilayah rata-rata 23 pos per hari selama 14 hari. |
Sumber: (periode April 1869-April 1870)
Bataviaasch handelsblad
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie
De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad
Didukung sejumlah surat kabar yang terbit di Belanda |

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.