PT Pegadaian, suatu BUMN menetapkan
hari jadi (hari lahir) pada tanggal 1 April 1901. Pada masa ini setiap tanggal
1 April diperingati sebagai hari jadi. Tentu saja tanggal ini sangat penting
bagi Sukabumi, karena tepat pada tanggal 1 April 1901 di Soekaboemi dilakukan
percobaan (kantor) pegadaian (pandhuis) yang dikelola oleh pemerintah.
![]() |
Hari Jadi Pegadaian 1 April 1901 di Soekaboemi |
Dari website PT Pegadaian disebutkan sejarah
pegadaan bermula ketika Pemerintah VOCmendirikan Bank Van Leening di Batavia
pada tanggal 20 Agustus 1746. Pemerintah Pendudukan Inggris membubarkan Bank
Van Leening dan kemudian diberi kebebasan kepada masyarakat untuk mendirikan
usaha Pegadaian dengan mendapat lisensi dari pemerintah di daerah setempat. Pada
saat kembali Pemerintah Hindia Belanda berkuasa kembali, metode pacth pengganti
lisensi tetap dipertahankan. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan
metode baru yang disebut dengan cultuur stelsel. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901
yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1
April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi.
mengapa pemerintah membuat percobaan (kantor) pegadaian? Dan mengapa tempat
yang dipilih di Soekaboemi? Sudah barang tentu pertanyaan-pertanyaan ini telah terlewatkan.
Namun pertanyaan-pertanyaan ini haruslah dipandang penting. Sebab sangat jarang
terjadi di era Hindia Belanda suatu peristiwa penting dimulai di daerah, yang
dalam hal ini kota kecil Soekaboemi. Untuk menambah pengetahuan kita mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini
adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
tahun 1740 terjadi peristiwa besar di Batavia. Terjadi kerusuhan yang dipicu
oleh sejumlah orang Tionghoa. Gubernur Jenderal VOC mengambil langkah tak lazim
memberangus para pemberontak. Sekitar 10.000 orang Tionghoa mati terbunuh (lihat
Oprechte Haerlemsche courant, 15-07-1741). Sejak kejadian ini, sejak Gubernur
Jenderal van Imhoff muncul beberapa hal baru diantaranya terbitnya surat kabar
pertama dan bank pertama. Surat kabar tersebut diberi nama Bataviaasche
Nouvelles, terbit petama tahun 1744 namun surat kabar ini kemudian berhenti.
pada tahun 1755 (lihat Middelburgsche courant, 01-11-1766). Bataviasche
Nouvelles yang beroperasi selama 60 tahun masih sempat nongol pada tahun 1820
seperti dilansir surat kabar Leydse courant eedisi 09-04-1821.
bank pertama tersebut diberi nama Bataviasche Bank van Leening. Bank ini
diputuskan pendiriannya dalam satu rapat Raad van Indie yang diadakan pada
tanggal 26 Agustus 1746. Orang yang sangat berperan dalam upaya pendirian bank
ini, selain Gubenur Jenderal van Imhoff adalah Jacob Mossel. Namun bank ini
tampaknya baru terealisasi empat tahun kemudian (lihat Daghregister 10 Maret
1750).
![]() |
Buku Sejarah Bank van Leening 1746-1794 |
Sejarah Bank van Leening di Batavia dapat dibaca
dalam buku yang ditulis oleh NP van der Berg. Buku tersebut diberi judul De
Bataviasche Bank-courant en Bank van leening 1746-1794. Buku ini diterbitkan
oleh PN van Kempen di Amsterdan tahun 1870. Buku ini setebal 218 hal yang
terbagi ke dalam delapan bab plus enam judul lampiran. Disebutkan dalam buku
ini bahwa dalam rapat Raad van Indie tanggal 12 Agustus 1746 yang dipimpin oleh
Gubernur Jenderal van Imhoff memutuskan (resolutie) untuk membentuk berbagai
fasilitas diantaranya colegie van commercie, tarief paraauwloonen, postkantoor
dan bank en bank van leening (bank pinjaman). Dalam rapat tanggal 26 Agustus
1746 dibuat suatu keputusan (resolutie) untuk mendirikan bank yang diberi nama Bataviasche
Bank van Leening.
bank ini diumumkan pada tahun 1751 (lihat Daghregister 24 September 1751). Pada
tanggal 1 November 1750, Jacob Mossel diangkat menjadi gubernur jenderal (menggantikan
van Imhoff). Ringkasan singkat rekening negara (staatreekening)
dari Bank van Leening diumumkan setahun kemudian (lihat Daghregister 15
September 1752).
yang disebutkan di atas, Inggris mengambil kekuasaan di Hindia pada tahun 1811.
Pemerintah Pendudukan Inngris membubarkan Bank Van Leening. Sebagai
penggantinya Pemerintah Pendudukan Inggris memberikan kesempatan kepada publik untuk
mendirikan usaha pegadaian (pawnshop) dengan persetujuan pemerintah daerah (yang
dalam hal ini Residen). Dalam perkembangannya Pemerintah Pendudukan Inggris
membuat kebijakan baru yang mana pegadaiaan disewakan kepada penawar harga
tertinggi (pacht).
pemerintah menawarkan kepada publik untuk mengelola dengan membayar sewa per
tahun (semacam pajak). Sistem penyewaan ini (pacht) umum diberlakukan seperti
rumah opium.
saat kembali Pemerintah Hindia Belanda berkuasa kembali tahun 1816, kebijakan
penyewaan (pacht) diteruskan. Keberadaan pegadaian (pandjeshuis) memberi kemudahan
bagi masyarakat untuk mendapatkan uang tunai dengan perjanjian menjaminkan
harta yang dimiliki. Namun aturan, prosedur dan metode penaksiran tidak
standar. Juga pengenaan bunga (rent) terhadap pinjaman antara satu pegadaian
dengan pegadaian berbeda-beda. Orang-orang kaya Tionghoa banyak yang mendapat
hak sewa (pacht) ini.
![]() |
Javasche courant, 03-11-1831 |
Pemerintah Hindia Belanda hanya melihat dari sisi
penerimaan dari sewa (pacht) dari penawar harga tertinggi dan kurang
memperhatikan praktek yang terjadi antara pegadaian dengan nasabah. Tidak
adanya aturan yang berlaku umum (standar) menimbulkan banyak kasus, terutama para
nasabah yang miskin atau nasabah yang memiliki usaha tetapi lagi lesu. Pada
tahun 1831 Pemerintah melalui Directeur van ‘sLands Middelen en Domeinen
mengeluarkan peraturan baru tentang sewa pegadaian dan terkait dengannya berdasarkan
Resolutie der Hooge Regering van den 18 October 1831 No. 5. Aturan baru
berlakukan untuk tahun 1832, 1833 dan 1934. Aturan baru ini berkenaan dengan
hak dan kewajiban penyewa (pacht) yang didalamnya termasuk aturan tentang jiga
pegadaian gagal (tutup) dan juga aturan tentang barang hilang. Dalam aturan ini
juga disajikan tabel besarnya bunga berdasarkan lama peminjaman menurut
besarnya uang pinjaman yang diterima nasabah dari jaminan yang diberikan.
Publikasi aturan ini dapat dibaca pada surat kabar Javasche courant, 03-11-1831.
tahun 1869 Kerajaan Belanda mengeluarkan beslit terhadap kebijakan pegadaian di
Hindia Belanda (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 20-10-1869).
Satu butir penting dari kebijakan baru ini adalah pembebasan sewa (pacht)
kepada pengusaha pegadaian yang memberi pinjaman ke publik di bawah f100
(pegadaian-pegadaian kecil). Dalam kebijakan ini juga mulai diatus perihal
perjanjian antara pegadaian dengan nasabah dan penetapan tingkat bunga.
Kebijakan pemghapusan sewa ini diberlakukan sejak 1 Januari 1870. Untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat dari kebijakan baru tentang Pegadaian atau
Bank van Leeining ini diumumkan ke publik secara lokal melalui papan pengumuman
dalam bahasa Belanda, bahsa Cina dan bahasa pribumi. Jam buka pegadaian
ditetapkan pada hari kerja dimana rumah pegadaian tutup setelah matahari
terbenam sampai matahari terbit.
![]() |
Java-bode voor Nederlandsch-Indie, 20-10-1869 |
Dalam kebijakan ini juga disebutkan pemerintah
daerah (Asisten Residen atau Residen) melakukan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pegadaan secara berkala untuk menjaga aturan dan meminimalkan
pelanggaran. Pelanggaran dapat diajukan ke pengadilan.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.