*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini
Sebelum terjadi revolusi di Manado pada tanggal
14 Februari 1946, beberapa tahun sebelumnya pernah terjadi revolusi di
Gorontalo. Dua revolusi ini sama-sama menangkap dan menahan pejabat otoritas
Belanda. Revolusi di Gorontalo terjadi sebelum pendudukan militer Jepang (era
Peerintah Hindia Belanda), sementara revolusi di Manado terjadi setelah era
pendudukan militer Jepang (era Pemerintah Belanda-NICA).

Pasifik sudah memasuki wilayah Asia Tenggara. Antara militer Jepang di satu
pihak dan pihak lainnya adalah Inggris, Amerika Serikat dan Pemerintah Hindia
Belanda. Pada akhir tahun 1941 militer Jepang sudah melakukan pemboan di
Tarempa (Kepulauan Natoena) dan Pontianak (Kalimantan). Belum diikuti
pendudukan. Pasukan militer Jepang masih mengincar (pelabuhan) Singapoera. Pada
tanggal 11 Januari terjadi pertempuran antara antara pasukan militer Jepang dengan
militer Peerintah Hindia Belanda di Tarakan dan di Minahasa. Laporan Domei dari
Tokyo, sebagaimana dilansir surat kabar Dordrechtsche courant, edisi hari Rabu
14-01-1942 menyatakan bahwa Kema telah diduduki oleh pasukan pendaratan khusus
Angkatan Laut Jepang tanggal 11 Januari dan juga bandara Kakas sudah berada di
tangan Jepang, dimana empat pembom berat Lockheed-Hudson dan tiga pembom berat
lainnya ditembak jatuh.
Lantas bagaimana pangkal perkara sehingga muncul
revolusi di Gorontalo melawan penguasa Belanda pada tanggal 23 Januari 1942.
Tanggal ini mengindikasikan bahwa militer Jepang telah menduduki Minahasa.
Salah satu tokoh penting dala revolusi Gorontalo ini adalah Nani Wartabone. Pada
masa ini Nani Wartabone telah diberi gelar pahlawan nasional. Namun seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Gorontalo di Residentie Manado: Awal Invasi Jepang di Hindia Belanda
Tunggu deskripsi lengkapnya
Nani Wartabone: Dihukum Pemerintah Belanda-NICA
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.