*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Tengah di blog ini Klik Disini
Seperti
bahasa, musik juga adalah elemen (ke)budaya(an). Lagu atau nyanyian adalah
representasi bahasa disenandungkan. Tergadap lagu atau nyanyian alat-alat musik
mengikuti nada-nada yang sesuai. Terbentuklah musin tradisi (musik Borneo), suatu
musik yang ditumbuhkembangkan oleh penduduk yang memiliki bahasa yang sama. Seperti
bahasa, musik juga diturunkan (antar generasi). Sementara itu, alat musik (yang
menghasilkan nada tertentu) dari luas dapat ditambahkan pada alat musik
tradisi. Terbentuklah ensambel-ensambel musik yang disebut sekarang musik
daerah (musik Kalimantan).

terbentuk adalah satu hal. Itu sudah terjadi sejak jaman kuno. Hal lain yang
terpenting adalah sejak kapan musik tradisi ini di pulau Borneo (Kalimantan)
teridentifikasi, dicatat sebagai fakta dan data sejarah musik di Kalimantan.
Musik daerah sendiri yang berbasis pada musik tradisi dapat dibedakan antar
pulau atau antar wilayah. Musik tradisi di wilayah Jawa bertumpu pada gamelan
(pelog atau slendro), sementara di wilayah Soenda terdapat musik angklung.
Sedangkan di wilayah Sumatra terutama di Tanah Batak dikenal musik gondang
(elemen utama perkusi). Musik tradisi juga digunakan untuk mengikuti tarian (di
Tapanoeli disebut tortor). Musik tradisi dan tarian tradisi saling mengisi.
Lantas
bagaimana sejarah musik (tradisi) di pulau Kalimantan? Yang jelas musik Borneo memiliki ciri khas tersendiri
jika dibandingkan dengan musik tradisi dari wilayah lain. Oleh karena itu sejak
kapan pencatatan musik tradisi Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Musik Tradisi Pulau Borneo
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Perkembangan Musik Daerah
Kalimantan: Musik Tradisi Borneo
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.