Sejarah

Sejarah Singapura (7): Sejarah Malaka di Pantai Barat Semenanjung Malaya; Orang Melayu Era Portugis, Belanda dan Inggris




false
IN


























































































































































 

*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Singapura dalam blog ini Klik Disini

Nama
Malaka di Semenanjung Malaya adalah nama besar yang sudah eksis sejak lama.
Malakan adalah kota pelabuhan di pantai barat Semenanjung Malaya yang terus
eksis pada berbagai rezim (Portugis, Belanda dan Inggris). Posisi strategis
Malaka di selat Malaka (yang berhadapan langsung dengan pantai timur Sumatra)
tidak hanya diminati oleh orang Portugis, tetapi juga oleh orang Belanda dan orang
Inggris.

Begitu besar minat Portugis terhadap Malaka,
pelaut-pelaut Portugis merebutnya pada tahun 1511. Tamat sudah kerajaan Malaka,
lalu digantikan oleh Portugis sebagai pusat perdagangannya di Hindia Timur.
Kedatangan orang-orang Belanda sekitar satu abad kemudian juga membuat minat
Belanda untuk memiliki Malaka. Setelah Belanda mengalahkan Portugis di Aboina
pada tahun 1605, Belanda yang menjadi perusahaan raksasa yang berbasis di
Batavia merebut Malaka dari tangan Portugis pada tahun 1643.  Inggris yang sudah mulai menguasai
Semenanjung Malaya, juga sangat tertarik untuk memiliki Malaka namun tidak
dengan jalan perang dengan Belanda tetapi melalui perundingan damai pada tahun
1824 di London. Minat Inggris terhadap Melaka dipenuhi Belanda dengan
pertukaran (tukar guling dengan milik Inggris di pantai barat Sumatra,
Bengkoelen).

Bagaimana
sejarah Malaka
? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun sejauh
ditemukan fakta dan data baru, penulisan narasi sejarah Malaka tetap penting.
Lantas bagaimana sejarah Malaka sehingga begitu penting diperebutkan antar
bangsa antar generasi
? Seperti
kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
intetrnasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Malaka

Tunggu
deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top