*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini
Nama
Radja Ketjil (Ketjik) paling tidak sudah muncul pada tahun 1723 (lihat
Daghregister, 6 Maret 1723). Nama Radja Ketjil muncul tidak lama setelah Sultan
Djohor wafat pada tahun 1699. Radja Ketjil berasal dari (daerah aliran sungai)
Siak di pedalaman Sumatra. Besar dugaan bahwa kedatangan Radja Ketjil ke Djohor
dalam rangka mengakuisisi kraton Djohor.

Cornelis Van Quaalbergen mengutus eorang Portugis dari Malaka, Thomas Dias
untuk berkunjung dan hubungan politik dengan (kerajaan) Pagaroejoeng di
(pedalaman) Sumatra. Untuk menuju ke Pagaroejoeng. Thomas Dias tidak melalui
pantai barat Sumatra (di Padang), tetapi melalui sungai Siak dan sungai Kampar.
Perjalanan Thomas Dias ini dicatat pada Daghregister di Kasteel Batavia. Di
dalam laporan Thomas Dias ini Radja Pagaroejoeng marah besar karena Sultan
Djohor mengklaim pantai timur Sumatra sebagai wilayah yurisdiksinya. Dalam
kunjungan ini Thomas Dias membuat kontrak dengan Radja Pagaroejoeng yang mana pedagang-pedagang
VOC diberi ijin membuka pos pedagangan di (daerah aliran sungai) Siak.
Lantas
siapa sesungguhnya Radja Ketjik van Siak? Tentu saja tidak hanya Radja Ketjik yang berasal
dari Siak tetapi juga ada tokoh berikutnya bernama Radja Ismail. Namun dalam
perkembangannya Radja Ismail tersingkir dari Siak dan konon menjadi pengacau
untuk urusan VOC. Bagaimana semua bisa terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku
hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.
Radja Ketjik van Siak di
Djohor
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Radja Ismail dan Perairan
Bajak Laut
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.