Sejarah

Sejarah Menjadi Indonesia (722): Tenaga Kerja Indonesia di Mata Malaysia; Sejarah Awal Tenaga Kerja dan Migrasi di Malaya

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Mengapa soal tenaga kerja
asing, terutama yang berasal dari Indonesia kerap menjadi isu tidak sedap
diantara dua negara. Tenaga kerja Indonesia bekerja di Malaysia. Pangkal
perkara isu bermula karena tenaga kerja Indonesia menjadi korban yang lalu
kemudian beberapa hari terakhir ini berujuang pada soal baru tentang MOU antara
Indonesia dan Malaysia.

Penduduk Malaysia terdiri dari
berbagai kelompok suku, dengan suku Melayu sejumlah 50,4% menjadi ras terbesar
dan bumiputra atau suku indigenos (aborigin) di Sabah dan Sarawak sejumlah 11% keseluruhan
penduduk. Menurut definisi konstitusi Malaysia, orang Melayu adalah Muslim,
menggunakan bahasa Melayu, yang menjalankan adat dan budaya Melayu. Oleh karena
itu, secara teknis, seorang Muslim dari ras mana pun yang menjalankan kebiasaan
dan budaya Melayu dapat dipandang sebagai Melayu dan memiliki hak yang sama
ketika berhadapan dengan hak-hak istimewa Melayu seperti yang dinyatakan di
dalam konstitusi. Lebih dari separuh bagian dari keseluruhan penduduk,
bumiputra non-Melayu menjadi kelompok dominan di negara bagian Sarawak (30%-nya
adalah Iban), dan mendekati 60% penduduk Sabah (18%-nya adalah Kadazan-Dusun,
dan 17%-nya adalah Bajaus). Bumiputra non-Melayu itu terbagi atas puluhan
kumpulan ras tetapi memiliki budaya umum yang sama. Hingga abad ke-20,
kebanyakan dari mereka mengamalkan kepercayaan tradisional tetapi kini telah
banyak yang sudah memeluk Kristen atau Islam. Masuknya ras lain sedikit banyak
mengurangi persentase penduduk pribumi di kedua negara bagian itu. Juga
terdapat kelompok aborigin dengan jumlah sedikit di Semenanjung, mereka biasa
disebut Orang Asli.  Sebanyak 22,6%
penduduk adalah Tionghoa-Malaysia, sedangkan India-Malaysia sebanyak 6,8%
penduduk. Sebagian besar komunitas India adalah Tamil (85%), tetapi berbagai
kelompok lainnya juga ada, termasuk Malayalam, Punjab, dan Gujarat. Sebagian
lagi penduduk Malaysia berdarah campuran Timur Tengah, Thailand, dan Indonesia.
Keturunan Eropa dan Eurasia termasuk Britania yang menetap di Malaysia sejak
zaman kolonial, dan komunitas Kristang yang kuat di Melaka. Sejumlah kecil
orang Khmer dan Vietnam menetap di Malaysia sebagai pengungsi Perang Vietnam. Sebaran
penduduk sangat tidak merata, dengan lebih dari 17 juta penduduk menetap di
Malaysia Barat, sedangkan tidak lebih dari 7 juta menetap di Malaysia Timur.
Karena tumbuhnya industri padat tenaga kerja, Malaysia memiliki 10% sampai 20%
pekerja imigran dengan besarnya ketidakpastian jumlah pekerja ilegal, terutama
asal Indonesia. Terdapat sejuta pekerja imigran yang legal dan mungkin orang
asing ilegal lainnya. Negara bagian Sabah sendiri memiliki hampir 25% dari 2,7
juta penduduknya terdaftar sebagai pekerja imigran ilegal menurut sensus
terakhir. Tetapi, gambaran 25% ini diduga kurang dari setengah gambaran yang
diperkirakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Sebagai tambahan, menurut
World Refugee Survey 2008, yang diterbitkan oleh Komisi Pengungsi dan Imigran
Amerika Serikat, Malaysia menampung pengungsi dan pencari suaka mendekati angka
155.700. Dari jumlah ini, hampir 70.500 pengungsi dan pencari suaka berasal
dari Filipina, 69.700 dari Myanmar, dan 21.800 dari Indonesia. Komisi Pengungsi
dan Imigran Amerika Serikat menamai Malaysia sebagai salah satu dari sepuluh
tempat terburuk bagi pengungsi karena adanya praktik diskriminasi negara kepada
pengungsi. Petugas Malaysia dilaporkan memulangkan pendatang secara langsung
kepada penyelundup manusia pada 2007, dan Malaysia menugaskan RELA, milisi
sukarelawan, untuk menegakkan undang-undang imigrasi negara itu
. (Wikipedia)

Lantas
bagaimana sejarah
tenaga
kerja
Indonesia di
mata
Malaysia
? Seperti
disebut di atas,
masalah
ketenagakerjaan pada dasawarsa terakhir ini semakin memuncak dan kini isunya
semakin pelik. Apakah sejarah awal tenaga kerja dan migrasi di Malaya berkaitan
dengan masalah tenaga kerja asing di Malaysia masa ini. L
alu
bagaimana sejarah
tenaga
kerja
Indonesia di
mata
Malaysia
?
Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.

Tenaga Kerja Indonesia di Mata
Malaysia; Sejarah Awal Tenaga Kerja dan Migrasi di Malaya

Baru-baru ini muncul isu tak
lazim diantara Malaysia dan Indonesia. Disebutkan MOU tentang tenaga kerja
asing (Indonesia ke Malaysia) yang disepakati bulan April dilanggar. Oleh
karena itu Indonesia bereaksi menyetop tenaga kerja Indonesia ke Malaysia. Namun
dua hari lalu Menteri Dalam Negeri Malaysia dengan pongah bereaksi balik, bahwa
penyetopan itu tidak masalah karena disebutkannya masih banyak negara lain yang
menjadi sumber asal tenaga kerja Malaysia seperti Bangladesuh. Anehnya keesokan
harinya Menteri Dalam Negeri Malaysia seakan meralat reaksinya di hari kemarin
dengan lembut mengatakan akan membincangkan kembali kepada Indonesia.


Dalam masalah ketenagakerjaan antara Indonesia
dengan Malaysia di atas ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam
hal ini. Pertama ada pelanggaran pihak Malaysia terhadap yang disepakati.
Kedua, ketika mengesampingkan Indonesia (memiliki banyak opsi keuntungan) tampak
ada kepongahan pejabat Malaysia, namun ketika menyadari adanya kerugian di
pihak Malaysia (perlunya relasi yang baik antara Malaysia dengan Indonesia)
terkesan pejabat Malaysia memelas. Ketiga, para pejabat Malaysia kerapa lupa
arti penting negara bertetangga apalagi dari jalannya sejarah tidak
terpisahkan.

Lepas dari
pengalaman-pengalaman buruk ketenagakerjaan Indonesia di Malaysia dan MOU yang
baru saja menjadi isu, mengapa Malaysia, sebenarnya, sangat membutuhkan
Indonesia? Yang jelas jika negara (federasi) Malaysia dilihat dari dua arah,
Malaysia bagian barat membutuhkan Malaysia bagian timur (Sabah dan Serawak).
Seperti hubungan itulah Malaysia melihat pentingnya Indonesia. Harus diingat,
secara geografis, Sabah dan Serawak adalah bagian dari Indonesia. Harus pula
diingat, tidak ada yang dapat menggantikan posisi Indonesia dan Malaysia bagian
timur (Serawak dan Sabah) bagi Malaysia. Hal-hal itulah yang diduga menyebabkan
Menteri Dalam Negeri Malaysia dan ienterval waktu yang singkat ‘menjilat ludah
sendiri’.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Awal Tenaga Kerja dan
Migrasi di Malaya
: Migrasi

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top