Sejarah

Sejarah Malang (45): Dr Kariadi Lahir di Malang 1905 dan Sekolah Kedokteran NIAS Soerabaja; Nama Rumah Sakit di Semarang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Siapa dokter Kariadi? Dr Kariadi lahir di
Malang, studi kedokteran di Soerabaja, mengabdi di sejumlah tempat dan
meninggal di Semarang. Itulah Indonesia. Kini ama Dr Kariadi ditabalkan sebagai
nama rumah sakit di Semarang (RSUP Dr Kariadi Semarang).


Pejuang
bukan saja memanggul senjata. Dokter Kariadi, berjuang menangani wabah malaria
dan filariasis. Kariadi, pria yang lahir pada 15 September 1905 itu, di sebuah
desa bernama Singosari, Malang. Ia berhasil menamatkan sekolah kedokteran
Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) pada 1931. Ia banyak berpindah
tempat, untuk menjalankan profesi sebagai dokter. Pernah menjadi asisten dr
Soetomo, Kariadi lantas bertugas di Manokwari (kini Papua). Selain bertugas
sebagai dokter medis, ia juga melakukan penelitian tentang penyakit filariasis
atau kaki gajah, dan penyakit malaria. Guru Besar Ilmu Sejarah Unnes, Profesor
Doktor Wasino mengungkapkan, Kariadi juga menemukan formula minyak kenanga
untuk menggantikan immersion oil. Setelah bertugas di Manokwari, ia berpindah
tempat kerja lagi, mulai dari Kroya, Martapura dan terakhir di Semarang. Kariadi
ditunjuk sebagai kepala laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purusara), 1
Juli 1942. Ia juga ditunjuk kepala jawatan pemberantasan malaria di Jawa
Tengah. Suatu sore, di 14 Oktober 1945, Kariadi ditugaskan mengambil sampel air
di tandon (reservoir) Siranda. Tersiar kabar, tentara Jepang meracuni pasokan
air minum warga. Ia lantas berangkat dari rumahnya di Karangtempel 196 (kini
jalan dr Cipto Semarang), menuju Siranda. Namun, baru mencapai sekitar Jalan
Pandanaran (Bojong), ia dihalang-halangi oleh tentara Jepang. “Dalam perjalanan
Kariadi terbunuh. Meninggalnya Kariadi menjadi titik tolak pertempuran lima
hari di Semarang,” ujar Wasino
. (https://jatengprov.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah Dr Kariadi lahir di
Malang 1905 dan sekolah kedokteran NIAS di Soerabaja? Seperti disebut di atas,
Dr Kariadi adalah salah dokter Indonesia hidup pada era Pemerintah Hindia
Belanda dan semasa pendudukan Jepang disebutkan Dr Kariadi terbunuh di Semarang.
Kini namanya menjadi nama rumah sakit di Semarang. Lalu bagaimana sejarah Dr
Kariadi lahir di Malang 1905 dan sekolah kedokteran NIAS di Soerabaja? Seperti
kata ahli
sejarah
tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Dr Kariadi Lahir di Malang 1905 dan Sekolah Kedokteran
NIAS di Soerabaja; Nama Rumah Sakit di Semarang

Setelah lulus sekolah dasar Eropa, Kariadi menlanjutkan
studi ke sekolah kedokteran Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) di
Soerabaja. Boleh jadi itu dipilih di Soerabaja karena dekat dari Malang. Sekolah
kedokteran yang sudah lama didirikan berada di Batavia (STOVIA). Pada tahun
1922 Kariadi lulus ujian naik dari kelas dua tingkat persiapan ke kelas tiga dengan
status her (lihat De expres, 24-05-1922). Yang satu kelas dengan Kariadi antara
lain Kaidin, Raden Sarbini dan Tio Oen Bik. Ada tujuh siswa yang gagal ujian.


Sekolah kedokteran NIAS di Soerabaja dibuka pada tahun 1915. Siswa yang
diterima adalah lulusan sekolah dasar Eropa (ELS) atau HIS. Lama studi 10
tahun, yang mana tiga tahun pertama kelas persiapan dan tujuh tahun berikutnya
tingkat medik. Seperti STOVIA, lulusan NIAS juga bergelar dokter Hindia
(Indisch Arts). Berbeda dengan STOVIA yang hanya menerima siswa golongan pribumi,
sekolah kedokteran NIAS menerima semua golongan Eropa/Belanda, Cina dan Timur
Asing serta golongan pribumi. Pada tahun 1922 ini baru ada satu perguruan
tinggi (fakultas) yang didirikan di Indonesia (baca: Hindia Belanda), yakni sekolah
tinggi Teknik (THS) di Bandoeng dimana salah satu mahasiswa yang diterima
adalah Raden Soekarno (1921). THS dibuka sejak 1920. Meski demikian hingga
tahun 1922 ini banyak pemuda pribumi dan Cina yang studi di berbagai universitas
dengan bidang yang berbeda-beda di Belanda.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Rumah Sakit di Semarang: RSUP Dr Kariadi dan
Sejarahnya

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top