*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini
Pemerintah
Hindia Belanda tidak berkaitan dengan agama termasuk kegiatan zending.
Pemerintah tidak membedakan agama (sekuler). Yang dibutuhkan pemerintah adalah
penduduk yang bersedia membangun jalan dan jembatan untuk kepentingan
pemerintah apapun agamanya. Dalam konteks inilah terjadi kegiatan zending yang
diperankan oleh para misionaris di wilayah-wilayah yang berbeda-beda derajat
religinya. Kegiatan zending di wilayah Banyumas berkembang di Purbalingga sejak
1866.

Awal
mula pekabaran Injil di wilayah Banyumas dan Purbalingga tahun 1851 oleh Genootschap
Voor In-en Uitwendige Zending. Mr FL Anthing mendidik beberapa kaum muda untuk
menjadi Pekabar Injil. Mereka berhasil mendidik Gan Kwee orang Cina pertama
yang di baptis tahun 1856. Gan Kwee tahun 1862 singgah ke Banyumas dan
Purbalingga bertemu dengan Kho Tek San. Mr. FL Anthing mengutus Leonard di wilayah
Purbalingga dan Banyumas. NZG (Het Nederlandse Zendings Genootschap) 3 November
1849 mengutus Ds W Hoezoo untuk melayani di wilayah Semarang, juga untuk Tegal
dan Banyumas. Christina Petronella Steven dengan suami JC Phillips pindah ke
Ambal, Bagelen, ada 2 pria dan 3 wanita yang dibaptis untuk pertama kalinya di
Purworejo 27 Desember 1860. JCPhillips mempunyai saudara perempuan Ny. Van
Oostroom Phillips, bertempat di Banyumas, seorang pengusaha kain batik. Ia
mengabarkan keyakinannya kepada para pekerjanya, sehingga ingin menerima
baptisan, namun Residen Banyumas tidak mengizinkan dilakukan di wilayahnya. Mereka
ke Semarang untuk dibaptiskan 10 Oktober 1958, 9 orang dibaptiskan oleh Ds W
Hoezoe. Baptisan pertama di Purbalingga 5 Mei 1866 terhadap 10 orang
Purbalingga di rumah Kho Tek San oleh Ds. A. Vermeer. Pekabaran Injil di
Purbalingga dilanjutkan Kho Tek San dan Leonard. Tahun 1867 sudah dibaptis 68
jiwa. Singkatnya tahun 1918 terbentuk majelis gereja Kristen Purbalingga yang
pertama, sebanyak 366 jiwa. Tahun 1925 terdapat 9 guru injil di karesidenan
Banyumas dan kotbah bahasa Jawa mulai menggunakan bahasa Krama dimana tahun 1926
sebanyak 620 jiwa. Atas kesepakatan dari Dr. BJ Esser dan majelis gereja maka
didirikan gedung gereja baru tanggal 23 November 1926. (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah zending di wilayah
Banyumas, tumbuh berkembang di Purbalingga sejak 1866? Seperti disebut di atas
Pemerintah Hindia bersifat sekuler. Dalam konteks inilah kegiatan zending
terjadi di wilayah-wilayah berpenduduk Islam yang diperankan oleh para
misionaris. Lalu bagaimana sejarah zending di wilayah Banyumas, tumbuh berkembang
di Purbalingga sejak 1866? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Zending di Wilayah Banyumas, Berkambang di Purbalingga
Sejak 1866; Pemerintah Hindia Belanda Bersifat Sekuler
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pemerintah Hindia Belanda Bersifat Sekuler: Kegiatan Zending
di Tengah Wilayah Penduduk Islam
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.