Sejarah

Sejarah Australia (10): Invasi Jepang 1942 ke Indonesia; Luit Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Mook Larikan Diri ke Australia




false
IN


























































































































































 

*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin

Detik-detik
berakhirnya Belanda di Indonesia tahun 1942, itu karena invasi militer Jepang
ke Indonesia. Namun sebelum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Alidius Tjarda van
Starkenborgh Stachouwer menyerah kepada Letnan Jenderal Imamura di Kalijati,
Subang 8 Maret 1942, Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda HJ van Mook melarikan
diri ke Australia. HJ van Mook, Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
diiternir Jepang ke penjara. HJ van Mook yang diterima dengan welcome di
Australia mulai memainkan peran penting.

Mengapa Australia menerima para pelarian
Belanda dari Indonesia? Itu karena Australia
merasa terancam dengan invasi militer Jepang dan menerima orang-orang Belanda
di Indonesia yang sempat evakuasi ke Australia tidak ada salahnya, Orang
Indonesia tidak peduli kemana orang Belanda melarikan diri, sekalipun itu ke
Australia. Namun menjadi masalah bagi orang Indonesia, karena Australia
memfasilitasi orang Belanda di Australia untuk merebut (kembali) Indonesia,
tidak hanya dari tangan Jepang tetapi juga dari tangan Indonesia. Maalahnya
bagi Indonesia menjadi semakin rumit karena Australia juga ikut bermain dengan
kepentingan Belanda di Indonesia. Apakah karena orang-orang Australia sesama
berasal dari Eropa
? Tentu saja tidak.
Australia, seperti Belanda di Indonesia, memiliki kepentingan sendiri. Itulah
Australia yang sebenarnya.

Lantas
bagaimana sejarah invasi Jepang 1942 ke Indonesia dan Letnan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda HJ van Mook melarikan diri ke Australia
? Seperti disebut di atas, Australia memiliki
kepentingan sendiri dengan (wilayah) Indonesia. Mengapa
? Australia tidak memandang orang Indonesia sebagai
tetangga yang baik, tetapi yang dianggap tetangga yang baik adalah orang-orang
Belanda di Indonesia. O, begitu
? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.

Invasi Jepang 1942 ke
Indonesia

HJ
van Mook bukanlah orang Belanda biasa, HJ van Mook adalah seorang Indo (lahir
di Semarang), orang yang sangat mencintai tanah kelahirannya Hindia Belanda
(baca: Indonesia). Hal itulah mengapa ia menggagas diadakannnya kongres
mahasiswa asal Hindia Belanda di Belanda pada tahun 1917. HJ van Mook yang
bertindak sebagai ketua kongres mengundang semua komunitas mahasiswa asal
Hindia Belanda untuk membicarakan eksistensi Hindia Belanda termasuk organisasi
mahasiswa pribumi Indische Vereeniging (kelak menjadi Perhimpoenan Indonesia)
yang antara lain diwakili Sorip Tagor Harahap (oppung dari Risty
/Inez
Tagor) dan Dahlan Abdoellah. Peran HJ van Mook menjadi lebih terasa ketika
detik-detik berakhirnya kolonial Belanda di Indonesia yang awalnya sudah
diputuskan untuk menjadi Menteri Koloni, tetapi tidak lama kemudian
dibatalkan tetapi diangkat sebagai Luitenent Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Bataviaasch nieuwsblad, 02-01-1942: ‘Berdasarkan
Keputusan Kerajaan tanggal 29 Desember No. 1 Dr. H. J. van Mook telah
dibebaskan dari pengangkatannya sebagai Menteri Koloni. (Namun) dengan
Keputusan Kerajaan tanggal 29 Desember No. 2, mengingat Pasal-62 dan Pasa;-63
Undang-Undang Dasar dan Pasal-4 Undang-Undang Konstitusi Hindia Belanda, terhitung
sejak tanggal 1 Januari 1942 [HJ van Mook] diangkat menjadi Letnan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda’.

Pengangkatan
HJ van Mook sangatlah dramatis. Pengangkatannya sebagai Menteri Koloni dan
diubah menjadi Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda hanya terjadi dalam satu
hari pada hari yang sama (29 Desember 1941). Mengapa bisa begitu
? Itu tidal lazim, kecuali pada saat situasi darurat
staat van oorlog en beleg (SOB). Darurat apa
? Situasi perang, Invasi militer Jepang ke Asia
Tenggara, pada tanggal 22 Desember 1941, angkatan udara Jepang menjatuhkan
banyak bom di Tarempa (Natuna) yang mengira pulau itu adalah milik Semenanjung
(Inggris). Di satu sisi itu satu kesalahan personil angkatan laut udara Jepang
dalam memetakan wilayah, yang belum bermaksud menyerang Hindia Belanda
(indonesia), tetapi di sisi lain diartikan oleh (kerajaan) Belanda sebagai
perang di wilayah Indonesia (Hindia Belanda) sudah dimulai. Hal itulah
keputusan yang buru-buru dilakukan di kerajaan Belanda (di Eropa).

Hubertus van Mook lahir di Semarang 30 Mei
1884. Keluarga van Mook sudah berada di Hindia Timur sejak era VOC. Sang
pionir, Cornelis van Mook adalah pendiri kota Tangerang yang membangun kanal tahun
1684 dengan menyodet sungai Tjisadane dan dialirkan ke Pesing (sungai Anke)
yang kini menjadi sungai di sisi selatan jalan Daan Mogot. HJ van Mook yang
pasih berbahasa Melayu adalah generasi yang kesekian, setelah menyelesaikan
pendidikan dasar HBS di Soerabaja melanjutkan pendidikan tinggi teknik di Delft
(sekolah sulit yang pernah menjadi kampus Raden 
Kartono, abang RA Kartini pada tahun 1896 namun gagal; hanya dua pribumi
yang lulus dari sekolah ini yakni Ir Soerachman, 1927, Rektoe UI pertama 1950 dan
Ir AFP Siregar alias MO Palindungan, 1946, Direktur pertama PT Pindad Bandung,
1950), HJ van Mook gagal. Sempat mengikuti dinas militer dan kemudian melanjutkan
studi tentang Hindia di Universiteit te Leiden pada tahun 1916 dan lulus tahun
1918. Selama kuliah Indologi (Hindia) di Belanda, HJ van Mook menginisiasi
Kongres (mahasiswa) Hindia di Belanda dan bertindak sebagai ketua kongres
(lihat Het vaderland, 23-11-1917).

Berita
HJ van Mook menjadi viral di Belanda dan di Indonesia (Hindia Belanda).
Pengangkatan HJ van Mook sebagai Menteri Koloni dan segera diubah menjadi
Luitenant Gubernur Jenderal Hindia Belanda berada di London. Hal ini karena
sejak Mei 1940 Belanda diduduki Jerman dan keluarga kerajaan melarikan diri ke
Inggris. HJ van Mook belum bisa ke Indonesia karena situasi perang (di Asia
Tenggara) dan penerbangan domestik (di Hindia Belanda) sementara dihentikan (lihat
De Tijd : godsdienstig-staatkundig dagblad, 03-01-1942).

Pengangkatan HJ van Mook ini mendapat reaksi
dari pers Jerman seperti yang diberitakan surat kabar Jerman yang terbit de
Belanda Deutsche Zeitung in den Niederlanden, 03-01-1942  dan menyindir jabatan HJ van Mook sebagai jabatan
yang belum pernah diisi selama 106 tahun ini dan memberikan hak kepada Dr. van
Mook sebagai wakil gubernur jenderal. Dalam posisi menyindir ini surat kabar
ini menyatakan bahwa posisi Jepang di Pasifik luar biasa. Posisi Anglo-Saxon
memburuk dan Inggris tertekan di Singapura. Dalam pers Jerman ini tampaknya
orang Jerman terkesan sedang membakar emosi orang-orang Belanda (dimana pun
berada). HJ van Mook dalam dilema.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Gubernur Jenderal Hindia
Belanda di Indonesia, HJ van Mook Melarikan Diri ke Australia

Tunggu deskripsi
lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top