Sejarah

Sejarah Bahasa (127): Bahasa Alune Pulau Seram, Kepulauan Maluku; Gunung Binaiya Gunung Tinggi di Pedalaman Pulau Seram


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku
Alune adalah salah satu suku bangsa kuno di Pulau Seram. Jumlah anggotanya menetap
di 27 desa di wilayah barat-tengah pulau. Seperti Wemale, mereka berasal dari
suku Patasiwa. Suku Alune mempertuturkan bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa ini
dikenal dengan nama Sapalewa atau Patasiwa Alfoeren dan memiliki beberapa
dialek. Dialek paling banyak adalah dialek Rambatu. Suku Alune secara
tradisional hidup dari hasil hutan. Makanan mereka berasal dari pohon sagu dan
mempraktikkan penanaman berpindah.

Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa
Alune adalah sebuah bahasa yang dituturkan di kepulauan Maluku, tepatnya di
Kabupaten Seram Bagian Barat; 5 desa di kecamatan Seram Barat dan 22 desa di
kecamatan Kairatu dan Taniwel sehingga totalnya adalah 27 desa. Bahasa Alune
mempunyai beberapa dialek, di antaranya adalah sebagai berikut: Kairatu; Alune
Tengah Barat (Niniari-Piru-Riring-Lumoli); Alune Selatan
(Rambatu-Manussa-Rumberu); Alune Pantai Utara (Nikulkan-Murnaten-Wakolo); Alune
Tengah Timur (Buriah-Weth-Laturake). saya, aku (au); engkau, kamu (ale); satu (esa),
delapan (walu); sepuluh (butusya); sebelas (butuaya lesin esa); dua belas (butusya
lesin lua); kepala (ulubuai); ibu (inate); ayah (amate); nenek laki-laki (upu
mokwai); nenek perempuan (upu bina); piring (pikane)
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Alune di pedalaman
pulau Seram, kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas bahasa Alune dituturkan
kelompok populasi di pulau Seram. Gunung Binaiya gunung tinggi di Seram. Lalu bagaimana
sejarah bahasa Alune di pedalaman pulau Seram, kepulauan Maluku? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Alune di Pedalaman Pulau Seram, Kepulauan
Maluku; Gunung Binaiya Gunung Tinggi di Seram 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Gunung Binaiya Gunung Tinggi di Seram: Kepercayaan
terhadap Leluhur dan Keutamaan Gunung Tinggi

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top