Sejarah

Sejarah Bahasa (153): Tagalog Lega Bahasa Filipino, Batak Bangga Bahasa Indonesia; Melayu di Malaysia Resah Itu Bahasa Rojak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Ada
bahasa promosi, ada juga bahasa yang degradasi. Bahasa Tagalog bertransformasi
menjadi bahasa Filipino; bahasa Melayu bertransformasi menjadi bahasa
Indonesia. Bahasa Filipina dan bahasa Indonesia dipromosikan. Bahasa Tagalog
dan bahasa Melayu tak kan hilang, tetapi lestari di Filipina dan di Indonesia.
Bagaimana denga bahasa Melayu di Malaysia? Yang jelas orang Melayu di Malaysia resah
dengan ‘bahasa rojak’.


Bahasa
rujak adalah suatu jenis tata bahasa di berbagai negara (khususnya di Malaysia
dan Singapura) yang mencampurkan berbagai bahasa dalam satu kalimat atau
percakapan, seperti halnya dengan bahasa pijin, Manglish/Inggris Malaysia dan
Singlish/Inggris Singapura. Namun, bahasa dasarnya tetap saja merupakan bahasa
ibu dari negara bersangkutan. Di Indonesia, bahasa yang demikian biasa disebut
bahasa gado-gado. Bahasa ini dinamakan dengan Bahasa rujak karena bahasa ini
memcampurkan bahasa lokal dengan bahasa-bahasa lain dalam satu percakapan,
sehingga terlihat bercampur-aduk tak beraturan layaknya makanan rujak. Bahasa
rujak menjadi kontroversi karena dianggap sebagai bahasa yang tidak baku dan
merusak kemurnian bahasa dan dapat menimbulkan krisis dalam pembelajaran
bahasa. Contoh kosakata bahasa rujak dalam bahasa Indonesia: Lihat bonekaku
yang cute (lucu) ini; Love you sayang, good nite! Overall semuanya saya suka, I
like it!
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tagalog bangga bahasa
Filipino, Batak bangga bahasa Indonesia? Seperti disebut di atas bahasa Tagalog
dan bahasa Batak salah satu bahasa daerah di Filipina dan di Indonesia. Orang Melayu
di Malaysia resah dengan ‘bahasa rojak’.
Lalu bagaimana sejarah Tagalog bangga bahasa
Filipino, Batak bangga bahasa Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Tagalog Bangga Bahasa Filipino, Batak Bangga Bahasa
Indonesia; Melayu di Malaysia Resah Bahasa Rojak 

Bahasa Indonesia dan bahasa Filipino memiliki
sejarah yang berbeda, tetapi dibentuk dengan tujuan yang sama (sebagai bahasa
nasional). Bahasa Filipino adalah bahasa Tagalog yang dikembangkan dari bahasa
Tagalog yang berkembang di perkotaan (terutama wilayah Manila dan sekitar).
Oleh karena itu bahasa Tagalog pada awalnya bagian dari bahasa Filipino. Bahasa
Indonesia merupakan transformasi bahasa Melayu di wilayah perkotaan yang
dikembangkan menjadi bahasa Indonesa.


Wikipedia: Bahasa Filipino (Wikang Filipino) mengacu pada pada bahasa nasional
(Wikang pambansa/Pambansang wika) dari Filipina. Bahasa ini dirancang sebagai
bahasa resmi
. Filipino merupakan ragam
standar dari bahasa Tagalog, yang juga merupakan bahasa daerah dari rumpun
Austronesia yang dipertuturkan secara luas di Filipina. Filipino merupakan
salah satu dari 185 bahasa-bahasa yang ada di Filipina yang tercatat dalam
Ethnologue. Secara resmi, bahasa Filipino dijabarkan sebagai bahasa jati yang
dipergunakan secara lisan dan tulis di Metro Manila, Wilayah Ibu kota Nasional
dan juga pusat-pusat perkotaan di seluruh kepulauan (Filipina)
.

Bagaimana hubungan bahasa Tagalog dengan bahasa
Batak? Banyak kosa kata elementer dalam bahasa Batak memiliki kemiripan dengan
bahasa Tagalog. Demikian juga banyak kosa kata dalam bahasa Melayu memiliki kemiripan
dengan bahasa Melayu. Lalu, apakah bahasa Melayu mempengaruhi bahasa Batak dan
bahasa Tagalog, atau sebaliknya?


Pada masa ini pembagian kelompok bahasa-bahasa sebagai berikut (lihat
Wikipedia): Austronesia-Melayu Polinesia-Filipina-Filipina Tengah Raya-Filipina
Tengah-Tagalog-Filipino;
AustronesiaMelayu PolinesiaSumatera Barat Laut-Kepulauan
Penghalang
Batak; AustronesiaMelayu PolinesiaMelayu SumbawaMelayikMelayuBahasa Indonesia.

Pembagian kelompok bahasa-bahasa haruslah dipandang berbeda
dengan asal usul bahasa-bahasa. Pada masa ini disebutkan bahasa induk bahasa Austronesia
adalah proto-Austronesia. Persebaran bahasa Austronesia adalah Asia Tenggara,
Oseania, Madagaskar, Taiwan, Suriname, Tonga, Selandia Baru, Pulau Paskah,
Tahiti, dan Hawai. Oleh karena tentang perserbaran memasukkan Suriname mungkin
tidak masalah, tetapi masalahnya adalah mengapa orang asal Indonesia di Belanda
tidak dimasukkan.


Penggolongan bahasa: Salah satu
rumpun bahasa utama di dunia; meski hubungan dengan rumpun-rumpun lain sudah
diajukan, namun belum ada yang diterima secara luas. Bahasa induk bahasa Austronesia
adalah proto-Austronesia; Subcabang: Rukai, Tsouik, Puyuma, Formosa Barat Laut,
Formosa Dataran Barat, Atayalik, Formosa Timur, Bunun, Paiwan dan Melayu-Polinesia.
Catatan: mengapa sudah diajukan, namun belum ada yang diterima secara luas?
Boleh jadi yang diajukan salah (tidak valid); Mengapa subcabang begitu banyak (Rukai,
Tsouik, Puyuma, Formosa Barat Laut, Formosa Dataran Barat, Atayalik, Formosa
Timur, Bunun, Paiwan) untuk satuan wilayah kecil jika dibandingkan dengan satuan
wilayah yang sangat luas (Melayu-Polinesia)? Apa yang menjadi dasar penamaan
Melayu-Polinesia tidak begitu jelas? Apakah bahasa-bahasa asli (daerah) berasal
dari bahasa Melayu atau sebaliknya bahasa Melayu berasal dari bahasa asli.

Dalam Wikipedia dibuat contoh perbandingan kosakata
dalam rumpun bahasa pada masing-masing wilayah: Malayu (mati); Jawa (mati, pati);
Bugis (mate); Malagasi (mattē); Tagalog (matay, patay); Tonga
            (mate); Selandia Baru (mate); Tahiti (mate); Batak Toba (mate); Tetun
(mate); Naueti
       (mata).


Oleh karena yang diidentifikasi persamaannya, lalu apakah dengan demikian
bahasa Melayu menjadi induk? Mengapa tidak diidentifikasi berdasarkan perbedaan?
Misalnya kosa kata elementer lainnya seperti ayah dan ibu. Lantas apakah
penggolongan bahasa-bahasa didasarkan atas persamaan atau atas perbedaan? Dalam
hal ini apakah bermula dari persamaan lalu menjadi berbeda atau sebaliknya
bermula dari perbedaan lalu sama? Terkesan lebih banyak pertanyaan yang muncul
daripada memberikan jawaban.

Bahasa-bahasa terbentuk atas dasar perkembangannya
sendiri-sendiri. Dalam perkembangannya pengaruh asing (dari luar) diadopsi yang
memperkaya bahasa-bahasa asli (bahasa terdahulu). Juga ada bahasa yang terbentuk
baru karena kombinasi dari berbagai bahasa-bahasa asli yang berdekatan ditambah
bahasa asing (bahasa pendatang dari jauh). Lalu apakah dalam hal ini bahasa
Melayu lebih awal jika dibandingkan bahasa Batak dan bahasa Tagalog? Lalu
apakah bahasa Batak lebih awal dari bahasa Tagalog atau sebaliknya? Yang jelas
bahasa Filipino terbentuk kemudian dari bahasa Tagalog dan bahasa Indonesia
terbentuk kemudian dari bahasa Melayu.


Bahasa-bahasa asli secara alamiah lestari di wilayah pedalaman;
sebaliknya bahasa baru terbentuk di wilayah pantai atau wilayah perbatasan. Bahasa
asli di pedalaman penyebarannya lebih kaku (pelan) jika dibandingkan
bahasa-bahasa di wilayah pesisir. Bahasa Melayu umumnya di wilayah pesisir. Bahasa
asli dapat diperbandingkan dengan bahasa Melayu. Contoh: Apa, Si Apa (siapa), Si
Narsar Si Lubis Si Regar; Apa=aha, si aha (siapa), ise; dimana=didia; kapan=andigan;
meng-apa=mahua (m-ahua/m-aha); bagai-mana=biya.

Dalam sejarah siklus bahasa ada bahasa promosi (semakin
banyak penutur dan semakin meluas sebarannya) dan ada bahasa mengalami degradasi
(menjadi terbatas dan punah). Akan tetapi jangan lupa ada bahasa (asli) yang
dianggap punah sejatinya sebagian kosa katanya tersimpan/lestari secara alamiah
di dalam bahasa baru. Sebagai contoh ada anggapan bahasa Wales telah punah sama
sekali, tetapi lupa memperhatikan di dalam bahasa Inggris banyak tersimpan kosa
kata bahasa Wales. Lalu bagaimana halnya diantara bahasa-bahasa yang sama-sama
masih eksis, diantara bahasa Batak, bahasa Tagalog dan bahasa Melayu? Penyelidikan
terhadap hal itu masih belum diperhatikan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Melayu di Malaysia Resah Bahasa Rojak: Bahasa Asli
Melayu di Malaysia Akan Hilang?

Pada masa ini di kalangan
pegiat/pemerhati bahasa di Malaysia ada keresahan terhadap bahasa Rojak. Suatu
bahasa Melayu yang dicampur/tercampur dengan bahasa lain terutama bahasa
Inggris. Bahasa Rojak dirasakan semakin menjadi-jadi seiring dengan waktu. Lantas
apa yang diresahkan? Apakah karena dianggap bahasa (asli) bahasa Melayu akan
hilang?


Pada dasarnya bahasa-bahasa dunia, tidak ada bahasa yang tetap stagnan.
Semua bahasa mengalami perkembangannya sendiri-sendiri. Ada yang bersifat evolutive
seperti bahasa Inggris masa kini dan ada yang bersifat revolusif seperti bahasa
Indonesia masa kini. Dalam hal ini bahasa Indonesia dikembangkan bukanlah
bahasa Melayu asli (seperti di pedalaman/pedesaan), melainkan bahasa Melayu
yang tercampur aduk (terutama sejak kehadiran orang Eropa di nusnatara). Bahasa
yang tercampur ini disebut bahasa pasar (bahasa yang digunakan seperti di pasar,
di jalanan, di pelabuhan). Bahasa pasar yang menjadi cikal bakal bahasa di
Indonesia (baca: bahasa Indonesia) sesungguhnya adalah bahasa rojak sebagaimana
pada hari ini di Malaysia.

Dalam sejarah bahasa-bahasa, bahasa menemukan jalannya
sendiri. Perkembangan bahasa tidak bisa diatur tetap menjadi asli (bahasa
Melayu Malaysia?), akan tetapi diatur dengan mengikuti perkemban bahasa itu
sendiri dengan norma tertentu (bahasa Indonesia?). Jumlah kosa kata bahasa
Indonesia pada tahun 1972 (EYD) sudah jauh lebih banyak pada masa ini (KBBI).

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top