*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Kemak atau bahasa Ema adalah bahasa yang digunakan suku Kemak di Indonesia dan
Timor Leste. Penuturnya terdapat di pulau Timor bagian tengah, di perbatasan
Indonesia dengan Timor Leste. Dialek-dialeknya antara lain: Nogo & Kemak.
Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Suku
Kemak (Portugis: Quémaque, juga disebut Ema) adalah sebuah suku yang menghuni
wilayah utara dan tengah pulau Timor. Persebaran suku Kemak di dua negara,
yaitu Indonesia dan Timor Leste. Di Indonesia, suku Kemak tersebar di Kabupaten
Belu, Timor Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sedangkan di Timor Leste,
suku Kemak utamanya tersebar di Distrik Bobonaro dan Distrik Ermera. Suku Kemak
mempertuturkan bahasa Kemak sebagai bahasa ibu. Populasi suku Kemak di Timor
Leste pada tahun 2010 hampir mencapi 62 ribu jiwa. Sedangkan di wilayah
Indonesia, populasi yang diketahui pada tahun 2006 sekitar 2.800 jiwa. Penyebarannya
tidak merata. Sebagian menghuni wilayah di sepanjang perbatasan Kecamatan
Lamaknen. Sedangkan sebagian lainnya menghuni wilayah pantai bagian utara
Kabupaten Belu. Bahasa Kemak sebagai bahasa ibu terdapat pada empat daerah. Keempat
daerah ini adalah Balibo, Bobonaro, Balsa, dan Atabai. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kemak di pulau
Timor antara Timor Barat dan Timor Timur? Seperti disebut di atas bahasa Kemak
dituturkan di wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Leste; Bahasa-bahasa di
Indonesia dan Timor Leste. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kemak di pulau Timor antara
Timor Barat dan Timor Timur? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Kemak di Pulau Timor Antara Timor Barat dan
Timor Timur; Bahasa-Bahasa di Indonesia dan Timor Leste
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bahasa-Bahasa di Indonesia dan Timor Leste: Bahasa
Austronesia Bahasa Melayu
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.