Sejarah

Sejarah Bahasa (238): Bahasa Tehit Distrik Teminabuan, Sorong Selatan Semenanjung Doberai; Dialek Pegunungan dan Pantai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa
Tehit atau Kaibus adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Papua yang
dituturkan di kampong Kohoin distrik Teminabuan. Bahasa tetatangganya adalah
bahasa Ogit. Dialek bahasa Tehit adalah Tehit Jit, Mbol Fle, Saifi, Imyan, Sfa
Riere, Fkar dan Sawiat Salmeit. Bahasa Tehit berbeda dengan bahasa Tehit Dit,
bahasa Maibrat, bahasa Kalabira dan bahasa Moraid.


Teminabuan
adalah sebuah distrik di kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Kata
Teminabuan merupakan gabungan dari kata Temini dan Abuan yang berarti
“pelabuhan besar”. Awalnya orang Tehit dipimpin oleh raja-raja kecil
yang berkedudukan di empat weri (bandar), yaitu Weri Sar, Weri Konda dan Weri
Kasrer (Seribau), dan Weri Ambuam yang kemudian hari berkembang menjadi
Teminabuan. Raja yang paling dominan berkedudukan di Teminabuan, gelarnya Raja
Kaibus atau Woronemin dengan raja pertamanya bernama Anggok Kondjol. Penduduk
asli Teminabuan adalah suku Tehit, kemudian ada juga suku Imekko dan Maybrat. Ibukota
kabupaten, distrik Teminabuan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten
Sorong Selatan tahun 2020 mencatat data keberagaman keagamaan di kecamatan
Teminabuan Kristen sebanyak 62,47% (Protestan 59,02% dan Katolik 3,45%) dan
Islam 37,40%
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Tehit di distrik
Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan Semenanjung Doberai? Seperti disebut di
atas bahasa Tehit dituturkan di wilayah Teminabuan. Dialek pegunungan dan dialek
pantai. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tehit di distrik Teminabuan, kabupaten Sorong
Selatan Semenanjung Doberai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Tehit di Distrik Teminabuan, Sorong Selatan
Semenanjung Doberai; Dialek Pegunungan dan Pantai 

Bahasa Teminabuan atau yang dikenal dengan bahasa
Tehid yang terdiri dari puluhan kampung yang berbeda yang sebagaian besar
bahasanya sama, namun dialeknya berbeda
(lihat Sarlota Yasmemi, 2021). Disebutkan ada
perbedaan dan persamaan fonetik kosa kata antara Teminabuan Gunung dan
Teminabuan Pantai. Kosa kata ‘kamu’ di Teminabuan Gunung disebut Nen sedangkan
Teminabuan Pantai menyebutnya Nan. Ada perbedan fonetik.


Wilayah Teminabuan sudah lama terinformasikan terutama di wilayah pantai.
Dalam daftar yang dikumpulkan oleh Yasmeni, ada beberapa kata yang secara
fonetik berbeda antara wilayah gunung dan wilayah pantai. Beberapa berupa kosa
kata elementer seperti ayah dan ibu. Beberapa kosa kata di luar daftar Swadesh.
Dari daftar yang ada hanya kosa kata finggen yang ditemukan dalam bahasa-bahasa
lain di luar Papua dari bagian barat wilayah bahasa. Ini mengindikasikan
pengaruh bahasa asing dalam bahasa Tehit sangat minim jika tidak dapat
dikatakan tidak ada sama sekali. Namun tentu saja daftar ini sangat terbatas. Akan
tetapi dengan hanya memperhatikan kosa kata elementer sudah mengindikasikan
bahasa Tehit tidak dipengaruhi bahasa luar/asing. Dari kosa kata dalam daftar
terkesan tidak ada perbedaan bahasa Tenimabuan Gunung dan bahasa Tenimabuan
Pantai, perbedaan yang ada hanya sekadar perbedaan dialek (gunung vs pantai).

Wilayah Tenimabuan dieksplorasi pada tahun 1912 (lihat
Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1913). Disebut wilayah ini
daerah Kaiboes atau Faiboes yang berada di selatan/barat Sorong. Wilayah Kaiboes
berada di teluk Kaiboes; di sebelah barat Selegin, Serbau dan Wèrfera; di
sebelah utara Teminaboean; dan di sebelah timur Semorra, Konda, Wèrsar dan
Wèrmit.


Berdasarkan Peta 1935 sudah ada jalan rintisan dari selatan di Inanwetan
hingga ke Teminaboean di utara. Di bagian dalam teluk Kaiboes terdapat kampong
Konda. Sungai yang berasal dari Teminaboean bermuara ke teluk Kaiboes. Antara
Konda dan Reminaboen terdapat kampong Wersar. Inanwatan berada tepat di wilayah
pantai. Pada masa ini Teminaboean dan Inanwatan sama-sama nama distrik/kecamatan.

Setelah dibentuknya cabang pemerintahan local, pada tanggal 19 Maret 1928,
sebuah
tim terdiri dari lima petugas
polisi pedesaan pribumi, yang salah satunya adalah orang Menado yang menjabat
sebagai komandannya, pergi dari
Teminaboean ke desa pegunungan di pedalaman di Eles untuk melakukan sensus
(lihat Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1932). Dalam kegiatan
ini termasuk Radja Moeda Besi, kepala desa Teminaboean. Kampong terdekat dari
Eles adalah Pengasen dan Derfi.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dialek Pegunungan dan Dialek Pantai: Pantai Barat
Wilayah Kepala Burung Papua 

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top