*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Kabupaten
Fakfak terkenal dengan filosofinya yakni “Satu Tungku Tiga Batu”. Ada 10 bahasa
ibu: bahasa Karas Laut, bahasa Karas Darat, bahasa Patimunim, bahasa Matta, bahasa
Onin (Bahasa Rumbati, bahasa Patipi, bahasa Sekar (Bahasa Kokas), bahasa Arguni,
bahasa Moor dan bahasa Irarutu (lihat https://papuabarat.tribunnews.com/2023)

Lima
Kosakata dalam Bahasa Fakfak yang Ada di KBBI. IDN Times 31 Juli 2021. 1. Botol
manci sosok manusia yang berasal dari jin yang hidupnya di hutan dan tubuhnya
berukuran lebih kecil atau sangat pendek daripada manusia kerdil. 2. Kaborbor ilustrasi
seorang wanita memakai riasan wajah seram. 3. Mboh acap kali diucapkan oleh
masyarakat Jawa ketika menjawab pertanyaan dari orang lain yang menyatakan
ketidaktahuan. Namun, maknanya sangat jauh berbeda dengan “mboh”
dalam bahasa Fakfak yang artinya pandan hutan yang buahnya sarat dan lebat
serta berwarna merah (berbuah merah). 4. Mondou atau sukun hutan yang menjadi
makanan pokok pada masa lampau di Jazirah Onim. 5. Tomang, untuk menyebut noken
ciri khas salah satu suku Papua. Tas tradisional dari Papua selain noken ada
sebutan tomang. (https://www.idntimes.com/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Fakfak di
wilayah bahasa ‘Satu Tungku Tiga Batu’? Seperti disebut di atas di wilayah Fakfak
terdapat 10 bahasa. Karas, Matta, Onin, Patimunim, Patipi, Sekar, Arguni, Moor,
Irarutu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Fakfak di wilayah bahasa ‘Satu Tungku Tiga
Batu’? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Bahasa Fakfak Bahasa Satu Tungku Tiga Batu; Karas
Matta Onin Patimunim Patipi Sekar Arguni Moor Irarutu
Jauh sebelum Fakfak, nama Onin sudah dikenal. Kapan keberadaan
Fakfak bermula tidak diketahui secara pasti. Yang jelas von Resenburg telah
mengunjunginya pada tahun 1850an (lihat Natuurkundig tijdschrift voor
Nederlandsch-Indie, 1862). Nama Onin bahkan diduga sudah eksis sejak era
Majapahit (lihat teks Negarakertagama, 1365).

Pada era Portugis wilayah pantai barat Papua sudah dikunjungi. Namu tidak
tersdia peta-peta navigasi. Peta navigasi pertama ke pantai barar Papua adalah
berahun 1623. Dalam peta ini di sebelah barat Fakfak yang sekarang
diidentifikasi nama tempat (tetapi tulisannya kurang jelas untuk divaca).
Pada peta navigasi 1705 di semenanjung Onin hanya
diidentifikasi nama tempat Bony (Onin?). Pulau yang di sebelah barat adalah
pulau Pisang.

Dalam peta ini ada tempat lain di selah utara Onin yang diidentifikasi
(lihat peta navigasi 1695). Nama tempat ini adalah Romabaty. Dalam Peta 1707, semenanjung
Onin ini adalah tempat terjauh yang dinavigasi dari Ambon dan Ternate dalam
hubungannya dengan perdagangan di pantai barat Papua.
Seperti disebut di atas bahasa Onin juga disebut bahasa Rumbati. Oleh karena nama Onin dan
Rumbati sudah dipetakan sejak lama, maka penutur bahasa tersebut sudah eksis
sejak lama di Semenanjung Onin. Lantas bagaimana dengan Fakfak? Yang jelas
tidak ada disebut bahasa Fakfak dalam arti spesifik hanya digunakan di Fakfak tempo
doeloe. Mengapa?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Karas Matta Onin Patimunim Patipi Sekar Arguni Moor
Irarutu: Mengapa Tidak Ada Bahasa Fakfak?
Setelah Fakfak dikenal,
dalam perkembangannya di wilayah Papua dibentuk cabang pemerintahan. Pembentukan
cabang pemerintahan ini dengan membentuk dua afdeeling: Afdeeling Nord Nieuw
Guinea dengan menempatkan Controleur di Manokwari (lanskap Doreh); Afedeeling
West en Zuid Nieuw Guinea dengan menempatkan Controleur di Fakfak (lanskap Kapaur).

De locomotief: Samarangsch handels- en
advertentie-blad, 22-04-1898: ‘Papua Nugini. Berdasarkan
Pasal 1 keputusan tanggal 5 Februari 1898, No 19, (Staatsblad No. 62),
ditetapkan bahwa Controleur Afdeeling Nord Nieuw Guinea akan berkedudukan di
Manokwari di lanskap Dorei dan di Afdeeling West en Zuid Nieuw Guinea di Fakfak
di lanskap Kapaur’.
Mengapa dipilih di Fakfak
karena secara geografis dekat ke Ambon dan Tidore. Selain itu diduga karena
sudah berbagai informasi dikumpulkan sejak von Rosenberg (1860). Wilayah
Semenanjung Onin sudah sejak lama dikenal sebagai lalu lintas perdagangan di
pantai barat Papua. Pemilihan Fakfak ini juga karena secara navigasi lebih aman
karena terhalang oleh pulau Pandjang.

Sejak 1870an kapal-kapal perang Pemerintah Hindia Belanda sudah lalu lalang
di pantai barat dan pantai utara Papua. Kapal-kapal perang ini juga melakukan
tugas pemetaan laut. Boleh jadi setelah ditetapkannya Fakfak sebagai ibu kota,
berbagai hasil pemetaan laut kemudian dipublikasikan pada tahun 1902. Dalam
peta navigasi ini Fakfak berada di sisi barat suatu teluk yang mana ke dalam teluk
ini bermuara sungai Fakfak. Kampong Fakfak berada di sisi luar teluk, sementara
kedudukan Controleur diidentifikasi di arah utara kampong Fakfak.
Berdasarkan
10 bahasa-bahasa di wilayah Fakfak di atas wilayah bahasa Onin dan bahasa Mor
yang paling dekat ke Fakfak. Wilayah bahasa Onin di sebelah barat Fakfak (pesisir)
dan bahasa bahasa Baham (Patimunim dan Matta) dan bahasa Mor di sebeluh utara
Fakfak (pedalaman).
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.