Sejarah

Sejarah Bahasa (296): Bahasa Biak Orang Biak Pulau Biak; Garis Navigasi Pelayaran Perdagangan Tempo Doeloe di Pulau Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku
Biak berasal dari kepulauan Biak di Teluk Cenderawasih. Orang Biak terdiri beberapa
sub-suku, seperti Aimando, Betew, Kafdaron, Karon, Usba, dan Wardo yang
kebanyakan telah bermigrasi dan menetap di Kepulauan Raja Ampat sejak abad
ke-15. Penamaan Biak sendiri diawali zaman pemerintahan kolonial Belanda pada
abad ke-17, orang Belanda memberi nama kepulauan Biak-Numfor dengan sebutan
Schouten Eilanden. Ada juga yang menyebutnya Numfor, Mafor, Wiak, atau Vyak.


Bahasa
Biak (Wós Vyak) adalah salah satu bahasa Austronesia yang dituturkan di
Provinsi Papua terutama di pulau Biak, pulau Numfor, dan sekitarnya. Penutur
bahasa ini pada tahun 2000 berjumlah 30.000 orang. Bahasa Biak mempunyai
beberapa dialek, antara lain: Ariom, Bo’o, Dwar, Fairi, Jenures, Korem, Kaipuri,
Manduser, Mofu, Opiaref, Padoa, Penasifu, Samberi, Sampori (Mokmer), Sor, Sorendidori,
Sundei, Wari, Wadibu, Sorido, Bosnik, Korido, Warsa, Wardo, Kamer, Mapia, Mios,
Num, Rumberpon, Monoarfu, V7ogelkop (Kepala Burung). Bahasa Biak berbeda dengan
bahasa Serui Laut, Yawa Onare dan Waran Onate
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Biak orang
Biak di pulau Biak? Seperti disebut di atas bahasa Biak dituturkan di pulau Biak
dan sekitar. Garis navigasi pelayaran perdagangan tempo doeloe di Papua. Lalu bagaimana
sejarah bahasa Biak orang Biak di pulau Biak? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.

Bahasa Biak Orang Biak di Pulau Biak; Garis Navigasi
Pelayaran Perdagangan Tempo Doeloe di Papua

Kepulauan Biak ialah kepulauan
yang terletak di Teluk Cenderawasih, lepas pesisir utara Pulau Papua
.. Kepulauan ini terdiri atas pulau Biak, Supiori dan Numfor,
dan sejumlah pulau yang lebih kecil. Kepulauan Biak
dulu disebut pula kepulauan Schouten, yang dinamai menurut
penjelajah Willem Schouten
. Pulau
ini memiliki banyak avifauna endemik dari daerah tunggal manapun di kawasan
pantai utara Papua.


BIAK (Biak-Nufor, Nufoorsch, Noefoorsch, Noemfoorsch, Mafoorsch, Myfoorsch) ± 40. 000. Dialects: At leas t two main
dialects: Nufor, and Biak
. Villages:
Kanaki, Karawi, Sorma sen (on Yapen Island); Manokwari;
further all villages on the is lands Biak,
Supiori, Nufor.
Comments: The Biak language has
long been the lingua franca
along
the nort h coast of Irian Jaya from Yapen Island to
the Raja Empat Islands (CL Voorhoeve. Languanges of Irian Jaya Checklist
Preliminary Classification, Languange Maps, Wordlists (1976).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Garis Navigasi Pelayaran Perdagangan Tempo Doeloe di
Papua: Teluk Gelvink

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top