Sejarah

Sejarah Bahasa (83): Bahasa Krui di Bagian Selatan Pantai Barat Pulau Sumatra; Dialek Bahasa Lampung dan Pasemah di Bengkulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku
Krui atau Kroi adalah salah satu subsuku/bagian dari suku Lampung yang bermukim
di kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Suku Krui diperkirakan berjumlah 30.000
jiwa. Suku Krui menggunakan dialek Lampung yang memiliki pelafalan ‘a’ jelas.
Dahulu hasil bumi utama mereka adalah satu spesies pohon damar. Bahasa Krui
atau yang sering juga disebut sebagai bahasa Lampung Krui merupakan salah satu
dialek dari bahasa Lampung yang dituturkan oleh masyarakat di kawasan pesisir
barat Lampung.


Bahasa
Lampung (cawa Lampung) atau rumpun bahasa Lampungik adalah sebuah bahasa atau
kelompok dialek Austronesia, terutama dari kalangan suku Lampung beserta
rumpunnya di selatan Sumatra. Terdapat dua atau tiga ragam bahasa Lampung,
yaitu: Lampung Api (juga disebut Pesisir atau dialek A), Lampung Nyo (juga
disebut Abung atau dialek O), dan Komering. Ragam terakhir terkadang dianggap
sebagai bagian dari Lampung Api, tetapi terkadang juga dianggap sebagai bahasa
yang berdiri sendiri terpisah dari bahasa Lampung. Meski bahasa Lampung
memiliki jumlah penutur yang lumayan besar, bahasa ini merupakan bahasa
minoritas di Provinsi Lampung sendiri
. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Krui di bagian
selatan pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas bahasa Krui adalah dialek
bahasa Lampung yang kini masuk wilayah Bengkulu. Dialek bahasa Lampung dan
Pasemah di Bengkulu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Krui di bagian selatan pantai
barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan.
Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Bahasa Krui di Bagian Selatan Pantai Barat Sumatra;
Dialek Bahasa Lampung dan Pasemah di Bengkulu 

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dialek Bahasa Lampung dan Pasemah di Bengkulu: Krui
dan Dialek Bahasa Krui di Pantai Barat Sumatra

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top