*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa Indonesia di blog ini Klik Disini
Aksara
Batak bahasa Batak, aksara Jawa bahasa Jawa. Aksara adalah satu hal, bahasa
adalah hal lain. Aksara Jawi adalah aksara Arab gundul. Apakah ada bahasa Jawi?
Sebelum disebut sebagai bahasa Melayu, namanya disebut bahasa Jawi. Mengapa nama
bahasa Jawi diganti menjadi bahasa Melayu?
Jawi dalam bahasa Aceh: Jawoë;
Kelantan-Pattani: Yawi; bahasa Melayu: Jawi adalah sistem penulisan digunakan menulis
beberapa bahasa di Asia Tenggara, seperti bahasa Aceh, Magindanawn, Melayu,
Mëranaw, Minangkabau, Tausūg dan Ternate. Aksara Jawi didasarkan aksara Arab, terdiri
31 aksara Arab asli, enam aksara yang dibangun agar sesuai dengan fonem asli
bahasa Melayu, dan satu fonem tambahan yang digunakan dalam kata serapan asing,
tetapi tidak ditemukan dalam bahasa Arab Klasik, yaitu cam, nga, pa, ga, va, dan
nya. Aksara Jawi dikembangkan selama kedatangan Islam di Asia Tenggara,
menggantikan aksara Brahmik yang digunakan selama era Hindu-Buddha. Bukti
tertua tulisan Jawi ditemukan pada Prasasti Terengganu abad ke-14, sebuah teks
dalam Bahasa Melayu Klasik mengandung campuran kosakata Bahasa Melayu, Bahasa
Sansekerta dan Bahasa Arab. Teori populer menyatakan bahwa sistem ini
dikembangkan dan diturunkan langsung dari aksara Arab, sementara para sarjana
seperti RO Windstedt menyatakan bahwa sistem ini dikembangkan dengan pengaruh
aksara Persia-Arab. Hingga abad ke-20, aksara Jawi merupakan aksara standar dalam
bahasa Melayu (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah nama bahasa Melayu awalnya
bernama bahasa Jawi? Seperti disebut di atas sebelum disebut sebagai bahasa
Melayu, namanya disebut bahasa Jawi. Mengapa nama bahasa Jawi diganti menjadi
bahasa Melayu? Siapa yang memberi nama bahasa Melayu? Lalus bagaimana sejarah nama
bahasa Melayu awalnya bernama bahasa Jawi? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Nama Bahasa Melayu Awalnya Bernama Bahasa Jawi;
Mengapa Diganti dan Dipilih Nama Melayu?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Diganti dan Dipilih Nama Melayu? Aksara Batak Bahasa Batak, Aksara Jawa Bahasa Jawa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.