‘Himpoenan Soedara’, Para Haji Sudah Mulai Lengser?

‘Himpoenan
Soedara’ telah berkiprah tiga puluh tahun pada tahun 1936. Untuk mengenang tiga
dasawarsa organisasi para haji tersebut, pengurus menerbitkan sebuah buku
peringatan, dicetak di atas kertas halus dan diilustrasikan dengan serikat itu
sendiri, bahan foto berharga, yang member gambaran yang jelas tentang apa yang dilakukan
oleh ‘Himpoenan Soedara’ selama tiga puluh tahun, dan dalam sejarah organisasi yang
harus dianggap cukup lama. Banyak pejabat dari dunia asli (pribumi) dan ETI (Eropa/Belanda)
juga turut menulis sebuah kontribusi pendek atau panjang dalam memoar ini. Buku
ini menjadi tampak cukup tebal (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 29-10-1936).
Soedara’ di Bandoeng, yang didirikan tahun 1906 (dan disahkan legalitasnya
1913) seumuran dengan ‘Sarikat Tapanoeli’ di Medan yang didirikan oleh
orang-orang afdeeling Padang Sidempuan (nama sebelumnya afd. Mandailing dan
Angkola) tahun 1905 dengan ketua Hadji Dja Endar Moeda dan wakil Sjech Ibrahim.
Sebagaimana diketahui, Hadji Dja Endar Moeda adalah penulis buku Panduan Haji
pertama tahun 1900 yang digunakan di seluruh Hindia Belanda. Dalam urusan
organisasi, Dja Endar Moeda adalah pionir. Pada tahun 1902 Dja Endar Moeda
telah mendirikan sarikat bernama ‘Medan Perdamaian’ di Padang dengan direkturnya
Dja Endar Moeda. ‘Medan Perdamaian’ adalah organisasi kebangsaan bersifat
nasional yang cabangnya terdapat di beberapa tempat di Sumatra dan juga di
Batavia. Pada tahun 1903 ‘Medan Perdamaian’ memberikan bantuan dalam
pembangunan sekolah di Semarang. Berbeda dengan sarikat dagang ‘Himpoenan
Soedara’ di Bandoeng (1906) dan ‘Sarikat Tapenoeli’ di Medan (1905) yang focus
dalam dunia perdaganga, ‘Medan Perdamaian’ mengusung misi kebangsaan (dalam
arti luas), yang juga meliputi organisasi-organisasi bidang, seperti sarikat
dagang, sarikat guru dan sebagainya. Pada tahun 1908 sarikat kebangsaan bernama
‘Boedi Oetomo’ didirikan, namun ruang lingkupnya terbatas dan cenderung
bersifat kedaerahan. Pergeseran haluan di Jawa tersebut direspon mahasiswa di
Belanda untuk tetap mewujudkan kesatuan dan persatuan yang dimotori oleh Soetan
Casajangan dengan nama Indisch Vereeniging (Perhimpunan Mahasiswa Hindia
Belanda). ‘Boedi Oetomo’ yang disokong oleh pemerintah colonial, di satu sisi
memperkuat kehadiran Boedi Oetomo (kedaerahan) dan di sisi lain membuat kiprah
organisasi nasional ‘Medan Perdamaian’
dan ‘Indisch Vereeniging’ ingin dihilangkan dan paling tidak dikerdilkan. Ini
tentu politik devide et impera. Tampaknya kemudian pemerintah sumringah, karena
popularitas ‘Boedi Oetomo’ yang terus meroket, daerah-daerah lain juga
mengikuti misi kedaerahan baik yang berhaluan mendukung maupun yang berhaluan
menentang. Itulah yang menyebabkan munculnya organisasi daerah seperti
Sumatrabond, Pasoendan, Kaoem Betawi, Minahasa, Jong Ambon dan sebagainya.
Sejak itu, organisasi berjalan sendiri-sendiri dan hanya ‘Indisch Vereeniging’
yang terus mengusung visi nasional (yang pada tahun 1922 diperbarui oleh
Mohamad Hatta dan kawan-kawan). Melihat organisasi kebangsaan yang tercerai berai,
seorang muda revolusioner yang di tahun 1919 mendirikan surat kabar bernama
Sinar Merdeka merupakan tokoh Sumatrabond, bernama Parada Harahap di Batavia,
mulai melakukan terobosan baru dan boleh jadi Parada Harahap mendapat dukungan
dari Soetan Casajangan yang saat itu menjadi Direktur Normaal School di Meester
Cornelis (Jatinegara) dan Husein Djajadinigrat di Rechtschool Batavia. Parada
Harahap lalu menghubungi dua vokalis Pedjambon (kini Senayan) yang menjadi
anggota Volksraad yakni M. Husni Thamrin dan Mangaradja Soangkoepon. Akhirnya
pada bulan Mei 1927, disepakati pembentukan supra organisasi kebangsaan di
rumah Husein Djajadiningrat yang diberi nama Permoefakatan
Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia (disingkat PPPKI) dengan ketua
M. Hoesni Thamrin dan sekretaris Parada Harahap dan kantor ditetapkan di Gang
Kenari. Sekadar diketahui, awalnya Boedi Oetomo ogah bergabung, namun Parada
Harahap meminta kawannya Dr. Radjamin Nasoetion mempengaruhi Dr. Soetomo
(keduanya dulu sekelas di STOVIA). Sejak pendirian PPPKI inilah greget
Indonesia mulai terbentang hingga ke masa depan (hingga mencapai kemerdekaan
RI). Catatan: Dja Endar Moeda (alumni Kweekschool Padang Sidempuan), Soetan
Casajangan (alumni Belanda), Parada Harahap (hanya tamat sekolah dasar),
Mangaradja Soangkoepon (alumni Belanda) dan Radjamin Nasoetion (Alumni Stovia)
bukan kebetulan berasal dari kampong yang sama di Padang Sidempuan, melainkan
mereka memiliki visi yang sama dengan yang lainnya seperti Husein
Djajadiningrat, MH. Thamrin dan (kemudian menyusul) Soetomo.
![]() |
Pada saat Medan masih kampung, Padang Sidempuan sudah kota |
Keberadaan ‘Himpoenan Soedara’ di
Bandoeng makin hari makin popular dan terhormat. Gedung ‘Himpoenan Soedara’ di
jalan Masjid (Moskeeweg) kerap dijadikan rapat-rapat sarikat baik sarikat
kebangsaan maupun sarikat-sarikat fungsional (guru, pedagang, kaum perempuan).
kongres yang dilakukan di gedung ‘Himpoenan Soedara’ adalah: Kongres PSII (De
Indische courant, 24-03-1937), Parindra cabang (De Sumatra post, 24-09-1937),
pers pribumi (De Sumatra post, 23-04-1938), Muhammadiyah (De Sumatra post, 10-10-1938),
Parindra pusat (De Indische courant, 21-11-1938), PNI (De Indische courant, 27-01-1939),
guru (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 14-08-1939), PII (Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 28-08-1939) dan sebagainya. Tentu
saja oleh Perhimpoenan Persaudaraan Istri (Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 30-08-1939).
sarikat yang mengusung sarikat dagang telah menjadi pusat kebangkitan kebangsaan
di Bandoeng. Pada awalnya dimotori oleh para haji (para pedagang), namun
tampaknya belakangan telah digantikan oleh generasi yang lebih muda (kalangan
terpelajar). Pada tahun 1933 ‘Himpoenan Soedara’ memformat ulang system
pembiayaan dengan mendirikan Pusat Kredit Bandoeng (lihat Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 12-10-1938). Pada kesempatan ulang tahun ke lima
tahun dari Pusat Kredir Bandung tersebut menyelenggarakan perayaan yang
berlangsung di gedubg Himpoenan Soedara di jalan Moskeeweg.
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 12-10-1938: ‘…Perayaan peringatan
ini dihadiri oleh sekitar 250 pihak yang berkepentingan, termasuk vie menemukan
diri mereka controller dari Bandung, Administrator dan Wakil Administrator Umum
Bank Kredit Rakyat, pengawas dari Volksiredietwezen dan Kerjasama, yang Volksraadsid,
Mr. Otto Iskandar di Nata, yang wethouder Atma di Nata dan perwakilan daerah
masing-masing. Rapat dibuka oleh Ketua Komite, Bapak Niti Soemantri, setelah
kata disahkan oleh presiden asosiasi, Mr. R. Gandasapoetra yang menceritakan sejarah
pembentukan asosiasi. Setelah istirahat, minuman disajikan, dan kemudian
dilanjutkan ceramah yang diberikan oleh Bapak RS Soeriaatmadja dan Mr. I.
Soeriaatmadja pada sistem sewa beli dan RM Margono Djojohadikoesoemo tentang perjalanannya
di kawasan industri di Eropa selama bekerja di Departemen Kolonien’.
berkembang. Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 14-08-1939
melaporkan bahwa dalam laporan setengah
tahun pusat kredit Bandoeng ‘Himpoenan Soedara’ telah menunjukkan bahwa pada
periode setengah tahun yang lalu, sebanyak 182 anggota baru telah bergabung,
sehingga jumlah anggota per 1 Juli 1939 telah meningkat menjadi 1.204 orang.
Sementara dana yang dipinjamkan per 30 Juni sebesar ƒ365,746, sedangkan tabungan sebesar ƒ368,236.
Demikianlah sekadar
info tentang riwayat ‘Himpoenan Soedara’, suatu sarikat yang awalnya dimotori
oleh para haji di Bandoeng yang berprofesi sebagai pedagang. Sarikat ini terus
berkembang dan para pelakukanya tampaknya telah digantikan oleh para generasi
muda yang lebih terpelajar yang lebih sesuai dengan eskalasi kebangkitan
kebangsaan dan perkembangan politik. Seperti disebut di dalam berbagai tulisan,
jejak ‘Himpoenan Soedara’ masih terlihat di masa kini yang muncul sebagai Bank
Saudara.
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.