*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini
Apakah masih ada orang laut yang masih hidup
dengan kehidupannya di laut Indonesia? Mungkin ada mungkin tidak. Yang pasti
tempo doeloe orang laut sudah dikenal luas karena dikenal hidup di laut. Pada
masa itu, navigasi pelayaran di laut masih menjadi moda transportasi yang penting.
Orang Laut menjadi bagian tak terpisahkan dalam navigasi pelayaran. Bagaimana
dengan orang Laut sendiri di Bangka dan Belitung tempo doeloe?

Suku
Laut atau sering juga disebut Orang Laut adalah suku menghuni kepulauan Riau. Istilah
Orang Laut mencakup “berbagai suku dan kelompok yang bermukim di
pulau-pulau dan muara sungai di kepulauan Riau-Lingga, pulau Tujuh, kepulauan
Batam, dan pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatra Timur dan
Semenanjung Malaya bagian selatan.” Sebutan lain adalah Orang Selat. Orang
Laut dirancukan dengan suku bangsa maritim lainnya, Orang Lanun. Secara
historis, Orang Laut adalah perompak. Mereka menjaga selat-selat, mengusir
bajak laut, memandu para pedagang ke pelabuhan kerajaan-kerajaan. Bahasa Orang
Laut memiliki kemiripan dengan Bahasa Melayu. Saat ini mereka umumnya bekerja
sebagai nelayan. Seperti suku Bajau, Orang Laut dijuluki sebagai “kelana
laut”, karena berpindah-pindah di atas perahu. Orang Laut memegang peranan
penting dalam mendukung kejayaan kerajaan-kerajaan di Selat Malaka. Pada zaman
Sriwijaya mereka berperan sebagai pendukung imperium. Saat Belanda bermaksud
menyerang Johor yang mulai bangkit menyaingi Malaka–yang pada abad ke-17
direbut Belanda atas –Sultan Johor mengancam untuk memerintahkan Orang Laut
untuk menghentikan perlindungan Orang Laut pada kapal-kapal Belanda. Pada 1699
Sultan Mahmud Syah, keturunan terakhir wangsa Malaka-Johor, terbunuh. Orang
Laut menolak mengakui wangsa Bendahara yang naik tahta sebagai sultan Johor
yang baru. Ketika pada 1718 Raja Kecil, mengklaim hak atas tahta Johor, Orang
Laut memberi dukungannya. Namun dengan dukungan prajurit-prajurit Bugis Sultan
Sulaiman Syah dari wangsa Bendahara berhasil merebut kembali tahta Johor.
Dengan bantuan orang-orang Laut (orang suku Bentan dan orang Suku Bulang)
membantu Raja Kecil mendirikan Kesultanan Siak. Pada abad ke-18 peranan Orang
Laut sebagai penjaga Selat Malaka untuk Kesultanan Johor-Riau pelan-pelan
digantikan oleh suku Bugis (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Orang Laut di Bangka
dan Belitung tempo doeloe? Seperti disebut di atas pada masa ini disebut keberadaan
Orang Sekak di Bangka dan Orang Ameng Sewan di Belitung. Orang Laut hidup di
laut. Lalu bagaimana sejarah Orang Laut di Belitung tempo doeloe? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah
seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan
tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan
imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang
digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Orang Laut di Belitung Tempo
Doeloe; Orang Sekak di Bangka dan Orang Ameng Sewan di Belitung
Tunggu deskripsi lengkapnya
Orang Sekak di Bangka dan
Orang Ameng Sewan di Belitung: Suku di Laut Indonesia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.