*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Banten, klik Disini
Kota
Banten adalah kota kuno di masa lampau, Kota Banten adalah kota baru di masa
depan. Nama Banten diduga kuat sudah eksis sejak era Hindoe dengan nama Banta
(kemudian menjadi Bantan atau Bantam lalu terakhir menjadi Banten). Lantas
bagaimana dengan nama Serang? Nama Serang sebagai suatu nama tempat di Banten
(yang kini menjadi kota besar, ibu kota Provinsi Banten). Nama Serang diduga
kuat bukan nama kuno, tetapi suatu nama baru.

status Kesultanan Banten dihapuskan. Tamat sudah kesultanan Banten, kesultanan
yang di masa lampau begitu berjaya dan selalu menyusahkan Belanda (VOC). Pada permulaan
Pemerintah Hindia Belanda, era Gubernur Jenderal Daendels, untuk mendukung
perdagangan dan pengembangan pertanian, dibangun jalan utama Trans-Java dari
Batavia ke Panaroekan via Buitenzorg dan dari Batavia ke Anjer via Tangerang.
Para bupati di Batavia dan Preanger mendukung program tersebut, tetapi tidak
dengan Sultan Banten. Pemerintah Hindia Belanda menganeksasi Kesultanan Banten.
Pada tahun 1811 terjadi pendudukan Inggris yang yang dipimpin Letnan Gubernur
Rafless. Pada tahun 1812 terjadi perlawanan di Kesultanan Jogjakarta.
Lantas
bagaimana sejarah (kota) Serang? Apakah sudah ada yang menulisnya? Lepas dari itu, apa pentingnya Sejarah Serang? Sudah barang tentu karena pada era Pemerintah Hindia
Belanda, ibu kota Residentie Banten berkedudukan di Serang (dan kini menjadi
ibu kota Provinsi Banten). Lalu bagaimana
sejarah (kota) Serang? Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan
artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel
saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah
pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk
lebih menekankan saja*.
Nama Serang Era Kesultanan
Banten
Nama
Serang, bukan merujuk pada nama India (zaman kuno era Hindoe) seperti Banten
(Banta), Anyer (Anier) dan Cilegon (Cheregon), tetapi juga bukan nama asli
(Soenda). Nama Serang diduga kuat dintroduksi dari luar, apakah nama asing atau
nama lokal di wilayah lain di pulau Jawa. Sebelum muncul nama Serang di Banten,
nama Serang sudah eksis di wilayah Batavai (kampong Karang Serang).
Nama Serang adalah suatu nama tempat di
Belanda. Hal itulah mengapa ada nama marga van Serang sejak era VOC hingga awal
Pemerintah Hindia Belanda. Hal itu juga dengan nama Jasinga (yang kemudian
menjadi nama tempat di wilayah Buitenzorg. Pada awal Pemerintah Hindia Belanda
(Perang Jawa) juga ditemukan nama tempat Serang di Midden Java, tempat dimana
berada Pangeran Serang. Seperti disebut di atas, pada era Pendudukan Inggris, diketahui
ada nama tepat (Karang) Serang di Batavia. Pada tahun-tahun ini juga terminologi
‘serang’ juga diartikan sebagai kelasi kapal (boatswain).
Lantas
darimana asal-usul nama Serang? Seperti
halnya nama Sukabumi yang tidak hanya ditemukan di Batavia juga menjadi nama
tempat di wilayah Tjiandoer (kini Kota Sukabumi). Nama Sukabumi juga ditemukan
di Jawa. Lalu apakah nama Serang berasal dari Jawa? Tentu saja masih perlu dicari bukti yang menguatkan.
Lepas dari soal asal-usul nama Serang, sejak kapan kota Serang terbentuk? Tentu saja baru
dimulai setelah terbentuk pemerintahan.
Pada awal Pemerintah
Hindia Belanda, pada tahun 1810 belum teridentifikasi nama Serang sebagai
tempat pemerintahan. Berdasarkan Almanak 1810 di wilayah Banten sudah ada
beberapa orang Belanda sebagai landrost yang mewakili kepentingan pemerintah,
antara lain: P Decker, J de Bruin dan CC de Prediger. Dalam hal ini diduga
semuanya berkedudukan di (kota) Banten. Pada tahun 1811 Inggris mengambil
kekuasaan dari Belanda, Pada awal pendudukan Inggris hanya menempatkan
pejabatnya di Bantam dan Anjer yang menjadi penghubung layanan pelayaran
Batavia ke Bengkoelen via Bantam dan Anjer (lihat Java government gazette, 04-04-1812).
Dalam perkembangannya Banten dijadikan sebagai Residentie yang mana sebagai
Resident adalah PP Du Puy (lihat Java government gazette, 28-05-1814). Yang
mana sebagai asisten adalah Luitenant JL de Waal yang mulai bertugas pada tahun
1813 (lihat Java government gazette, 28-08-1813. Satu pejabat ditempatkan di
Anjer sebagai Masters Attendant and Store-keeper, Mr RB McGregor sejak 1813 (lihat
Java government gazette, 29-05-1813). Lalu kemudian Resident digantikan oleh Majoor
yang mendapat kenaikan pangkat Luitenant Colonel U Yule (lihat Java government
gazette, 08-10-1814). Pada tahun 1816 Inggris harus mengembalikan kekuasan
kepada (Pemerintah Hindia Belanda).
Pada tahun 1816, setelah penduduk Inggris berakhir
(sejak 1811), Resident Bantam diangkat J de Bruijn, seorang Belanda yang pernah
menjadi landrost di Bantam. Residentie Bantam termasuk Lampong. Di Lampong
ditempatkan seorang Asisten Residen, DJ Kruseman (lihat Bataviasche courant, 26-07-1817).
Pada tahun 1818 de Bruijn digantikan oleh C Vos (lihat Bataviasche courant, 04-04-1818).
Dalam berita ini juga diagkat seorang Asisten Residen di Bantam, JA Dubois.
Secara bertahap
perangkat peerintahan semakin banyak seperti pengangkatan pakhuis, havenmaster
dan sebagainya. Namun tampaknya penempatan pejabat pemerintah tersebut masih
terbatas di kota-kota pantai. Sampai sejauh ini belum ada indikasi ada nama
Serang dimana seorang pejabat ditempatan. Nama-nama yang sering diinformasuikan
adalah Bantam Anjer dan Tanara serta Tjaringin (Tangerang masuk Batavia).
Dalam
perkembangannya diketahui Asisten Residen berkedudukan di Serang. Besar dugaan
penempatan asisten residen di Serang setelah 1818 (ketika penempatan JA
Dubois). Dalam perkembangannya di
Tjaringin juga ditempatkan seorang Asisten Residen.
Berdasarkan Almanak 1827 Residen Bantam adalah
A Abraham de Melverde. Dalam pemerintahan ini pemimpin lokal disertakan yakni
bupati untuk pantai utara dan bupati untuk pantai selatan. Untuk jabatan
Asisten Residen terdapat tiga orang (Serang, Anjer dan Tjaringin). Sementara
itu Lampong masih bagian dari Residentie Bantam dengan status Asisten Residen
(JA Dubois) di Telok Betong. Dalam Almanak 1831 Residen Bantam adalah FH
Smulders. Jumlah bupati menjadi tiga, yang zelatan dipisahkan dengan membentuk
barat (berkedudukan di Lebak dan Tjaringin). Itu berarti asisten residen di Serang
dilikuidasi (digantikan oleh Residen sendiri). Di Tanara hanya setingkat
posthouder yang ditempatkan. Pada tahun 1833 terjadi pergantian asisten residen
di Tjaringin
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Kota Serang Menjadi Pusat
Wilayah Banten
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.