*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini
Adanya
rencana pembangunan jalur kereta api dari Jogjakarta hingga Cilacap sudah lama
ada. Namun tetap sulit terwujud. Jalur dari Semarang hingga ke Jogjakarta sendiri
baru tercapai pada tahun 1870. Bagaimana dengan Jogjakarta ke Cilacap. Dalam
perkembangannya inisiatif pra planter mendorong percepatan pembangunan kereta
api. Wilayah Banyumas dalam perkembangannya menjadi interchange antara Cirebon
dan Bandoeng/Tasikmalaya dari arah barat dan dari arah timur di Jogjakarta.

Senjakala
Jalur Kereta Api Kawasan Banyumas Kompas.com. 05/12/2022. Di laman sumber
bacaan di Kompas.com terdapat informasi bahwa layanan kereta api di kawasan
Banyumas juga terdapat di Kecamatan Sumpiuh. Jalur kereta api di kawasan
Banyumas dalam catatan heritage PT Kereta Api Indonesia (KAI) meliputi
kota-kota eks-Karesidenan Banyumas. Jalur antara lain penghubung antara
Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara, Wonosobo, Purbalingga, dan Cilacap. Pada
tahap awal, pembangunan jalur Purwokerto-Wonosobo 1893 hingga 1917. Pembangunan
jalur tersebut dilaksanakan oleh perusahaan kereta api Serajoedal Stoomtram
Maatschappij (SSM). Kemudian, jalur-jalur kereta api yang dibangun melintasi Sokaraja,
Banjarsari, Klampok, Banjarnegara, Patikraja, Sampang, Maos, dan seluruh
wilayah eks-Karesidenan Banyumas. Alasan perkebunan-perkebunan pembangunan
jalur-jalur kereta api diwujudkan. Perjalanan kereta api di eks Karesidenan
Banyumas memang awalnya, sistem pengangkutan barang ke pabrik gula. Pabrik gula
masa itu antara lain Pabrik Gula (PG) Klampok, PG Bojong, dan PG Kalibagor.
Perubahan zaman menunjukkan bahwa industri gula di Banyumas memasuki masa
senjakala. Maraknya pembangunan jalan raya membuat masyarakat meninggalkan moda
transportasi kereta api. Pada 1978, perusahaan kereta api milik pemerintah
Indonesia akhirnya menutup layanan di jalur Purwokerto-Wonosobo dan kemudian rute
Purwokerto-Purwokerto Timur ditutup 1985. (https://www.kompas.com/)
Lantas bagaimana sejarah kereta api di wilayah
Banyumas? Seperti disebut di atas, wilayah Banyumas termasuk salah satu
pengembangan jalur kereta api di pantai selatan Jawa. Kekuataman wilayah
Banyumas dalam jaringan kereta api Jawa posisinya yang strategis tidak hanya
menghubyungkan pantai utara dan pantai selatan Jawa juga dari arah barat ke
timur (dan sebaliknya). Dalam hal ini pembangunan jalur Jogjakarta-Cilacap dan
Cirebon-Jogjakarta via Purwokerto. Lalu bagaimana sejarah kereta api di wilayah
Banyumas? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Kereta Api di Wilayah Banyumas; Pembangunan Jalur
Jogjakarta-Cilacap dan Cirebon-Jogjakarta via Purwokerto
Setelah menunggu lama, pada tahun 1877 muncul
kesepakatan antara Perusahaan Kereta Api merintah Hindia Belanda dengan
Pemerintah, yang bertujuan untuk pembangunan jalur kereta api baru di Jawa
Tengah (lihat De Nederlandsche mail, 18-05-1877). Disebutkan jika hal ini
menunjukkan keseriusan Pemerintah untuk memenuhi setidaknya beberapa tingkat
kebutuhan mendesak akan sarana masyarakat yang lebih baik, di atas semua itu
adalah ide yang sangat baik untuk mendirikan perusahaan kereta api yang telah
lama berdiri di Jawa Tengah untuk melanjutkan jalur baru. Pemerintah sendiri
sudah mengambil alih pembangunan rel kereta api di ujung timur Jawa. Sejauh ini disebutkan yang
paling penting dari tiga line, konstruksi yang telah ditetapkannya, sebuah line
pantai dari Djokjokarta sampai Cjilatjap. Line ini, dengan panjang sekitar 220 Km,
sebagian besar paralel, dalam jarak dua jam, dengan pantai laut melalui bagian
selatan reasidentie Bagelen dan residentie Banjoemas.

Sejarah kereta api dimulai pada tahun 1840an Ketika Pemerintah Hindia
Belanda menawarkan konsesi kepada para investor di Belanda. Awalnya investor
tertarik di wilayah Batavia. Namun berbagai studi kelayakan gagal. Kemudian
muncul gagasan pembangunan di wilayah Semarang hingga ke Vorstenlanden yang
studi kelayakannya dilakukan tahun 1850an. Dalam rencana pembangunan kereta api
di wilayah Jawa bagian tengah ini dari Semarang hingga Jogjakarta via
Soerakarta (lihat Peta 1860). Dalam peta ini juga direncanakan jalur perluasan
dari Soerakarta ke Madioen dan dari Jogjakarta hingga ke Tjilatjap. Realisasinya
baru tercapai tahun 1869 dari Semarang hingga Tanggoeng terus ke Ambarawa. Jalu
dari Tanggoeng hingga Jogjakarta baru terselesaikan pada tahun 1872. Bagaimana
dengan rencana awal perluasan ke wilayah Banjumas hingga di Tjilatjap?
Kesepakatan baru itu bersamaan dengan realisasi
rancana tiga line Soerakarta- Madioen; Jogjakarta-Tjilatjap dan Jogjakarta-Magelang.
Hanya saja masih ada persoalan yang akan diatasi sendiri oleh pemilik konsesi
untuk jalur Jogjakarta-Tjilatjap. Hal ini terkait apakah jalur yang dibangun ke
Tjilatjap sepanjang pantai selatan yang lebih pendek atau membelokkannya ke
wilayah lembah Banjoemas/Serajoe (Serajoedal) di utara pegunungan yang lebih
panjang. Juga adanya pertimbangan-pertimbangtan mengintegrasikan jalur Jogjkarta
ke Tjilatjap melalui Kedoe dan Banjoemas terus ke Tjilatjap. Kesepakatan adalah
satu hal (MOU) tetapi apakah itu dapat direalisasikan sangat tergantung dari
studi kelayakan (bisnis) yang akan dilakukan,
Jalur kereta api Semarang-Jogjakarta sudah selesai tahun 1872. Tampaknya
jalur ini sangat menguntungkan. Semua produk dari Jogjakarta dan sekitar (Bagelen,
Banjimas, Kedoe) mengalir ke Semarang. Namun dari jarak Jogjakarta ke Semarang
sangatlah jauh. Dalam hal inilah keutamaan pembangunan jalur
Jogjakarta-Tjilatjap menjadi penting dan strategis untuk wilayah-wilayah di pantai
selatan. Sudah barang tentu jarak Jogjakarta-Tjilatjap sepanjang garis pantai
akan sangat pendek dan menjadi murah. Hanya saja pilihan jalur kereta api yang
akan dibangun ke Tjilatjap jika hanya sepanjang pantai yang murah tetapi melupakan
potensi ekonomi yang baik di wilayah Kedoe (Arkadia van Java) dan di wilayah
lembah Serajoe Banjoemas (Mutiara van Java). Lalu apakah pertimbangan-perrtimbangan
ini akan justru memperlambat pengambilan keputusan untuk realisasinya?
Setelah kembali menunggu lama, akhirnya titik cerah
realisasi pembangunan kereta api di wilayah Banjumas sudah di depan mata. Hal
ini terjadi pada tahun 1891 dimana Pemerintah Hindia Belanda sudah mulai
meminta jaminan kepada pemegang konsesi untuk memulai pembangunan rel kereta
api (lihat Dagblad
van Zuidholland en ‘s Gravenhage, 31-12-1891).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pembangunan Jalur Jogjakarta-Cilacap dan
Cirebon-Jogjakarta via Purwokerto: Jaringan Kereta Api di Wilayah Banyumas
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.