*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini
Semenanjung Blambangan termasuk di dalamnya wilayah
Taman Nasional Alas Purwo. Tempo doeloe hanya ada nama satu kampong di kawasan,
kampong Proa. Apakah nama Proa kemudian menjadi Poerwo? Yang jelas nama
semenanjung mengikuti nama ibu kota kerajaan Balambangan. Besar dugaan pulau
Proa menyatu dengan daratan Jawa yang kemudian kini dikenal sebagai Semenanjung
Blambangan.

Taman
Nasional Alas Purwo terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, kabupaten
Banyuwangi, di ujung paling timur Pulau Jawa, termasuk pesisir pantai selatan. Sebagai
taman nasional berdasarkan SK Menteri Kehutanan 1992, seluas 43.320 ha, masuk
dalam Semenanjung Blambangan. Ekosistem hutan hujan tropika hutan bambu, hutan
pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput. Taman
Nasional Alam Purwo tempat ritual Pagerwesi umat Hindu, berbatasan dengan Pulau
Bali. Di dalamnya ada Pura Luhur Giri Salaka. Keanekaragaman hayati di Taman
Nasional Alas Purwo sangat tinggi. Juga terdapat jenis hewan banteng, kijang,
rusa, lutung, kancil, macan tutul, anjing hutan dan kucing hutan. Di pesisir
pantai dapat ditemukan empat jenis penyu. TN Alas Purwo beberapa zonasi: Inti; Rimba;
Pemanfaatan; Penyangga. Wilayah sebelah barat curah hujan lebih tinggi. Secara
umum kawasan topografi datar, bergelombang ringan sampai barat dengan puncak
tertinggi gunung Lingga Manis (322 M). Hampir keseluruhan jenis tanah liat
berpasir. Sungai di kawasan umumnya dangkal dan pendek, yang mengalir sepanjang
tahun di bagian barat sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak
terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang
Srengenge. Masyarakat di sekitar kawasan bertani, buruh tani, dan nelayan (tinggal
di wilayah Muncar), yang merupakan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa,
dan di wilayah Grajagan. Mayoritas penduduk agama Islam, beragama Hindu
terutama di desa Kedungasri dan desa Kalipait. Secara umum masyarakat sekitar
TN Alas Purwo digolongkan sebagai masyarakat Jawa tradisional. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Semananjung
Blambangan dan Taman Nasional Alas Purwo? Seperti disebut di atas taman
nasional Alas Purwo kini kawasan yang menjadi ujung dari Semenanjung
Blambangan. Suatu pulau Proa tempo doeloe yang menjadi satu bagian pulau Jawa semakin
meluas. Lalu bagaimana sejarah Semananjung Blambangan dan Taman Nasional Alas
Purwo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Semananjung Blambangan dan Taman Nasional Alas Purwo;
Pulau Proa Tempo Doeloe, Pulau Jawa Meluas
Peta tertua pulau Jawa, dibuat oleh ahli/kartografi
Portugis berdasarkan laporan-laporan navigasi pada pelaut Portugis. Dalam peta
pulau Jawa (Iava Minor) ini sejumlah pelabuhan/kerajaan penting di pesisir
pantai Jawa diidentifikasi Aurbam (diduga Banten), Japara, Mandalika, Tuvam
(Tuban) dan Agaci. Pelabuhan/kerajaan Agaci ini berada di pantai timur pulau
Jawa. Nama Agaci ini diduga kuat kemudian nama Balambangan.

Disebut demikian, karena Agaci berada di suatu teluk di pantai
timur/tenggara pulau Jawa. Sejauh yang diketahui hanya kerajaan Balambangan yang
paling terkenal di wilayah tersebut. Sementara di pantai selayan Jawa
diidentifikasi dua pelabuhan (kecil) yang diduga adalah kampong Proa dan
kampong Gragiagan. Hal ini diperkuat dengan adanya suatu pulau di sebelah barat
yang diduga pulau Noesa Baroeng (satu-satunya pulau besar di pantai selatan
Jawa). Antara pelabuhan/kerajaan Balambangan dengan di timur dan kampong Proa
di selatan dipsahkan oleh suatu tanjung, yang diduga kuat Tanjung Proa. Peta
1561
Semenanjung Proa (semenanjung Balambangan) menjadi
penting dalam navigasi pelayaran perdagangan tempo doeloe hingga era Portugis.
Penting karena posisi menonjol di huk dimana tanjung tersebut (tanjung Proa)
memisahkan pantai timur dan pantai selatan Jawa. Di dua pantai tersebut terdapat
pelabuhan-pelabuhan. Nama Balambangan sendiri sudah dicatat dalam teks
Negarakertagama (1365). Besar dugaan pelabuhan/kerajaan Balambangan pada saat
itu masih berada di pantai (muara sungai: kini sungai Setail).

Pada peta awal pulau Jawa era Portugis ini, kota
pelabuhan Japara dipisahkan oleh perairan dari daratan (Jawa). Ada semacam
teluk yang masuk ke dalam di sisi barat, sementara di sisi timur juga ada teluk
yang masuk ke dalam. Kedua teluk dari arah berbeda yang masuk ke daratan ini
diduga dipisahkan oleh daratan Pati/Kudus. Secara geomorfologis daratan yang
terbentuk itu (Pati/Kudus) yang menyatukan daratan Jawa dengan daratan Japara
akibat proses sedimentasi jangka panjang. Ini seakan menjelaskan bahwa pelabuhan/kerajaan
Japara sebelumnya adalah pulau yang terpisah dari pulau Jawa. Pulau Japara ini
dengan puncak tertinggi disebut gunung Muria. Di pantai barat Jawa juga ada
diidentifikasi pulau, pulau ini diduga yang kemudian mernyatu dengan daratan
Jawa (menjadi semenanjung Ujung Kulon). Bagaimana dengan Semenanjung
Balambangan/semenanjung Proa? Apakah awalnya suatu pulau yang kemudian menyatu
dengan daratan Jawa?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pulau Proa Tempo Doeloe, Pulau Jawa Meluas: Terbentuknya
Semenanjung Blambangan
Sebelum mendeskripsikan terbentuknya semenanjung
Blambangan, ada baiknya memperhatikan peta-peta navigasi pelayaran di sekitar
sejak era Portugis dan Belanda/VOC. Sebagaimana halnya terbentuknya (wilayah)
geografi, dalam navigasi juga mengikuti hukum alam. Dengan kata lain peta
navigasi dibuat dengan memperhatikan situasi dan kondisi alam, yang dalam
pengalaman navigasi kemudian diidentifikasi ke dalam peta (pemetaan).

Dalam pengalaman navigasi di lautan oleh para pelaut-pelat (terdahulu)
bergerak menuju tujuan dengan jalan (arah) navigasi yang paling cepat dan aman.
Dalam hal ini berlayar dengan mengikuti hukum alam (arah, angin dan arus
laut/ombak). Untuk mencapai tujuan denga naman harus menghindari resiko/bahaya
di perairan/laut. Bahay aitu antara lain badai, arus laut yang keras, tebing
daratan yang keras, pulau/karang laut, dan gumuk (pulau pasir di tengah laut
yang hilang pada saat pasang). Perhatikan Peta 1724, peta kumulatif yang dibuat
ahli peta/kartografi berdasarkan laporan navigasi pelaut. Dalam peta,
pulau/daratan secara acuan dimana arah/garis navigasi ditandai dalam peta.
Arah/garis navigasi tersebut ditandai dengan garis, kedalaman laut plus
nama-nama geografi di sekitar garis navigasi.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.