Rute
jalan dari dari Meester Cornelis ke kota Bekasi adalah sebagai berikut: (1) Dari
Meester Cornelis ke timur melalui land Tjipinang lalu ke utara melalui land
Poelo Gadong dan seterusnya melalui land Tjakoeng, land Oedjoeng Menteng. Selanjutnya
dari land Odjoeng Menteng ke arah selatan melalui land Bekasi West (Krandjie)
dan kemudian menuju Bekasi. (2) Di jalur selatan mulai dari land Tjibinong,
malalui land Tjitrap dan land Klapanoenggal. Ke arah utara menuju land
Tjilengsi melalui Bantar Gebang ke Bekasi (pertemuan sungai Tjiliengsi dan
sungai Tjikeas di Batar Gebang yang kemudian ke hilir disebut sungai Bekasi).
Ke arah timur dari land Klapanoenggal ke land Tjibaroesa. Dari land Tjbaroesa
terhubung langsung ke Lemah Abang di land Tjikarang. (3) Di jalur timur dari
Bekasi ke land Tjikarang. Dari land Tjikarang menuju timur ke Crawang. (4) Di
jalur utara dari Bekasi ke land Telok Poetjoeng dan land Babelen. Jalur ini
adalah jalur kuno dari Bekasi melalui sungai Bekasi ke pantai utara. Satu hal
yang perlu dicatat disini hingga tahun 1869 land Pondok Gede (meski masuk
district Bekasi) tidak terhubung dengan Pasar Bekasi, Jalur ekonomi perdagangan
land Pondok Gede adalah lintas utara-selatan dari land Tjipinang ke land Tjibinong
dengan urutan sebagai berikut: Land Tjipinang, land Pondok Bamboe, land Pondok
Gede, land Makassar, land Pondok Ranggon, land Tapos dan land Tjilangkap. Jalur
dari land Tjipinang ke Bekasi melalui land Bekasi West belum terbentuk.
caranya sendiri. Perkembangan wilayah di Regenrschap Meester Cornelis di
sekitar sungai Tjiliwong (selatan Batavia) lebih pesat jika dibandingkan dengan
wilayah sekitar sungai Bekasi (timur Batavia). Wilayah sisi barat sungai
Tjiliwong masuk wilayah district Kebajoran sedangkan sisi timur sungai masuk
wilayah District Mester Coenelis. Dua district ini relatif lebih kondusif jika
dibandingkan dengan district Bekasi.
![]() |
Kota Bekasi, Tjikarang, Tamboen dan Tjikarang (Peta 1901) |
Di
district Bekasi hanya dua kota (town) utama. Yang terbesar adalah kota (town)
Bekasi, kemudian disusul kota Tjikarang. Dua kota lainnya adalah Tamboen dan
Lemah Abang. Empat kota ini berada di garis sejajar ke timur di Crawang. Kota
Bekasi dan kota Lemah Abang terhubung ke selatan di Tjibaroesa. Hubungan
Tjibroesa sangat dekat dengan Lemah Abang. Wilayah-wilayah di pantai terhubung
dengan Bekasi dan Tjikarang. Kelak dari Tjikarang dibangun kanal menuju sungai
Bekasi di Moeara. Dari Moeara ke laut, sungai Bekasi divermak menjadi kanal
besar.
pengaruhi oleh banyak faktor. Tidak hanya karena posisi geografisnya di sungai
besar Bekasi dan secara geografis dekat dengan Meester Cornelis, juga karena
faktor pembangunan moda transportasi kereta api dan pengembangan sistem kanal
irigasi.
![]() |
Kota Bekasi di sisi sungai Bekasi, 1880 |
Setelah
akses Bekasi dari pantai di utara mulai meredup, pertumbuhan dan perkembangan
kota Bekasi semakin menguat karena perkembangan yang terjadi di selatan, (Tjilengsi
dan Tjibaroesa) yang berpangkal di Tjibinong.
Pertumbuhan kota Bekasi juga
dipengaruhi oleh keberadaan pasar Bekasi. Pasar Bekasi hanya satu-satunya pasar
di sepanjang daerah aliran sungai Bekasi. Transportasi sungai selain ke hilir, dari
kota Bekasi ke laut, juga pelayaran dilakukan ke hulu hingga ke Bantar Gebang
(kampong yang diduga paling tua di daerah aliran sungai Bekasi). Dalam hal ini Pasar
Bekasi telah menjadi simpul perdagangan sejak masa lampau hingga terbentuknya
moda transportasi kereta api.
![]() |
Jembatan bambu di atas sungai Tjitaroem, 1895 |
Pasar
Bekasi pernah terbakar tahun 1883 (lihat De locomotief : Samarangsch handels-
en advertentie-blad, 06-07-1885). Disebutkan pada malam tanggal 24 hingga
tanggal 25 pasar Bekasi terbakar menghanguskan 13 rumah. Jembatan bambu di atas
sungai Tjitaroem, 1895
Pertumbuhannya dimulai dari lalu lintas air kemudian berkembang menjadi lalu
lintas darat. Pembangunan jalur kereta api ke Bekasi menjadi fase kedua
pertumbuhan kota Bekasi. Pembangunan jembatan Bekasi menjadi fase baru dalam
perkembangan kota Bekasi berikutnya.
Bekasi ini dibangun pada tahun 1913 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 14-03-1913).
Disebutkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan
untuk lalu lintas normal di sebelah jembatan kereta api di Bekasi dengan nilai
sebesar f44.680’.
Pembangunan jembatan Bekasi
ini diintegrasikan dengan peningkatan (mutu) jalan dari Meester Cornelis ke
Bekasi dan Krawang (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 09-05-1913). Disebutkan dewan regional (Gewestelijke Raad) menyetujui
laporan resmi proses perekaman pekerjaan yang diselesaikan yakni perbaikan
bagian jalan besar dari Meester Cornelis ke Bekasi dan Krawang yang berlokasi
antara batas afdeeling dan paal 12. Dengan demikian hingga tahun 1913 kota
Bekasi telah terhubung oleh tiga moda transportasi (sungai, kereta api dan
jalan raya). Itulah awal terbentuknya kota Bekasi.
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.