Sejarah

Sejarah Bekasi (8): Pecinan (China Town) di Kota Bekasi, Hoofdplaats Belanda di Kota Depok; Sejarah Orang Tionghoa di Bekasi




false
IN



























































































































































*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Bekasi dalam blog ini Klik Disini

Di era kolonial Belanda, Bekasi tidak hanya ‘diomongin’
orang Belanda sebagai Provinsi China, kota Bekasi juga adalah kota China (China
Town). Masih pada era yang sama, kota Depok disebut kota Belanda. Kota Bekasi dapat
disebut kota China karena populasi orang Tionghoa cukup banyak. Demikian juga
kota Depok, populasi orang Belanda juga cukup banyak. Di Depok ada sebutan
Belanda Depok, tapi tidak pernah ada sebutan Cina Bekasi.

Kota Bekasi (Peta 1901)

Pecinan
(China Town) terdapat di banyak tempat di Asia dan Amerika, bahkan juga di
Australia. Istilah pecinan (China Town) merujuk pada tempat/area dimana
populasi orang-orang Tionghoa cukup banyak. Pada era kolonial Belanda, kota
dimana terdapat banyak populasi orang Tionghoa terdapat di Batavia, Semarang,
Soerabaja dan Medan. Juga ditemukan jumlah yang signifikan di Padang, Bandoeng
dan Buitenzorg. Tentu saja tidak hanya itu, ternyata populasi orang Tionghoa
juga sangat besar di Bekasi, bahkan hampir separuh dari penduduk kota. Satu
kota yang penduduknya mayoritas orang Tionghoa ditemukan di kota Lasem
(Rembang). Kota Lasem kerap ‘diomongin’ orang Belanda sebagai Tiongkok Kecil.   

Apakah ada pecinan di Kota Bekasi pada masa ini?
Tentu saja tidak lagi  Pecinan (China
Town) hanya ditemukan di kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Medan dan
Bandung. Memang ada disebut pecinan di Kota Bekasi, tetapi sesungguhnya itu
tidak tepat lagi. Pecinan yang dimaksud di Kota Bekasi adalah area di sekitar
Pasar Proyek. Lantas seperti apa (area) pecinan di kota Bekasi pada masa lampau.
Itulah yang ingin kita ketahui. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Bekasi: Kota China di Provinsi China
Tunggu deskripsi lengkapnya

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top