Warga
Buitenzorg, siapapun mereka, mari kita coba tengok mereka yang hidup pada satu
abad yang lalu. Beberapa potret (foto/lukisan) yang berhasil ditemukan dibuang sayang.
Padahal raut muka mereka dapat dibandingkan dengan wajah kita pada masa kini.
Dengan demikian potret mereka masih berguna bagi kita.
![]() |
Wajah wanita Bogor 1868 |
Mereka yang
hidup di Buitenzorg pada satu abad yang lalu bagiakan hidup di surga. Hawa yang
sejuk, view sekitar yang alami dan indah, air yang jernih dan menyegarkan tubuh
bila mandi. Beras, sayur-sayuran dan hewan ternak yang tidak terkontaminasi
racun dalam bahan makanan menjadi sehari-hari mereka. Mata mereka akrab dengan
alam, gelap di malam hari, terang di siang hari. Bandingkan dengan kita warga
Bogor yang sekarang, kecoa dimana-mana, tikus got juga dimana-mana, air got
begitu bau bahkan air kali Ciliwung begitu buruk. Daun-daunan tidak sehijau
dulu, air hujan sudah disertai logal berat, panas yang kita rasakan bukan lagi
panas matahari tetapi panas polusi. Suara bising 24 jam, makanan dan minuman
yang tidak sehat. Pertarungan social yang makin rumit, persahabatan antar
tetangga yang sudah lama hilang dan mimpi-mimpi kita yang makin jauh dari
harapan. Semua perbedaan itu, apakah membedakan raut muka mereka dengan wajah
kita sekarang?
yang hidup satu abad yang lalu di Buiteanzorg terkesan lebih alami, lebih ayu,
lebih bersinar dan lebih tenang dan tidak tergesa-gesa. Foto berikut menggambarkan seorang wanita Buitenzorg yang lebih
muda yang dibuat pada tahun 1875 sesuai judul: Portret van een jonge vrouw te
Bogor oleh Woodbury & Page / Java, 1875. Wajah wanita muda ini tampak lebih dewasa, bersemangat dan optimis meski usianya masih muda belia. Berbeda dengan wajah tempo doeloe, raut muka kita yang hidup sekarang tampak lebih pucat, sendu, dan pesimis. Lantas apakah kualitas kita telah jauh menurun seiring dengan menurunnya kualitas alam dimana kita hidup sekarang?
![]() |
Wajah wanita Bogor, 1875 |
Untuk sekadar
diketahui Woodbury & Page adalah nama studio foto yang galerinya berada di
Batavia tetapi melakukan tour foto ke berbagai penjuru di Hindia Belanda hingga yang terjauh ke Tapanoeli. Mr. Woodbury dan Mr. Page telah banyak memberi
kontribusi tentang perekaman raut muka nenek moyang kita yang masih bisa kita
pandang pada masa ini. Teknologi foto di Hindia Belanda baru muncul sekitar pertengahan
tahun 1850. Teknologi foto telah
menggantikan metode lukisan. Teknik foto lebih andal dalam pemotretan wajah.
Namun demikian lukisan masih tetap digunakan untuk memperbaiki gambaran wajah..
![]() |
Foto Istri Raden Saleh di Bogor, 1867 |
Wajah
wanita Bogor lainnya yang masih bisa ditemukan pada masa ini adalah istri dari
pelukis terkenal Raden Saleh Sarif Bustaman atau sering disebut saja Raden.
Wanita Bogor tersebut bernama Raden Ajoe Danoediredja yang fotonya dibuat tahun
1867.
adalah pelukis hebat yang masa hidup 1814-1880 pernah tinggal di Bogor. Raden
Saleh selain banyak melukis alam, juga melukis keluarga-keluarga pejabat
Belanda. Karya-karya lukisannya tentang foto keluarga/foto wajah seakan telah
mendahului teknologi foto sendiri. Berdasarkan foto batu nisa 1935, Raden Saleh meninggal 23 April 1880 dimakamkam di desa Bondongan, Bogor.
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.