Nama Tanah Sareal tidak hanya di Bogor tetapi juga di
Jakarta. Nama kampong Tanah Sareal tempo doeloe di Buitenzorg kini dijadikan
nama kecamatan di Kota Bogor. Sementara nama kampong Tanah Sareal tempo doeloe di
Batavia kini menjadi nama kelurahan di kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Kecamatan Tanah Sareal (yang
kini masuk Kota Bogor) awalnya dibentuk dari pemekaran kecamatan Kedung Halang
(Kabupaten Bogor).
![]() |
Kampong Tanah Sareal, Buitenzorg (Peta 1900) |
Pada masa ini Kecamatan Tanah Sareal
terdiri dari 11 kelurahan, yaitu: Cibadak, Kayu Manis, Kebon Pedes, Kedung Badak, Kedung
Jaya, Kedung Waringin, Kencana, Mekarwangi, Sukadamai, Sukaresmi dan Tanah Sareal.
Diantara nama kelurahan ini nama paling tua adalah kampong Kedong Waringin (since
1701), lalu disusul kampong Kedong Badak (since 1745) dan baru kemudian
menyusul nama-nama kampong Tanah Sareal (1810) dan kampong Kebon Pedes.
kampong Tanah Sareal di Buitenzorg dibandingkan kampong Tanah Sareal di Batavia? Yang jelas sebagian lahan dari land Kedong
Badak dibeli pemerintah untuk pembebasan lahan dalam rangka pembangunan jalan
dan jembatan di Buitenzorg. Area Tanah Sareal ini kemudian seakan terjepit
diantara land Kedonghalang dan land Kedongbadak. Sebagai bagian dari district
Buitenzorg, kemudian Pemerintah Hindia Belanda memasukkan kampong Tanah Sareal
menjadi bagian wilayah Gemeente (Kota) Buitenzorg. Untuk menambah pengetahuan,
mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja*.
telah diukur secara tegas (tidak diketahui sejak kapan pengukurannya). Secara
garis besar berbatasan langsung dengan sungai Tjiliwong di timur dan sungai
Tjisadane di selatan. Batas di sebelah utara berbatasan dengan land Kedongbadak
(Perceel No. 38). Batas ini didefinisikan mulai dari sungai Tjiliwong dan
sepanjang jembatan toll (tollbrug) dan sepanjang sungai Tjipakantjilan, kampong
Tjiwaringin, batas kampong Paboearan dan kampong Tjelendek (ke sungai
Tjisadane). Land Kedong Badak masuk ke wilayah district Paroeng (bersama land
Tjilebout).
![]() |
Petra 1857 |
Areal
lahan pemerintah, antara sungai Tjiliwong, berbatasan dengan land Kedonghalang
Perceel 10)) dan sungai Tjipakantjilan (berbatasan dengan land Kedongbadak dan
land Tjilebout) hingga (kampong) Pilar. Pada area inilah kemudian diketahui terdapat kampong Tanah Sareal dan
kampong Kebon Pedes. Dalam hal ini tidak diketahui persis batas-batas antara
kampong Tanah Sareal dengan kampong Kebon Pedes, tetapi diduga jalan dari
Buitenzorg ke Tjileboet yang pada masa ini antara Air Mancur, jalan Pemuda dan
jalan Kebon Pedes. Lahan pemerintah yang masuk district Buitenzorg ini dibeli
oleh pemerintah pada era Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811).
Tjipakantjilan dengan sungai Tjiliwong serta sungai Tjileboet hingga batas
tertentu sebelum landhuis Tjileboet. Dalam perkembangannya batas-batas district
Buitenzorg diperluas hingga mencakup land Kedongbadak dan land Kedonghalang.
Dengan demikian, land Kedong Badak dipisahkan dari district Paroeng dan
dimasukkan ke district Buitenzorg (lihat Peta 1900).
dua land ini dimasukkan ke district Buitenzorg, statusnya tetap sebagai tanah
partikelir seperti halnya land Bantar
Pete (Perceel No. 64). Mengapa land Kedongbadak ini tidak dibeli pemerintah
tempo doeloe? Hal ini karena areanya
lebih sesuai dengan rural (pertanian) jika dibandingkan untuk keperluan urban. Mengapa
land Kedong Badak dimasukkan ke district Buitenzorg? Alasannya karena merujuk
pada land Bloeboer (mengembalikan ke batas-batas tradisional). Tidak hanya land
Kedongbadak yang dimasukkan ke district Buitenzorg juga kampong Tjiwaringin dan
kampong Paboeran.
pemerintah? Apakah nama kampong Tanah Sareal sudah eksis sebelum dilakukan pembelian
oleh pemerintah pada era Daendels? Tidak-belum diketahui
secara pasti.
disebut Tanah Sareal? Diduga terkait dengan ukuran uang, sareal atau sereal.
Nilai uang sareal nilainya setara sekitar f2 (lihat De locomotief : Samarangsch
handels- en advertentie-blad, 14-12-1866). Nama-nama kampong atau nama land selain
nama ukuran uang juga dengan ukuran lainnya, seperti Tanah Doearatoes di
district Bekasi. Nama Tanah Sareal uang pertama diketahui berada di Batavia, paling
tidak sudah diberitakan pada tahun 1834 (lihat Javasche courant, 03-05-1834), Pada
tahun 1863 wilayah kampong Tanah Sareal sudah diidenntifikasi sebagai area
urban atau wijk (lihat Bataviaasch handelsblad, 20-05-1863). Nama kampong
inilah kelak dijadikan nama kelurahan di kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
sudah diketahui pada tahun 1870 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 23-04-1870). Disebutkan bahwa diadakan
perlombaan pacuan kuda se-Buitenzorg di Tanah Sareal. Dari berita ini
mengindikasikan nama kampong Tanah Sareal sudah lama ada. Arena pacuan kuda ini
(race) sudah barang tentu dibangun di areal tanah pemerintah.
![]() |
Peta 1883 |
Pada
tahun 1871 diketahui bahwa satu persil lahan di Tanah Sareal dijual oleh
pemiliknya melalui Kantor Lelang Buitenzorg (lihat Bataviaasch handelsblad, 27-11-1871).
Disebutkan persil lahan dijual dimana terdapat air mengalir dan sangat cocok
untuk membangun rumah di tanah pemerintah (gouvernement ground) di kampong
Tanah Sareal, hoofdplaat Buitenzorg yang memiliki nilai pajak sebesar f2.500
atau disewa dengan f25 per bulan. Dalam daftar lelang ini juga disebutkan sebuah
bangunan yang terbuat dari bambu beratap gedek di tanah pemerintah di kampong
Tanah Sareal dengan nilai pajak f300. Peta 1883
Tanah Sareal
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.