*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini
Dalam
sejarah pemerintahan di wilayah Cirebon, hubungan antara Sultan dan Residen
menjadi penting di awal, tetapi kemudian masa Pemerintah Hindia Belanda status
kesultanan Cirebon dihapus. Sejak era VOC, peran Residen menjadi sentral,
bahkan hingga berakhirnya colonial Belanda di Indonesia (1942). Residen adalah
representasi Pemerintah Hindia Belanda di wilayah Cirebon.

Masa kekuasaan Belanda (1705 – 1811). Pada
masa kekuasaan Belanda berbagai perjanjian dilakukan di Cirebon dan akhirnya
Belanda menyingkirkan kekuasaan politik para sultan dengan diangkatnya Jacob
Palm tahun 1700-an. Kekuasaan kesultanan Cirebon membentang dari Luwung Malang
(Haur Geulis) hingga ke Galuh, Limbangan dan Sukapura termasuk wilayah pantai
selatan. Pada tahun 1706, Belanda mengangkat Pangeran Arya Cirebon (putera
kedua dari Sultan Sepuh 1 Syamsudin Martawijaya) sebagai pengawas bupati-bupati
di wilayah Cirebon-Priyangan, pengangkatan tersebut juga bertujuan agar
kedudukan Pangeran Arya Cirebon menjadi terpandang. Pada tahun 1808 kesultanan
Kacirebonan resmi berdiri mengembalikan Pangeran Raja Kanoman yang diasingkan.
Pangeran Raja Kanoman kemudian menjadi Sultan Kacirebonan pertama dengan gelar
Sultan Cirebon Amirul Mukminin. Belanda mulai menerapkan peraturan-peraturan di
Cirebon (reglement op het beheer van Cheribonesche Landen pada 2 Februari 1809 tentang
struktur kewilayahan bahwa Cheribonesche Landen dibagi dalam dua wilayah yaitu
wilayah kesultanan Cirebon dan wilayah Cheribonesche-Preanger Landen (wilayah
Priyangan-Cirebon) Limbangan, Sukapura dan Galuh. Pada 20 Juni 1810, Gubernur
Jendral Herman Willem Daendels memutuskan untuk menghapus wilayah
Cirebon-Priangan dan wilayahnya dikendalikan langsung dari Batavia dengan nama
Landdrostambt der Jacatrasche en Pranger Bovenlanden sementara sebagian dari
bekas wilayah Cirebon-Priangan yakni wilayah Galuh dipinjamkan kepada
kesultanan Yogyakarta karena tidak begitu menghasilkan dalam penanaman kopi (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Residen Cirebon masa
ke masa, sejak era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di
atas, hubungan Residen dan Sultan sangat penting. Namun lambat laun kesultanan
Cirebon dihapuskan 1810 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah Residen
Cirebon masa ke masa, sejak era VOC hingga Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber
baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain
disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Residen Cirebon Masa ke Masa, Sejak Era VOC hingga
Pemerintah Hindia Belanda; Kesultanan Cirebon Berakhir 1810
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kesultanan Cirebon Berakhir 1810: Sejak Era VOC
Mengapa Kesultanan Harus Dihapus
Tunggu deskripsi lengkapnya
Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak
1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta
Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun
di seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis
artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang,
utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.