Sejarah

Sejarah Cirebon (28): Raden Soedja, Notaris Generasi Pertama; Daftar Tokoh di Cirebon Sunan Gunung Jati dan Tokoh Masih Hidup


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Siapa
Raden Soedja? Nyaris tidak terinformasikan. Fakta Raden Soedja adalah salah
satu notaris Indonesia generasi pertama. Raden Soedja berasal dari Cirebon.
Dalam daftar tokoh asal Cirebon pada masa ini, tidak disebut nama Raden Soedja.
Uniknya hanya mendaftar nama-nama generasi di tempo doeloe seperti Sunan Gunun
Jati dan Maulana Hasanuddin dan nama-nama yang terkesan masa kini. Ada jarak
yang lebar antara generasi baheula dengan generasi zaman Now. Mengapa bisa begitu?
Fakta bahwa di daerah lain juga begitu. Apakah ada yang salah?


Aan Rohanah A Abbas Ismeth Abdullah Adib
Alfikri Saleh Afiff AS Ismail Ahmad Zaenudin Arief Natadiningrat Ason Sukasa Atet
Wiyono Mpok Atiek B Barda Nawawi Arief Irish Bella Sam Budigusdian Pitradjaja
Burnama Ali Bustomi Buya Yahya Embie C. Noer Marissa Christina Claudia Santoso Dianda
Sabrina Rokhmin Dahuri Datuk Kahfi Dedi Supardi Chitra Dewi Dunidja Daswita Elang
Kusnandar Emon Bratadiwidjaja Endang Setyawati Thohari Ahem Erningpradja Eti
Herawati Gerrit Faulhaber Gina Fizriya Ali Geno H. Subrata Makhtum Hannan Haryadi
Suadi Hasan Alwi Heri Sulistianto Helsi Herlinda Sri Heviyana Charly van Houten
Imron Rosyadi Saira Jihan Rico Karindra Kenedy Aboeng Koesman Affandi Kuntara Sri
Lintang Madsuni Maqdis Shalim Alfarisi Maruto Nitimihardjo Maulana Hasanuddin Cindy
May McGuire Yogie Suardi Memet Mochammad Insyaf Supriadi Moehamad Soeparno Mohamad
Kusnaeni Mohammad Ali Mohammad Syahrif Muhammad Abdullah Syukri Djoko Munandar Nana
Sudjana Narji Nasrudin Azis Vicky Nitinegoro Arifin C. Noer Toto Nurwanto Pandu
Kartawiguna Panembahan Ratu I Pangeran Madrais Pangeran Walangsungsang Sunjaya
Purwadi Sastra Wianda Pusponegoro Boy Syahril Qamar N Qomar RD Manggala Ratu
Raja Arimbi Nurtina C Reza N Riantiarno AM Saefuddin Said Aqil Siroj AA Saputra
Satori SA Gantina Herrie Setyawan RM Sewaka S Baharsjah ST Burhanuddin Kaboel
Suadi Peggy Melati Sukma Sunan Gunung Jati Thomas Suratno Alam Surawidjaja Catherine
Surya Bambang Suryo Aji Ricky Karanda Suwardi Ahmad Syaikhu Abdullah Syathori Tadjus
Sobirin Tarmin Hariadi Tasiya Soemadi Taufik Hidayat Tjun Tjun Tina Toon Toto
Sudarto Bachtiar Agus Triyono Umi Dachlan Vicky Kalea Wahyu Tjiptaningsih Djair
Warni Kardaya Warnika Wastum Nani Widjaja Candra Wijaya Rendra Wijaya Yanuar
Prihatin Yoe Sin Gie Yogie S Memet Yogie S. Memed Yudha Khan Dewi Yull HF Zaini
M
(Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Raden Soedja, notaris
generasi pertama? Seperti disebut di atas Raden Soedja adalah notaris Indonesia
generasi pertama di era Pemerintah Hindia Belanda. Namanya kurang terinformasikan.
Tidak hanya Raden Soedja, tetapi banyak lagi. Yang ada dalam daftar yokoh asal
Cirebon hanya yang berasal dari era Sunan Gunung Jati hingga era masa kini
termasuk yang masih hidup. Mengapa nama-nama yang begitu banyak terlupakan dan
terabaikan? Lalu bagaimana sejarah Raden Soedja, notaris generasi pertama? Seperti
kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Raden Soedja, Notaris Generasi Pertama; Daftar Tokoh
Asal Cirebon Sunan Gunung Jati hingga Masih Hidup

Raden Soedja adalah orang biasa. Ayahnya
memang seorang pegawai pemerintah di Cheribon, tetapi meninggal sebelum Soedja kecil
masuk sekolah. Sudah barang tentu, dengan tabungan yang ada, ibunya mampu
menyekolahkannya. Setelah menyelesaikan Pendidikan sekolah dasar (HIS) di
Cheribon, Raden Soedja melanjutkan studi ke sekolah pertanian ke Buitenzorg.
Pada tahun 1917 Raden Soedja naik kelas satu ke ke kelas dua tingkat persiapan
(lihat
De
locomotief
, 18-06-1917).


Disebutkan di Middelbare Landbouwschool di Buitenzorg dilakukan ujian. Yang
lulus ujian dari kelas satu ke kelas dua tingkat persiapan sebanyak 24 siswa diantara
Ahmad Daulay dan Raden Soedja. Diatas mereka satu tahun yang naki ke kelas tiga
antara lain Abdoel Rivai dan Ronggoer Lubis. Selanjutnya di tingkat akademik
naik dari kelas dua ke kelas tiga yang lulus antara lain Amaraollah,
Djalaloedin dan Soejoed. Sedangkan yang lulus ujian akhir antara lain Asik
Natanagara dan Soewardi.   

Dalam perkembangannya, Raden Soedja tidak melanjutkan studinya
di Middelbare Landbouwschool di Buitenzorg. Akan tetapi setelah lulus tingkat
persiapan, pindah ke sekolah kedokteran STOVIA di Batavia. Pada tahun
Raden Soedja lulus ujian kelas satu di tingkat medik (lihat De Preanger-bode, 17-05-1920).


Sama dengan Middelbare Landbouwschool di Buitenzorg, siswa yang diterima
lulusan sekolah dasar dengan persiapan selama tiga tahun. Lulus tingkat
persiapan setara dengan lulus sekolah menengah MULO. Hanya saja untuk
menyelesaikan studi di Middelbare Landbouwschool selama tiga tahun di tingkat
akademik, sedangkan di STOVIA tingkat akademik/medik selama enam tahun. Yang
lulus ujian bersama Raden Soedja antara lain Nona Rahma Saleh, Abdoel Moerad,
Alimoedin Pohan dan Bahder Djohan. Di atas mereka yang lulus ujian antara lain
Djabangoen Harahap, Tjiong Boen Kie, Manoppo dan Soewandi.

Raden Soedja tidak melanjutkan studi di STOVIA.
Mungkin karena alasan tidak kuat melihat pembedahan, Raden Soedja langsung
memilih bekerja. Pada Januaru 1921 disebutkan Mas Soedja ditempatkan sebagai
pegawai honorer di kantor Douane (bea cukai) di Batavia (lihat
De locomotief, 11-01-1921). Apakah Raden Soedja
adalah Mas Soedja kurang jelas. Sebagaimana kita lihat nanti, Raden Soedja
diketahui bekerja sebagai sukarelawan untuk notaris Carpentier Alting di
Batavia dan notaris WC Lamers di Cheribon. Dari pengalaman praktis di bidang
kenotariatan ini Raden Soedja mengikuti kursus dan ujian notariat


Untuk mendapat kata notaris penuh (dapat membuka
kantor notaris) harus melalui ujian tiga tahap yang semuanya dilakukan di
Batavia. Setelah itu diusulkan untuk penetapan oleh pemerintah. Pada tahun 1923
Mas Soedja van Chirebon dinyatakan lulus ujian kedua notaris (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 01-09-1923). Dari enam yang lulus, hanya Raden Soedja yang pribumi.
Kapan Raden Soedja lulus ujian pertama tidak terinformasikan. Tinggal sekali
lagi mengikuti ujian untuk mendapatkan akta notaris.

Raden Soedja tampaknnya nyaman di bidang kenotariatan
ini. Pada tahun 1925 Mas Soedja sebagai pegawai tingkat dua di kantor Cheribon
diangkat sebagai commies (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-09-1925). Pada tahun
1927 Raden Soedja mengikuti ujian ketiga notaris dan dinyatakan lulus (lihat Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 01-10-1927). Disebutkan ujian
ketiga notaris lulus ujian J. Drijfhout, Soerabaia, Mas Soedja, Cheribon, JJ
Gobius du Sart, Rembang, WE Hompe, Weltevreden, JB Vortman, Bandoeng, CARE
Damboer, Bandoeng FJWH. Sandbergeh, Weltevreden, Raden Kadiman, Bandoeng, HWAA
Martens, Weltevreden.


Yang lulus bersama Raden Soedja adalah Raden Kadiman dari Bandoeng. Pada
tahun 1927 pribumi yang lulus ujian pertama notariat adalah Hasan Harahap gelar
Soetan Pane Paroehoem di Pematang Siantar (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
22-08-1927). Hasan Harahap adalah sekretaris Bataksche Bank di Pematang Siantar
(lihat De Sumatra post, 23-11-1920). Disebutkan susunan pengurus Dr. Ali Moesa
Harahap sebagai presiden. Anggota terdiri dari Waldemar, JG Colijn dan Dr.
Mohammad Hamzah Harahap. Administratur adalah Moehamad Joenoes gelar Soetan
Hasoendoetan. Notaris-notaris yang ada saat itu hampir seluruhnya adalah orang
Eropa/Belanda. Di Jawa baru terdapat empat notaris pribumi, yakni: Raden
Soewandi, Raden Wiranto, Raden Kadiman dan Raden Soedja. Besar dugaan yang pertama
adalah Raden Soewandi (lihat
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie
edisi 26-07-1920. Disebutkan Raden Soewandi dinyatakan lulus ujian kelas satu
notaris. Pada tahun yang sama (1920) juga dilaporkan RM Wiranto termasuk
daintara tiga lulusan baru kelas satu notaris (lihat De Preanger-bode,
07-09-1920). Raden
Soewandi
sekretaris pengurus Boedi Oetomo (Bataviaasch handelsblad,
27-04-1911
). Notaris ketiga pribumi
adalah Raden Kadiman lulus notaris kelas satu tahun 1921 (lihat De
Preanger-bode, 10-07-1921).
Tampaknya tidak mudah untuk lulus ujian notaris. Ini
terlihat ketika Raden Soewandi ikut ujian kelas tiga (kelas utama) pada tahun
1923, dari 28 peserta ujian hanya delapan orang notaris yang lalus, termasuk
Raden Soewandi (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
12-09-1923).

Pada tahun 1828 Raden Soedja dipindahkan dari Cheribon
ke Tjilatjap (lihat
Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-05-1928). Disebutkan diangkat sebagai notaris vendum kelas
kedua di Tjilatjap, Raden Soedja kandidat notaris di Cheribon.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Daftar Tokoh Asal Cirebon Sunan Gunung Jati hingga
Masih Hidup: Yang Terdaftar Jauh dari Fakta Sebenarnya

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999).
Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top