Sejarah

Sejarah Cirebon (37): Daerah Aliran Sungai, Adakah Candi di Cirebon? Kerajaan Pesisir versus Kerajaan di Wilayah Pedalaman


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Apakah
ada candi di wilayah (kabupaten/kota) Cirebon? Sejauh ini belum ada tanda-tanda
penemuan. Namun bukan berarti tidak ada sama sekali situs kuno. Lalu bagaimana
di wilayah yang lebih luas? Mulai ditemukan satu per satu. Di wilayah Kuningan
ditemukan situs megalitik; di wilayah Ciamis ditemukan candi Ronggeng. Di
wilayah Karawang ditemukan candi Batujaya. Dalam daftar ini juga ternmasuk tanda-tanda
candi yang ditemukan di Majalengka (Parung Jaya), Sumedang (Bojong Menje,
Rancaekek Sumedang/Bandung) dan di Indramayu (desa Sambimaya, kecamatan
Juntinyuat).


Candi Ronggeng adalah satu-satunya candi yang
terletak di Kabupaten Ciamis. Candi Ronggeng menjadi bagian dari sejarah daerah
Kawali, Ciungwanara dan Kawasen. Letak Candi Ronggeng berada di bagian timur
dari sungai Ci Seel. Penemuan Candi Ronggeng berawal dari penelitian dan
penggalian arkeologi yang diadakan di daerah aliran sungai Ci Seel pada tahun
1976. Kegiatan ini berawal dari laporan penemuan yoni, nandi, dan batu-batu
candi. Penelitian berlanjut lagi di tahun 1977, 1978, dan 1983 oleh Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional. Struktur batu berbahan batu pasir ditemukan
dalam penelitian tahun 1984 saat membuka kotak ekskavasi. Lokasi penemuannya
rata-rata pada kedalaman 140 sentimeter di bawah permukaan tanah. Lokasi
penemuan candi di area limpahan banjir sungai Ci Seel yang berjenis tanah
aluvial. Dari temuan ini, ukuran Candi Ronggeng berukuran 8×8 M.  Bukti tertulis yang lengkap tentang Candi
Ronggeng belum ditemukan selama penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan
tentang Candi Ronggeng masih potongan-potongan tulisan kecil yang tidak utuh. Candi
Ronggeng diperkirakan dibangun pada masa raja bernama Prabu Wangsa Geni. Raja
tersebut merupakan bawahan dari Prabu Siliwangi. Tulisan sejarah yang ada
mencatat bahwa Candi Ronggeng mempunyai 2 arca yang disebut Arca Sapi Gumarang.
Arca ini berbentuk sapi. Masing-masing berjenis kelamin jantan dan betina.
Hanya satu arca yang ditemukan yaitu Arca Sapi Betina, sedangkan Arca sapi
jantan masih dalam pencarian. Nama Candi Ronggeng berasal dari mitos masyarakat
setempat yang sering mendengar bunyi gamelan dan penari ronggeng setiap malam
Jumat Kliwon dari lokasi candi.
(Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah daerah aliran sungai,
adakah candi di wilayah Cirebon? Seperti disebut di atas, sejauh ini belum ada
ditemukan tanda-tanda situs kuno di wilayah (kabupaten/kota) Cirebon. Akan
tetapi sudah ada tanda candi di Majalengka dan Indramayu. Apakah tanda-tanda
yang ada menggambarkan ada perbedaan wilayah kerajaan di pesisir versus kerajaan
di wilayah pedalaman. Lalu bagaimana sejarah daerah aliran sungai, adakah candi
di wilayah Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Daerah Aliran Sungai, Adakah Candi di Wilayah Cirebon?
Kerajaan di Pesisir versus Kerajaan di Wilayah Pedalaman

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan di Pesisir versus Kerajaan di Wilayah Pedalaman:
Candi di Indramayu dan Majalengka

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top