Sejarah

Sejarah Cirebon (39): Lapangan Terbang di Cirebon, Salah Satu Petama di Indonesia; Jalur Utama Batavia Kalijati Bandung 1917


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana
sejarah lapangan terbang di Cirebon? Jangan ragu, lapangan terbang di Cirebon
termasuk yang pertama di Indonesia, sejak introduksi pesawat terbang di Hindia
Belanda. Namun dimana itu bermula? Penerbangan di Hindia berawal di lingkungan
militer/angkatan laut lalu diikuti para penerbangan sipil yang menjadi awal
mula penerbangan sipil di Indonesia. Pada masa ini lapangan terbang di Cirebon
berada di Penggung


Bandar Udara Penggung atau Bandar Udara
Cakrabuwana (Inggris: Penggung Airport) adalah sebuah bandar udara yang
terletak di Jl. Jend. Sudirman Penggung, Harjamukti, Cirebon, Jawa Barat.
Bandar udara ini sebelumnya bernama Bandar Udara Astanajapura karena terletak
di Astanajapura. Bandara Astanajapura kemudian berubah menjadi Bandara Penggung
karena bandara ini terletak di daerah Penggung Kota Cirebon. Bandar udara
dengan panjang landasan pacu 1.300 M x 30 M dan luas 38.100 M2 (3,81 Ha) dengan
permukaan aspal merupakan bandar udara kelas III yang dikelola oleh UPT Ditjen
Hubud. Jenis pesawat terbesar yang bisa beroperasi di bandar udara ini adalah
ATR 72 dan C-212.
(Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah lapangan terbang di
Cirebon, salah satu petama di Indonesia? Seperti disebut di atas, lapangan
terbang dan kegiatan penerbangan di Hindia Belanda berkaitan. Dalam hubungan
kebeadaan lapangan terbang di Cirebon termasuk yang pertama. jalur utama penerbangan
sipil bermula antara Batavia dan Bandoeng via Kalidjati 1917. Lalu bagaimana sejarah
lapangan terbang di Cirebon, salah satu petama di Indonesia? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Lapangan Terbang di Cirebon, Salah Satu Petama di
Indonesia; Jalur Utama Batavia, Kalidjati, Bandoeng 1917

Tunggu deskripsi lengkapnya

Jalur Penerbangan Utama Batavia, Kalidjati, Bandoeng Sejak
1917: Batavia, Kalidjati, Cheribon dan Semarang

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan
aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel
sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or
perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top