Sejarah

Sejarah Cirebon (7): Kesultanan Cirebon di Area Pantai dan Orang Sunda di Pedalaman; Residentie Cirebon dan Residentie Preanger


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Kesultanan
Cirebon di wilayah Cirebon di wilayah pantai tidak terpisahkan dari sejarah
masa lampau di pedalaman Kerajaan Pakuan Padjadjaran. Dalam hal ini kerajaan
Pakuan Padjadaran yang berpusat di pedalaman diasosiasikan dengan populasi orang
Sunda. Sejak kehadiran orang Eropa di Cirebon dan Priangan, lalu terbentuk dua
residentie yang terpisah: residentie Cirebon dan residentie Preanger (sebutan
orang Belanda untuk Priangan).


Kesultanan Kasepuhan memiliki wilayah Cirebon.
Pembentukan Residentie Cirebon atas desakan Amangkurat 1 (Mataram). Wilayah
Sumedang Larang mendeklarasikan berpisah dari beberapa desa yang ada di Cirebon.
Pasca peristiwa Harisbaya (sebagai ganti dari Ratu Harisbaya /istri Zainul
Arifin (Sultan Cirebon Ke 4) pergi dari Cirebon ke Sumedang Larang dan diceraikan
dan menikah dengan Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun) maka Sumedang Larang
melepaskan wilayah bawahannya di sebelah timur Cilutung (sungai Lutung) yaitu
wilayah Sindang Kasih (kini kecamatan Panyingkiran, Majalengka, dan Cigasong)
di kabupaten Majalengka. Di sisi lainmya Kesultanan Dharma-Ayu (Dermayon/Indramayu)
juga perjanjian kerja sama antara petinggi Belanda-Inggris dengan raja Indramayu.
Lalu terbentuk Residentie Cheirebon. Dari kerja sama tersebut Sultan
Kertawijaya (Sultan Wiralodra VI) menyetujui kesepakatan tahun 1680 di Keraton
Dharma-Ayu Indramayu. Dari perjanjian Keraton Dharma-Ayu dipindah dari
Indramayu ke Cirebon, yang tujuannyaberdekatan dengan Administratif Belanda dan
Inggris di Cirebon, kemudian Dermayon menjadi Kesultanan Ngadharmayonan (Kanoman).
Kesultanan Dermayon memiliki wilayah Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang
khususnya Wates Kediri (Binong) dan Pemanukan termasuk Cilamaya. Pada saat
Revolusi 1890 oleh Sultan Purbadinegara I (Raden Djalari), wilayah Kesultanan
Dermayon dibagi 3 bagian yaitu Wates Kediri (Binong) dan Pemanukan dimasukan
oleh Belanda ke dalam daerah Subang. Sedangkan Majalengka dan Kuningan sengaja
dipisahkan untuk menjadi daerah mandiri
.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah kesultanan Cirebon di
pantai dan orang Sunda di pedalaman? Seperti disebut di atas wilayah Cirebon
memiliki dinamika sendiri, demikian juga di wilayah Priangan di pedalaman.
Semasa Kesultanan Cirebon, Pemerintah Hindia Belanda kemudian membentuk residentie
Cirebon dan residentie Preanger. Lalu bagaimana sejarah kesultanan Cirebon di pantai
dan orang Sunda di pedalaman? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Kesultanan Cirebon di Pantai dan Orang Sunda di
Pedalaman; Residentie Cirebon dan Residentie Preanger

Tunggu deskripsi lengkapnya

Residentie Cirebon dan Residentie Preanger: Masa
Kerajaan Pakuan Padjajaran hingga Masa Kesultanan Cirebon

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 



















*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur.
Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top