Sejarah

Sejarah Dewan di Indonesia (13): Pemilih Perempuan di Dewan Kota Sesama Hindia Belanda; Emma Poeradiredja di Bandoeng


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dewan di Indonesia di blog ini Klik Disini

Awalnya hak perempuan untuk memilih anggota
dewan tidak ada. Apalahi untuk dipilih, Akan tetapi setelah semakin kuatnya
desakan, perempuan dapat dipilih dan juga dapat memilih. Demikianlah urutan
sejarah dalam pemilihan di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Siapa
perempuan Belanda yang dipilih? Yang jelas perempuan pribumi yang pernah
terpilih adalah Emma Poeradiredja di Bandoeng.


Emma
Poeradiredja adalah salah satu pejuang dan tokoh pergerakan perempuan Sunda. Nama
sebenarnya ialah Nyi Raden Rachmat’ulhadiah Poeradiredja, akan tetapi nama ini
tidak pernah dipakai. Emma Poeradiredja adalah putri Raden Kardata Poeradiredja.
Emma tamat HIS Tasikmalaya tahun 1917. Setelah itu melanjutkan sekolah ke MULO
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Pada waktu itu belum begitu banyak kaum
pribumi yang dapat memperoleh pendidikan apalagi melanjutkan ke sekolah
lanjutan yang lebih tinggi dengan bahasa Belanda. Emma termasuk wanita pertama
melanjutkan ke MULO. Kemudian Emma pindah ke MULO Salemba di Batavia, tamat
tahun 1921. Dia bekerja pada Staatspoor en tramwegen (SS). Sambil bekerja, Emma
tetap aktif dalam pergerakan yaitu Kongres Pemuda Indonesia I dan organisasi
Jong Islamieten Bond sebagai Ketua Cabang Bandung, 1925. Tahun 1927, Emma
bersama Artini Djojopuspito, Sumardjo, Ayati, Emma Sumanegara, Suhara, Kasiah,
Kartimi, dan Rusiah mendirikan Dameskring. Anggota-anggota Dameskring ini
adalah perempuan muda terpelajar berasal dari perbagai suku bangsa di Bandung. Kemudian
Emma ikut pula aktif dalam Kongres Pemuda Indonesia II yang diadakan di Batavia
pada tahun 1928. Pada tanggal 30 April 1930 didirikanlah Pasundan Istri (PASI)
untuk menampung aspirasi kaum perempuan
. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah anggota dewan dan pemilih
perempuan era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, awalnya hak perempuan tidak
ada untuk memilih dan dipilih. Akan tetapi lambat laun proses demokrasi
memungkinkan perempuan memilih dan dipilih. Salah satu perempuan Indonesia yang
terpilih adalah Emma Poeradiredja di Bandoeng. Lalu bagaimana sejarah anggota dewan
dan pemilih perempuan era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.

Anggota Dewan dan Pemilih Perempuan Era Hindia
Belanda; Emma Poeradiredja di Bandoeng

Di Hindia Belanda sudah diberlakukan desentralisasi,
antara lain pada tingkat lokal gemeente (kota) dimana dibentuk dewan kota (gemeenteraad).
Juga sudah dibuka (dimungkinkan) anggota dewan diusulkan dan dipilih warga. Juga
sudah terbentuk kelompok-kelompok pemilih. Namun gambaran yang ada anggota dewan
yang dipilih cenderung laki-laki. Anehnya, sejauh ini hak memilih perempuan tidak
ada. Bagaimana dengan di Belanda sendiri? Isu pemilih perempuan ini bermula di
Medan, sehubungan dengan pembentukan kelompok pemilih di Medan (lihat
De Sumatra post, 01-04-1912).


Disebutkan pada Sabtu malam di Witte Societeit di Medan, di depan podium yang didekorasi
dengan meriah dengan tanaman dan bunga,
dan spanduk ditempatkan di dinding lebar
aula – di atasnya terdapat
tag “Hak Pilih Wanita” dan “Suara untuk
Wanita”
. Dua nama akan berbicara nyonya Chapman Catt dan dr. Jacobs. Yang hadir terdiri dari banyak wanita,
tetapi juga sangat banyak pria
. Wanita muda menjual literatur hak pilih wanita,
menawarkan program, dengan kata kunci dari humas dari ‘gerakan’. Dalam forum
mengemuka mengubah minat mereka menjadi suatu tindakan, dengan mengambil tanda di
daftar siap untuk keanggotaan vereeniging. Kemudian afdeeling Deli dapat segera
dibentuk, dimana dewan sementara sudah tersedia. Pembicara Carrie Chapman
menggambarkan peta parlemen di berbagai wilayah, Amerika, Eropa, Asia dan di
beberapa negara di Eropa. Pembicara mengulang di wilayah Inggris di Afrika
Selatan, Bombay (India) para wanita juga menggunakannya. Inggris mengungguli
Belanda dengan hak pilih perempuan, karena di Inggris mereka sudah memiliki hak
pilih untuk kota (gemeente). Akankah Belanda tertinggal? Jutaan perempuan sudah
memiliki hak untuk memilih. Biarkan Sumateranen membantu para wanita di Belanda
dalam perjuangannya.

Di Medan sendiri pemilihan kandidat dan terbentuknya
kelompok pemilih baru berlakuka kali pertama tahun 1912. Namun seperti disebut
di atas, di Medan, kelompok pemilih perempuan telah menyuarakan aspirasinya
untuk diberi hak memilih. Di Medan ada dua surat kabar berbahasa Belanda,
tetapi hanya surat kabar Sumatra post (dalam kolom perempuan) yang kerap mengangkat
berita dan ulasan perihal pemilih perempuan di berbagai negara. Ini seakan
publikasi untuk mendesak warga dan pemerintah untuk diberi hak memilih.


De Sumatra post, 31-03-1913: ‘Voor Vrouwen. Vrouwenkiesrecht. Dalam
‘Buletin Bulanan’ terbaru dari Kantor berita AP untuk ‘Hak Pilih Perempuan’
kami kembali menemukan informasi menarik yang menunjukkan kemenangan hak pilih
perempuan untuk Amerika Serikat Amerika Utara. Sementara tiga negara bagian
memperkenalkan hak pilih perempuan pada tahun 1912, menjadikan kini jumlah
negara bagian Amerika di mana perempuan ‘hak pilih’ menjadi 9, ada kemungkinan
hal-hal tersebut akan berkembang lebih jauh pada tahun 1913 ini…’

Mengapa isu-isu dalam proses bernegara cenderung
lebih awal di Medan dari tempat lain bahkan dari kota-kota di Jawa, termasuk
Batavia? Dulu, soal partisipasi warga dalam pengelolaan kota (yang menjadi pra
kondisi permberlakuan desentralisasi dibentuknya gemeenteraad), kini kembali isu
awal soal pemilih perempuan bermula di Medan. Jika isu ini dapat
direalisasikan, lalu apakah anggota dewan perempuan pertama akan muncul di
Medan?


Kota Medan termasuk yang dikunjungi oleh nyonya Chapman Catt dan dr.
Jacobs pada tahun 1912. Ini termasuk kota Medan menjadi penting bagi dua tokoh
perempuan asal Belanda tersebut, terutama kampanye mereka dalam membangun
kekuatan Wanita, terutama dalam soal hak pilih. Dua tokoh ini juga terus diberitakan
oleeh surat kabar Sumatra post, termasuk yang belum lama berlangsung di Belanda
dalam kongres perempuan internasional dimana ny dr Yacobs sebagai ketua pantia
(lihat De Sumatra post, 31-03-1913). Dalam pidato pembukaannya nt Yacobs tetap
menekankan perlunya hak pilih perempuan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Emma Poeradiredja di Bandoeng: Sejarah Dewan Kota di
Bandoeng

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi:
akhirmh@yahoo.com


, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top