*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dewan di Indonesia di blog ini Klik Disini
Banyak guru tidak hanya berjuang mengajar di
sekolah bahkan di tempat-tempat terpencil, juga ada yang berjuang di tengah
kota dalam gedung dewan. Selain Soetan Mangkoeto, Radja Goenoeng, juga ada ada
nama RA Atmadinata. Sekarang kita membicarakan Kajamoedin Harahap gelar Radja
Goenoeng di Gemeente Raad Medan dan pada artikel lainnya nanti tentang TA
Atmadinata di gemeenteraad Bandoeng.

Sejarah
Kota Medan (23): Radja Goenoeng, Gemeenteraad Medan Pertama; Mangaradja
Soangkoepon, Volksraad Seumur Hidup dari Sumatera Timur. Cikal bakal
institusi dewan (raad) di Medan adalah Gemeentefond. Dewan pertama yang
dibentuk adalah Afdeelingraad Deli berkedudukan di Medan. Jumlah anggota
sebanyak 21 orang yang mulai bersidang secara resmi 1 April 1906 yang diketuai
oleh Asisten Residen. Kemudian di dalam kota Medan dibentuk gemeeteraad tahun
1909 yang dalam perkembangannya diketuai oleh walikota (burgermeester) tahun
1918 sehubungan dengan berubahnya status kota Medan menjadi sebuah kota
(gemeente). Kota-kota lain di Sumatra’s Oostkust yang memiliki gemeeteraad
adalah Pematang Siantar, Bindjei, Tebing Tinggi dan Tandjong Balei. Sedangkan
di Residentie Tapanoeli, belum ada gemeenteraad. Yang ada adalah afdeelingraad
seperti Afdeelingraad Deli. Uniknya, dewan di Tapanoeli ini hanya satu-satunya
dan wilayah konstituenya hanya sebatas onderafdeeling. Dewan yang ada di
Residentie Tapanoeli itu terdapat di Onderfadeeling Angkola en Sipirok (yang
berpusat di Padang Sidempuan). Jumlah anggota dewan sebanyak 23 orang (lebih
banyak dari Afdeelingraad Deli yang hanya berjumlah 21 orang). (http://akhirmh.blogspot.com/2016/06/sejarah-kota-medan-23-radja-goenoeng.html)
Lantas bagaimana sejarah Kajamoedin Harahap
gelar Radja Goenoeng di Gemeente Raad Medan? Seperti disebut di atas, Radja
Goenoeng berangkat dari seorang guru yang kemudian menjadi anggota dewan kota
di Medan. Jadi bagaimana? Seorang guru tetaplah guru. Lalu bagaimana sejarah Kajamoedin
Harahap gelar Radja Goenoeng di Gemeente Raad Medan? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.

bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Kajamoedin Harahap gelar Radja Goenoeng di Gemeente
Raad Medan; Seorang Guru Tetaplah Guru
Sementara gerakan pembangunan kota secara
partisipatif muncul di kota kecil di Medan, nun jauh di Fort de Kock, sekolah
guru (kweekschool) melakukan ujian akhir (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 25-01-1899).
Salah satu siswa yang dinyatakan lulus adalah Kajamoedin dari (Hoeta) Rimbaroe,
Residententi Tapanoeli.

De Sumatra post, 19-04-1899 (Gemeentefonds): ‘Pertemuan diadakan 30 Maret
1899 di rumah Presiden, dilaporkan anggaran tahun 1898 sebesar f18.700 telah
membengkak sebesar f2.500. Anggaran ini telah digunakan untuk pembangunan
gorong-gorong, drainase…inisiatif swasta sangat diharapkan…pembangunan pasokan
air, melalui filter pasir disaring air sungai yang akan dipompa ke reservoir
tinggi…penerangan jalan oleh perusahaan listrik Medan…Presiden
menginformasikan niat anggota Tjong A Fie untuk menyumbangkan taman kota antara
kantor hoofdmantri dengan jembatan di atas sungai Deli dekat penjara polisi’.
Hoetarimbaroe adalah salah satu kampong yang masuk
dalam kota besar Padang Sidempoean (Afdeeling Padang Sidempoean). Kota Padang
Sidempoean adalah kota besar. Sementara itu, kota Medan yang sedang tumbuh berada
di kawasan perkebunan yang merupakan gabungan kampong Medan Poetri dan kampong
Kesawan.

Medan disebut kota kecil karena kota hanya berpusat di area kebun Deli
Mij yang berada di antara kampong Medan Poetri di seberang sungai dengan
kampong Kesawan. Kampong Medan Poetri adalah perkampongan pribumi, kampong Kesawan
merupakan tempat dimana terdapat pasar yang mana terdapat banyak pedagang Cina.
Kampong Medan Poetri dijadikan sebagai onderafdeeling Medan pada tahun 1875
dimana Controleur ditempatkan, sementara Asisten Residen di Laboehan. Tahun 1879
Medan dijadikan ibu kota Afdeeling Medan (menggantikan Laboehan), Pada tahun 1879
di kota Padang Sidempoean sudah ada sekolah guru (kweekschool), sudah ada
sekolah Eropa (ELS) dan Padang Sidempoean sendiri adalah ibu kota Residentie
Tapanoeli. Pada tahun 1885 di Medan belum ada sekolah dasar untuk Eropa/Belanda
bahkan menjadi salah isu dalam tinjauan surat kabar Deli Courant yang belum
lama terbit (lihat Deli courant, 25-07-1885). Dicatat sekolah ELS di Padang
Sidempoean memiliki siswa 12 siswa. Pada tahun 1887, kota Medan ditingkatkan
menjadi ibu kota Residentie Oostkust van Sumatra (menggantikan kota Bengkalis).
Sejak ini kota Medan cepat tumbuh sebagai pusat perkebunan dimana para planter
banyak lalu lalang yang kebunnya berada di Langkat dan Serdang. Hingga tahun
1899 belum ada sekolah dasar pemerintah untuk pribumi di Medan. Sementara di
afdeeling Padang Sidempoean (sebelumnya bernama Afd Angkola Mandailing)
terdapat 13 sekolah dimana di kota Padang Sidempoean terdapat tiga buah (salah
diantaranya didirikan tahun 1858).
Lantas apa hubungannya guru Kajamoedin Harahap gelar
Radja Goenoeng dengan kota Medan? Tentu saya tidak hanya sekadar untuk
menggambarkan bahwa Radja Goenoeng berasal dari kota besar (Padang Sidempoean),
tetapi juga bagaimana orang Padang Sidempoean telah banyak yang migrasi ke kota
Medan. Pada tahun 1900 yang menjadi kepala kampong (kamponghoofd) di kampong
Kesawan, kota Medan adalah Sjech Ibrahim kelahiran Angkola Mandailing.

Mohamad Yacub gelar Sjech Ibrahim pada tahun 1875
merantai ke pantai timur Sumatra dan diangkat sebagai penulis di kerajaan
Serdang. Setelah cukup lama di Serdang, Mohamad Yacub berangkat haji ke Mekkah.
Sepulang dari Mekah, bermukim di kota Medan. Di kota yang sedang tumbuh inilah
haji Mohamad Yacub berdagan di (pasar) Kesawan yang kemudian dia lebih dikenal
sebagai Sjech Ibrahim. Pada saat kota Medan tahun 1887 dijadikan sebagai ibu
kota Residentie, seorang djaksa terkenal di Residentie Tapanoeli yang tigas
terakhir di onderafdeeling Sipirok (afd Padang Sidempoean) dipindahkan ke
Medan. Djaksa tersebut bernama Soetan Goenoeng Toea (kakek dari Mr Amir Sjarifoeddin
Harahap, Perdana Menteri RI kedua).
Kajamoedin Harahap gelar Radja Goenoeng sebagai guru
di wilayah Residentie Tapanoeli, terbilang sukses dan inovatif, diakui
pemerintah, yang kemudian diangkat pemerintah sebagai pengawas pendidikan di
Residentie Oostkust van Sumatra. Kajamoedin Harahap gelar Radja Goenoeng jelas
orang baru di Medan, tetapi reputasinya sudah tersiar luas di Medan. Pada masa
pemilihat anggota Gemeenteraad medan tahun 1918 nama Kajamoedin masuk nominasi (lihat
De Sumatra post, 16-07-1918).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Seorang Guru Tetaplah Guru: Mencerdaskan Bangsa dari Ruang
Kelas hingga Ruang Sidang
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah–agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

, Terimakasih telah mengunjungi Dului.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Aopok.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com, pasang iklan gratis Iklans.com dan join di komunitas Topoin.com.